Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search
Journal : Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar)

Review Penentuan Residence Time Partikel pada Perairan Wahyuni, Dwi Sukma Wahyuni; Kisnarti, Engki A Kisnarti
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 5 No 2 (2023): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v5i2.68

Abstract

Residence time is the length of time a particle lives in water. Particle movement can be analyzed by using current circulation parameter. This research study aims to determine and describe the length of time the particles stay in the waters. The models used to determine particle movement are hydrodynamic numerical models, especially the Lagrange Finite Volume Coastal Ocean Model (FVCOM) and CRT (Coastal Residense Time) models. In describing the movement of particles modeled using Mike 21 FM. The results from the CRT model with high resolution have a smaller error value, compared to using the FVCOM model. The characteristics of the CRT itself use a logarithmic method so that it has the same grid to determine the length of residence time of the particles.
Review Potensi Siklon Tropis yang Menyebabkan Banjir Pantai Ni Made Praptiwi Rahayu; Engki A. Kisnarti
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 5 No 2 (2023): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v5i2.72

Abstract

Tropical cyclones can also be said to be large storm systems that occur every year. The pressure difference that occurs from vortex circulation activity causes tropical cyclones to form in waters close to the equator. Tropical cyclones are one of the triggers for hydrometeorological disasters. The impact of tropical cyclones can be felt in Indonesia, both directly (flash floods) and indirectly (lower temperatures) when far from the source of tropical cyclones. To be able to determine the movement of tropical cyclone Paddy, this was done using the satellite image observation method, namely the Himawari-8 satellite. Tropical cyclones can also be measured by comparing several models, to predict tropical cyclones. This model helps to predict in order to minimize the impact of tropical cyclones which can cause coastal flooding. This data can be processed with a first order model because it is more stable. Therefore, satellite imagery can be used to see, understand and analyze the movement of tropical cyclones.
Analisis Polimer dan Distribusi Mikroplastik Pada Sedimen dan Air Laut WIke Aulia Firnanda; Engki A. Kisnarti; Ima Nurmalia Permatasari
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 6 No 2 (2024): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v6i2.85

Abstract

Limbah plastik, khususnya mikroplastik, telah menjadi masalah lingkungan yang serius dan mengancam keseimbangan ekosistem laut secara global. Sekitar 80% sampah laut berasal dari aktivitas daratan, terutama di kawasan pesisir yang padat aktivitas manusia dan pariwisata. Studi ini menyoroti pencemaran mikroplastik di zona intertidal Pantai Kebagu dan Pantai ODEC, Sabah, Malaysia, serta pesisir selatan Laut Kaspia, Iran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pantai Kebagu memiliki kelimpahan plastik lebih tinggi (28,7 g) dibanding Pantai ODEC (13,4 g), didominasi oleh polypropylene (PP) dan polyethylene (PE). Di Laut Kaspia, mikroplastik terdeteksi dalam sedimen dengan konsentrasi 25-330 partikel per kilogram, yang didominasi serat plastik polistirena (PS) dan polietilena (PE). Mikroplastik ini berpotensi mengganggu kesehatan biota laut dan merusak rantai makanan karena sifatnya yang sulit terurai dan kemampuannya mengakumulasi Polutan Organik Persisten (POPs). Dengan meningkatnya aktivitas manusia dan polusi plastik, perlu adanya upaya deteksi yang lebih baik, seperti menggunakan teknik FTIR (Fourier Transform Infrared Spectroscopy) dan spektroskopi mikro-Raman, untuk memahami komposisi dan dampak mikroplastik terhadap ekosistem. Penelitian ini menekankan perlunya pengelolaan sampah yang lebih efektif untuk menjaga keberlanjutan lingkungan laut.     
Pengaruh Perubahan Temperatur dan Nutrisi Terhadap Kelimpahan Fitoplankton Marcy V. Anggraini; Ima Nurmalia Permatasari; Engki A Kisnarti
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 6 No 1 (2024): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v6i1.87

Abstract

Fitoplankton secara ekologis mempunyai fungsi penting sebagai produsen primer yang sering dijadikan sebagai indikator kesuburan suatu perairan dan secara global merupakan salah satu organisme yang menyumbang hampir 50 % fotosintesis di seluruh dunia.  Selain penting dalam ekosistem global, keberadaan fitoplankton bergantung pada ketersedian nutrien yang cukup. Perubahan temperatur seperti pemanasan iklim global dan curah hujan yang tinggi dapat meningkatkan aliran masuk dan keluar, kenaikan muka air, dan mengubah lapisan campuran yang berdampak pada ketersediaan cahaya dan nutrisi sehingga berdampak pada gugus fungsi dan kelimpahan fitoplankton. Berdasarkan review beberapa penelitian, diperoleh bukti bahwa temperatur dan ketersediaan nutrisi memiliki pera signifikan dalam menentukan kelimpahan fitoplankton diberbagai ekosistem. Sebagai contoh, penelitian di Samudra Atlantik menunjukkan bahwa peningkatan nutrisi berkontribusi signifikan pada biomassa fitoplankton, sementara analisis di Danau Babagoya, Ethiopia, dan Sungai Kanal Utara, China memperlihatkan pentingnya pendekatan indeks ekologis seperti Shannon-Weaver dan Functional Group untuk mengidentifikasi dampak lingkungan. Metode ini menunjukkan efektifitas dalam menganalisis dampak perubahan lingkungan pada komunitas fitoplankton. Penelitian ini memberikan rekomendasi untuk pendekatan Phytoplankton Functional Group (PFG) sebagai indikator dampak lingkungan dan perubahan antropogenik. Pengembangan metode standar berbasis analisis indeks ini diperlukan untuk mendukung pengelolaan ekosistem akuatik secara berkelanjutan.    
Sirkulasi Termohalin Global: Tinjauan terhadap Penelitian Terkini dan Implikasinya Engki A Kisnarti; Faizah Zasi Fidhini; Ima Nurmalia Permatasari
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 7 No 1 (2025): April
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v7i1.90

Abstract

Sirkulasi termohalin global merupakan fenomena penting yang berpengaruh pada iklim dan transportasi energi di lautan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perbedaan salinitas dan temperatur terhadap dinamika arus laut. Metode yang digunakan mencakup model sirkulasi umum laut, analisis sedimen sapropel, dan penelitian difusi vertikal, dengan pengumpulan data dari berbagai sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa energi kinetik angin menyuplai sekitar 778 GW, di mana 80% diubah menjadi energi potensial gravitasi, terutama di Samudra Antarktika. Selain itu, perubahan salinitas dan temperatur selama periode Messinian di Laut Mediterania menyebabkan deoksigenasi yang berdampak pada produktivitas primer. Temuan menunjukkan peningkatan salinitas di zona minimum serta anomali positif dalam salinitas dan temperatur antara kedalaman 600–1200 dbar. Penelitian ini menekankan pentingnya sirkulasi termohalin dalam pengaturan iklim global dan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami dampak perubahan iklim terhadap sistem laut.
Dampak Upwelling terhadap Zona Potensial Penangkapan Ikan (ZPPI) Giantoro Saputra; Ima Nurmalia Permatasari; Engki A Kisnarti
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 6 No 2 (2024): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v6i2.92

Abstract

Fenomena upwelling yang membawa air dingin dan kaya nutrisi ke permukaan laut berperan penting meningkatkan produktivitas primer perairan, mendukung pertumbuhan fitoplankton sebagai dasar rantai makanan. Proses ini berkaitan dengan kemunculan thermal front, zona pertemuan dua massa air dengan temperatur berbeda,  yang berkontribusi pada produktivitas primer dan distribusi ikan sehingga menarik perhatian ikan pelagis seperti tuna dan cakalang yang bergantung pada ketersediaan makanan yang melimpah. Oleh karena itu pemahaman mengenai dinamika upwelling dan thermal front sangat penting untuk penentuan Zonasi Potensial Penangkapan Ikan (ZPPI). Metode yang digunakan mencakup analisis data citra satelit SNPP-VIIRS dan Aqua-MODIS untuk mendeteksi thermal front menggunakan algoritma Single Image Edge Detection (SIED), serta pengolahan data klorofil-a dan Catch per Unit Effort (CpUE) dengan model Habitat Suitability Index (HSI) dan Generalized Additive Model (GAM). Tujuan dari review ini adalah mengkaji metode efektif yang digunakan untuk menentukan hubungan antara fenomena Upwelling dan Thermal front dalam penentuan sebaran zonasi penangkapan ikan di perairan.  
Kajian Efektivitas HEC-RAS dalam Simulasi Banjir Pesisir. Beatrice Angelica Hutabarat; Ima Nurmalia Permatasari; Engki A Kisnarti
Jurnal Riset Kelautan Tropis (Journal Of Tropical Marine Research) (J-Tropimar) Vol 6 No 2 (2024): November
Publisher : Universitas Hang Tuah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30649/jrkt.v6i2.93

Abstract

Banjir merupakan salah satu bencana hidrologis paling umum, berdampak pada pengelolaan sumber daya air, ekosistem, ekonomi, dan lingkungan. Banjir pesisir terjadi ketika air laut menggenangi wilayah daratan di dekat pantai, yang dipicu oleh fenomena seperti banjir pasang surut (rob), gelombang badai, serta limpasan akibat curah hujan tinggi dan gelombang ekstrem. Beberapa faktor utama penyebabnya meliputi curah hujan, perubahan iklim, penurunan muka tanah, serta kondisi pasang surut dan sungai. Wilayah yang rentan terhadap banjir pesisir memiliki karakteristik beragam. Sebagai contoh, Sungai Bronx Watershed, New York City, menghadapi risiko dari limpasan hujan akibat sistem drainase yang kurang memadai. Daerah Bangladesh, estuari Sungai Jamuna rentan terhadap banjir musiman ekstrem selama musim hujan akibat curah hujan tinggi dan pengelolaan sungai yang tidak efisien. Sementara itu, di Indonesia, wilayah pesisir seperti Tabanio, Kalimantan Selatan, rentan terhadap kombinasi banjir rob dan limpasan sungai karena topografi rendah, curah hujan tinggi, dan minimnya pengelolaan air yang efektif. Pemodelan hidrologis memainkan peran kunci dalam memahami dinamika banjir pesisir. Model seperti HEC-RAS dan DELFT3D membantu memvisualisasikan pola genangan, mengevaluasi risiko, dan merancang kebijakan mitigasi yang lebih efektif. Model ini mengandalkan berbagai data input seperti topografi, batimetri, pasang surut, curah hujan, debit sungai, dan parameter gelombang laut.