Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh Lama Waktu Pengeringan Pembuatan Teh Herbal Daun Gaharu Jenis Aquilaria malaccensis Devi; Ismoyojati, Roni; Astutik, Dewi; Tinduh, Yulio Kristian
BIOFOODTECH : Journal of Bioenergy and Food Technology Vol. 2 No. 02 (2023): Desember
Publisher : Program Studi Teknologi Hasil Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55180/biofoodtech.v2i02.1017

Abstract

Research aims to find out the potential use of agarwood leaves as a beverage product of agarwood leaf tea. Agarwood leaves h Research aims to find out the potential use of agarwood leaves as a beverage product of agarwood leaf tea. Agarwood leaves have not been processed and utilized by the community to the maximum because of the lack of knowledge and technical guidance on processing agarwood leaves. This research is carried out by preparing tools and materials, then conducting a selection of agarwood leaves, agarwood leaves that have been selected and selected are washed with running water, and then twisted until the wind dry. After twisting, drying is carried out with a temperature variation of 30 ºC for 6 days, 40 ºC for 4 days and 50 ºC 2 days. After drying with the treatment of variations in the temperature of agarwood leaves, it is done to reduce the size using a blender and then sifting is carried out so as to produce tea powder. The tea powder that was applied was carried out water content analysis, organoleptic tests, phytochemical tests and Tannins. The results of the observations made are the lowest water content of agarwood leaf tea is best at 500C treatment for 2 Days and panelists' favorability level for agarwood tea (Aquilaria malaccensis) is on a scale of 3-4 which is quite likeable to like, where panelists prefer tea from agarwood leaves with a temperature treatment of 50­ ºC for 2 days.   ave not been processed and utilized by the community to the maximum because of the lack of knowledge and technical guidance on processing agarwood leaves. This research is carried out by preparing tools and materials, then conducting a selection of agarwood leaves, agarwood leaves that have been selected and selected are washed with running water, and then twisted until the wind dry. After twisting, drying is carried out with a temperature variation of 30 ºC for 6 days, 40 ºC for 4 days and 50 ºC 2 days. After drying with the treatment of variations in the temperature of agarwood leaves, it is done to reduce the size using a blender and then sifting is carried out so as to produce tea powder. The tea powder that was applied was carried out water content analysis, organoleptic tests, phytochemical tests and Tannins. The results of the observations made are the lowest water content of agarwood leaf tea is best at 500C treatment for 2 Days and panelists' favorability level for agarwood tea (Aquilaria malaccensis Lamk) is on a scale of 3-4 which is quite likeable to like, where panelists prefer tea from agarwood leaves with a temperature treatment of 50­ ºC for 2 days.
Sosialisasi Best Management Practice (BMP) Kelapa Sawit di BUMDes Berkah Mulya Jaya Kabupaten Lamandau Ikhsan, Nur; Ismoyojati, Roni; Tinduh, Yulio Kristian; Setiawan, Ihda Andrey Yanuar
Jurnal Pengabdian Masyarakat Bangsa Vol. 3 No. 2 (2025): April
Publisher : Amirul Bangun Bangsa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59837/jpmba.v3i2.2215

Abstract

Best Management Practice (BMP) kelapa sawit sangat berperan penting dalam keberlanjutan sistem budidaya yang berkitan erat dengan dampak lingkungan. Kegiatan budidaya kelapa sawit yang baik akan menghasilkan hasil yang selaras tanpa merusak lingkungan. Kegiatan PkM ini dilaksanakan di BUMDes Berkah Mulya Jaya pada bulan April 2025. Metode yang digunakan yaitu: 1). Tahap Persiapan dengan mempersiapkan kelengkapan selama kegiatan berlangsung; 2). Tahap Pelaksanaan dengan ceramah dan diskusi oleh pemateri dan peserta; 3). Tahap Evaluasi setelah acara selesai dilaksanakan dengan memberikan formulir pertanyaan. Hasil kegiatan ini dapat dikatakan berjalan dengan baik dan peserta meminta untuk di tahun-tahun yang akan datang tetap dilaksanakan kegiatan PkM semacam ini. Peserta PkM merasakan dampak yang luar biasa dengan bertambahnya ilmu pengetahuan sehingga menambah literasi bagi para petani.
Pembuatan Kertas Seni Berbahan Baku Kertas Bekas, Gulma Perkebunan dan Limbah Pertanian Melalui Proses Delignifikasi Sederhana Ratnasari, Ika Fitriana Dyah; Tinduh, Yulio Kristian; Nisfimawardah, Lailatun; Febriansyah, Ilham
BERNAS: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 6 No. 3 (2025)
Publisher : Universitas Majalengka

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31949/jb.v6i3.13415

Abstract

Permintaan kertas dalam dan luar negeri terus mengalami peningkatan. Peningkatan permintaan kertas tersebut berimplikasi pada ketersediaan bahan baku yakni kayu. Upaya pemenuhan kebutuhan kertas dengan bahan kayu memiliki dampak pada laju deforestasi. Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah dengan memanfaatkan kertas bekas untuk didaur ulang dan pemanfaatan biomassa gulma perkebunan dan beberapa limbah pertanian sebagai bahan baku pembuatan pulp dan kertas. Pemanfaatan kertas bekas, gulma, dan limbah pertanian tentu akan menambah nilai tambah dari beberapa aspek seperti aspek ekonomi dan aspek lingkungan. Pembuatan kertas seni dengan menggunakan kertas bekas, gulma, dan limbah pertanian memiliki beberapa metode hingga menghasilkan pulp dan kertas. Metode yang tepat dapat meningkatkan kualitas kertas yang dihasilkan dan meminimalkan dampak lingkungan yang disebabkan oleh produksi kertas tersebut. Edukasi dalam pembuatan kertas dari kertas bekas, gulma, dan limbah pertanian perlu dilakukan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat secara umum mengenai metode yang dipakai dalam pembuatan kertas dari bahan-bahan tersebut. Selain itu, kegiatan ini dapat memberikan dampak yang baik bagi lingkungan melalui pengelolaan limbah pertanian dan pemanfaatan gulma perkebunan yang dimana gulma merupakan pengganggu tanaman yang keberadaanya di lahan budidaya merugikan tanaman utama. Kata Kunci : kertas daur ulang, gulma, limbah pertanian, kertas seni
Optimalisasi pemupukan: sosialisasi best management practice bagi petani binaan RSPO BUM Desa Berkah Mulya Jaya, Kabupaten Lamandau Setiawan, Ihda Andrey Yanuar; Tinduh, Yulio Kristian; Ikhsan, Nur
SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan Vol 9, No 3 (2025): May
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jpmb.v9i3.30842

Abstract

Abstrak Perkebunan kelapa sawit merupakan sektor utama yang menopang perekonomian masyarakat Kabupaten Lamandau. Namun, pengelolaan yang kurang memperhatikan aspek keberlanjutan, terutama oleh petani mandiri, berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan, seperti penurunan kesuburan tanah. Untuk menjawab tantangan tersebut, Badan Usaha Milik Desa Berkah Mulya Jaya, yang telah menjadi anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), memfasilitasi peningkatan kapasitas anggota petani baru melalui penerapan Best Management Practice (BMP). Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh tim Politeknik Lamandau dengan tema sosialisasi pemupukan berkelanjutan berbasis RSPO. Kegiatan dilakukan dalam empat tahap, yaitu persiapan, identifikasi kebutuhan, penyampaian materi dan diskusi interaktif, serta evaluasi kegiatan. Materi berfokus pada prinsip pemupukan yang ramah lingkungan, efisien, dan sesuai dengan standar RSPO. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa para petani binaan mengalami peningkatan pemahaman dan kesadaran terhadap praktik pemupukan yang berkelanjutan. Respons positif dari peserta dan pengurus BUM Desa menunjukkan bahwa kegiatan ini memberikan kontribusi nyata dan membuka peluang kerja sama jangka panjang antara BUM Desa Berkah Mulya Jaya dan institusi pendidikan dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Kata kunci: Pemupukan; best management practice; RSPO; BUM Desa Berkah Mulya Jaya Abstract Oil palm plantations serve as a key economic driver for communities in Lamandau Regency. However, poor management practices, especially among independent farmers, have raised environmental concerns such as soil fertility decline. To address this, Badan Usaha Milik Desa Berkah Mulya Jaya, a registered member of the Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), facilitates the adoption of sustainable farming practices through the implementation of Best Management Practices (BMP). This community service activity, conducted by the Politeknik Lamandau team, focused on the dissemination of sustainable fertilization methods aligned with RSPO standards. The program was carried out in four stages: preparation, needs identification, knowledge delivery through presentations and interactive discussions, and evaluation. The material emphasized environmentally friendly fertilization techniques that are both efficient and practical for farmers. The results showed a significant improvement in farmers’ understanding and awareness of sustainable fertilization practices. Positive responses from participants and BUM Desa officials indicate that the activity had a tangible impact and holds potential for long-term collaboration between BUM Desa Berkah Mulya Jaya and academic institutions in promoting sustainable agriculture. Keywords: fertilization; best management practice; RSPO; BUM Desa Berkah Mulya Jaya