Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

THE EFFECT OF DIABETES SELF MANAGEMENT EDUCATION (DSME) ON SELF EFFICACY IN TYPE II DIABETES MELLITUS PATIENTS Subkhan, Mohammad; Firman, Firman; Agustiningsih, Ida
Nurse and Health: Jurnal Keperawatan Vol 13 No 1 (2024): Nurse and Health: Jurnal Keperawatan
Publisher : Institute for Research and Community Service of Health Polytechnic of Kerta Cendekia, Sidoarjo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36720/nhjk.v13i1.651

Abstract

Background: Diabetes mellitus (DM) is a health problem in the world. Currently, the number of DM cases globally has reached 537 million people, and Indonesia ranks fifth highest in the world. Low knowledge and dietary compliance are a problem that continues to contribute to new cases and relapses of old cases characterized by uncontrolled increases in blood sugar. This is caused by low self-efficacy which is characterized by feelings of hopelessness. Objectives: The aim of this research was to determine the effect of Diabetes Self-Management Education (DSME) on self-efficacy in type II Diabetes Mellitus patients. Methods: This study used a Quasy-experimental design, with a pretest posttest equivalent control group design, the sample size was 68 type II DM patients, consisting of 34 intervention groups and 34 control groups. Self-efficacy data was collected using the DMSES (Diabetes Management Self Efficacy Scale) questionnaire. Univariate analysis was used to describe the frequency distribution of respondents, mean, median and standard deviation. Next, bivariate analysis used the Wilcoxon test. Results: There was a significant difference in the difference in mean value self-efficacy between before and after intervention with p-value 0.000 < 0.05. Conclusion: Diabetes Management Self Efficacy Scale is effective increase self-efficacy. Thus, DSME can be an alternative intervention to overcome problems and prevent complications in DM patients.
PENGARUH KARAKTERISTIK PENGGUNA JASA PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP PERSEPSI MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT Agustiningsih, Ida; Andriani, Ririn
Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan Vol. 3 No. 5 (2024): Volume 3, Nomor 5, Oktober 2024
Publisher : STIKES Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/pipk.v3i5.390

Abstract

Pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah pelayanan kesehatan yang peduli dan terpusat pada kebutuhan, harapan, serta niai-nilai pelanggan sebagai titik tolak penyediaan pelayanan kesehatan dan menjadi persyaratan yang harus dapat dipenuhi agar dapat memberikan kepuasan kepada masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan, harus mampu memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu kepada setiap pengguna jasa pelayanan kesehatan. Ketika kondisi ini terjadi, maka secara tidak langsung persepsi mutu pelayanan kesehatan yang dimiliki oleh pengguna jasa pelayanan kesehatan juga akan mengalami peningkatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh karakteristik pengguna jasa pelayanan kesehatan terhadap persepsi mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang Sidoarjo. Desain penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Pengumpulan data penelitian dilakukan menggunakan survei analitik. Variabel dalam penelitian ini adalah karakteristik pengguna jasa pelayanan kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan rumah sakit. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik berganda. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwasanya usia pengguna jasa pelayanan kesehatan (p value; 0,023), jenis kelamin pengguna jasa pelayanan kesehatan (p value; 0,039), kepesertaan jaminan kesehatan pengguna jasa pelayanan kesehatan (p value; 0,019), dan aktivitas pekerjaan pengguna jasa pelayanan kesehatan (p value; 0,021) memiliki pengaruh terhadap persepsi mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang Sidoarjo. Mutu pelayanan kesehatan yang ditampilkan oleh petugas kesehatan dan petugas non kesehatan di rumah sakit, pada dasarnya mencerminkan kualitas pelayanan yang dimiliki oleh rumah sakit. Semakin tinggi kualitas pelayanan yang dimiliki oleh rumah sakit, maka secara tidak langsung persepsi positif akan terbangun pada setiap pengguna jasa pelayanan kesehatan rumah sakit itu sendiri
TRANSFER IPTEK PENTINGNYA PENERAPAN HAND HYGIENE SAAT BERADA DI LINGKUNGAN RUMAH SAKIT Agustiningsih, Ida; Afifah, Zenni
Jurnal Bhakti Civitas Akademika Vol. 8 No. 1 (2025): Volume VIII, Nomor 1, Januari 2025
Publisher : Akademi Keperawatan Dian Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/jbca.v8i1.394

Abstract

Infeksi nosokomial merupakan infeksi yang kerap terjadi dirumah sakit yang diakibatkan karena terjadinya transmisi bakteri. Pengunjung rumah sakit yang tidak mengindahkan mengenai pentingnya penerapan hand hygiene baik menggunakan sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer, memiliki potensi lebih tinggi untuk menjadi sarana transmisi beberapa bakteri penyebab infeksi nosokomial di rumah sakit. Salah satu upaya untuk mencegah terjadinya hal ini adalah dengan menganjurkan setiap pengunjung rumah sakit untuk melakukan hand hygiene sebelum memasuki ruang perawatan pasien. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk melakukan transfer IPTEK kepada pengunjung rumah sakit mengenai manfaat dan cara melakukan hand hygiene menggunakan hand sanitizer yang benar. Asas yang mendasari pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah asas edukatif. Masyarakat sasaran kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah pengunjung pasien di Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang Sidoarjo. Pendekatan pelaksanaan kegiatan menggunakan pendekatan edukatif. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilakukan pada bulan Oktober 2024. Materi disampaikan menggunakan metode ceramah, praktik dan tanya jawab. Dari hasil analisis pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang Sidoarjo, terjadi peningkatan jumlah peserta kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang memiliki pengetahuan baik yang semula sebanyak 12 peserta meningkat menjadi 21 peserta, peserta kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang memiliki pengetahuan cukup yang semula sebanyak 72 peserta meningkat menjadi 79 peserta, dan untuk peserta kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang memiliki pengetahuan kurang yang semula sebanyak 20 peserta turun menjadi 4 peserta. Hasil ini secara tidak langsung menunjukkan adanya perubahan pengetahuan yang dimiliki oleh peserta kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Rumah Sakit Siti Khodijah Muhammadiyah Cabang Sepanjang Sidoarjo tentang hand hygiene.
Studi Fenomenologi Tantangan dan Solusi Kreatif Perawat Case Manager dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pasien di Rumah Sakit Agustin Faidhatul Ulfa, Widya; Agustin, Ratna; Agustiningsih, Ida
Indonesian Academia Health Sciences Journal Vol 5 No 2 (2024): INDONESIAN ACADEMIA HEALTH SCIENCES JOURNAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/inahes.v5i2.25538

Abstract

Background: One of the service models to maintain the quality of service in the Hospital is case management, driven by the Case Manager who is generally responsible for the coordination and continuity of patient services. However, over time, the Case Manager profession has not been optimal in implementing its roles and functions, causing problems in services, namely lack of continuity of service, ineffective management of patient flow, and lack of efficiency of service costs that affect the quality of service. The purpose of this study is to describe the Case Manager's strategy in implementing its role and function to improve the quality of service at Siti Khodijah Sepanjang Hospital. Methods: The type of qualitative research with a phenomenological approach, the number of Case Manager and PPA informants is 6, data is obtained through in-depth interviews, observation and documentation. Results: The Based on the research results, 6 themes were obtained, namely qualifications, role and function implementation strategies, completeness of documents, readiness of reporting systems, quality of service, and obstacles. The implementation of the role and function of the Case Manager has been running well but has not been optimal because there are still obstacles, namely the adequacy of the number of Case Manager HR, multi-roles, and patient complaints. The strategy carried out by the Case Manager is to collaborate with patients and families and coordinate with the head of the room, unit team, related DPJP so that the Case Manager can monitor the patients they manage, and coordinate with casemix for financing. Conclusion: Case Manager's strategy in implementing its roles and functions is important in helping to improve the quality of service. The dominant roles and functions are the cost control role and the service coordination function
PENGGUNAAN QR CODE DALAM AKSES DAN PELAYANAN KESEHATAN GUNA PENCAPAIAN TARGET PATIENT SAFETY; LITERATUR REVIEW Agustiningsih, Ida; Wijayanti, Endry
Pengembangan Ilmu dan Praktik Kesehatan Vol. 4 No. 2 (2025): Volume 4, Nomor 2, April 2025
Publisher : STIKES Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/pipk.v4i2.456

Abstract

Keselamatan pasien (patient safety) merupakan indikator utama dalam sistem pelayanan kesehatan yang berkualitas. Seiring berkembangnya teknologi digital, inovasi seperti penggunaan QR Code mulai diterapkan dalam berbagai aspek pelayanan kesehatan sebagai strategi untuk meningkatkan efisiensi, akurasi, dan keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji secara komprehensif penggunaan QR Code dalam akses dan pelayanan kesehatan serta dampaknya terhadap pencapaian target patient safety melalui pendekatan literatur review. Metode yang digunakan adalah tinjauan pustaka sistematis terhadap artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam kurun waktu 2014–2024 dan diambil dari basis data terpercaya seperti PubMed, Scopus, ScienceDirect, dan Google Scholar. Dari total 6.525 artikel yang diseleksi, 10 di antaranya memenuhi kriteria inklusi dan dianalisis secara kualitatif. Hasil kajian menunjukkan bahwa QR Code dapat digunakan dalam beberapa aspek penting, seperti registrasi pasien, identifikasi pasien, peresepan obat oleh dokter, akses rekam medis, manajemen logistik farmasi, serta penjadwalan kontrol pasien. Implementasi QR Code terbukti mampu menurunkan kesalahan pemberian obat, mengurangi duplikasi data, mempercepat proses administrasi, dan meningkatkan partisipasi pasien dalam pengambilan keputusan. Meskipun memberikan manfaat signifikan, tantangan seperti keamanan data, literasi digital tenaga kesehatan, dan keterbatasan infrastruktur masih menjadi hambatan dalam penerapannya. Kesimpulan dari kajian ini menunjukkan bahwa QR Code merupakan solusi inovatif yang berpotensi besar dalam mendukung tercapainya target patient safety jika didukung oleh kebijakan dan sistem yang terintegrasi
PENINGKATAN PENGETAHUAN IBU BAYI MENGENAI CARA MENYUSUI YANG BENAR UNTUK PENINGKATAN KEBERHASILAN MENYUSUI SECARA EKSKLUSIF Agustiningsih, Ida; Winarsih, Sutik
Masyarakat Mandiri dan Berdaya Vol. 4 No. 2 (2025): Volume 4, Nomor 2, April 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/mbm.v4i2.472

Abstract

Tingkat pengetahuan yang kurang pada ibu hamil terkait cara menyusui yang benar menjadi salah satu hambatan utama dalam keberhasilan pemberian ASI eksklusif. Banyak ibu hamil belum memahami teknik dasar menyusui, seperti posisi dan perlekatan yang tepat, tanda-tanda bayi cukup ASI, serta pentingnya inisiasi menyusu dini (IMD). Ketidaktahuan ini sering kali membuat ibu merasa ragu atau tidak percaya diri untuk menyusui, bahkan ada yang memilih memberikan susu formula lebih awal karena menganggap ASI-nya tidak mencukupi. Kurangnya akses terhadap informasi yang akurat, rendahnya partisipasi dalam kelas ibu hamil, serta minimnya bimbingan dari tenaga kesehatan selama masa kehamilan turut memperparah kondisi ini. Oleh karena itu, peningkatan pengetahuan ibu hamil melalui edukasi yang terstruktur dan berkelanjutan sangat penting untuk mendukung keberhasilan menyusui secara eksklusif. PKM ini dilakukan menggunakan metode edukasi. Materi disampaikan kepada peserta kegiatan melalui kegiatan ceramah dan tanya jawab. Evaluasi kegiatan dilakukan secara sumatif. Dari hasil analisis evaluasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan didapatkan pengetahuan baik yang dimiliki peserta kegiatan PKM yang semula hanya sebanyak 1 peserta (4,8%) naik menjadi 5 peserta (23,8%), pengetahuan cukup yang dimiliki peserta kegiatan PKM yang semula hanya sebanyak 8 peserta (38,1%) naik menjadi 12 peserta (57,1%), dan pengetahuan kurang yang dimiliki peserta kegiatan PKM yang semula sebanyak 12 peserta (57,1%) turun menjadi 4 peserta (19,0%). Upaya meningkatkan keberhasilan capaian ASI eksklusif dan menyusui dini dapat dilakukan melalui kegiatan edukasi dan sosialisasi yang terarah kepada ibu hamil mengenai cara menyusui yang benar. Edukasi ini bertujuan untuk membekali ibu dengan pengetahuan dan keterampilan dasar, seperti teknik perlekatan mulut bayi, posisi menyusui yang tepat, serta pentingnya inisiasi menyusu dini (IMD) dalam satu jam pertama setelah lahir. Dengan memberikan informasi yang akurat dan mudah dipahami, ibu hamil akan lebih siap secara mental dan teknis dalam menyusui bayinya sejak lahir, sehingga peluang keberhasilan ASI eksklusif selama enam bulan pertama akan meningkat secara signifikan
TRANSFER IPTEK PENTINGNYA INFORMED CONSENT SEBAGAI PERLINDUNGAN HUKUM TENAGA KESEHATAN Yulianto, Yulianto; Cahyono, Eko Agus; Agustiningsih, Ida
Masyarakat Mandiri dan Berdaya Vol. 4 No. 2 (2025): Volume 4, Nomor 2, April 2025
Publisher : LPPM Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Dian Husada Mojokerto

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56586/mbm.v4i2.485

Abstract

Permasalahan informed consent pada pelayanan kesehatan di Indonesia yang melibatkan perawat dan pasien sering kali disebabkan oleh kurangnya pemahaman perawat terhadap kewajiban menjelaskan tindakan keperawatan secara jelas dan etis kepada pasien. Banyak perawat belum sepenuhnya menjalankan peran edukatifnya, sementara pasien, terutama dengan latar belakang pendidikan rendah, sering kesulitan memahami informasi medis yang diberikan. Hal ini menyebabkan proses informed consent tidak berjalan sebagaimana mestinya, sehingga pasien menandatangani persetujuan tanpa benar-benar mengerti isi dan risikonya, yang dapat menimbulkan masalah etis maupun hukum di kemudian hari. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilakukan menggunakan metode edukasi. Materi disampaikan kepada peserta kegiatan melalui kegiatan ceramah, diskusi dan tanya jawab. Evaluasi kegiatan dilakukan secara sumatif. Dari pelaksanaan kegiatan didapatkan pengetahuan peserta tentang general concent dan informed consent sebelum dilakukan kegiatan edukasi didapatkan sebagian besar memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 36 peserta (75,0%), danpPengetahuan peserta kegiatan setelah dilakukan kegiatan edukasi didapatkan lebih dari separuh peserta memiliki pengetahuan baik yaitu sebanyak 28 peserta (58,3%). Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berfokus pada edukasi informed consent memberikan manfaat signifikan dalam meningkatkan pengetahuan peserta, khususnya tenaga kesehatan, mengenai pentingnya persetujuan tindakan medis yang sah secara hukum dan etis. Melalui sosialisasi, pelatihan, dan diskusi interaktif, peserta mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang prosedur, prinsip komunikasi efektif dengan pasien, serta tanggung jawab profesional dalam memastikan pasien benar-benar memahami tindakan yang akan diterima. Dengan meningkatnya pengetahuan ini, diharapkan peserta dapat menerapkan proses informed consent secara lebih tepat dan bertanggung jawab, sehingga meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, memperkuat perlindungan hak pasien, dan mengurangi potensi sengketa hukum di fasilitas pelayanan kesehatan
Studi Fenomenologi Tantangan dan Solusi Kreatif Perawat Case Manager dalam Meningkatkan Kualitas Pelayanan Pasien di Rumah Sakit Agustin Faidhatul Ulfa, Widya; Agustin, Ratna; Agustiningsih, Ida
Indonesian Academia Health Sciences Journal Vol 5 No 2 (2024): INDONESIAN ACADEMIA HEALTH SCIENCES JOURNAL
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/inahes.v5i2.25538

Abstract

Background: One of the service models to maintain the quality of service in the Hospital is case management, driven by the Case Manager who is generally responsible for the coordination and continuity of patient services. However, over time, the Case Manager profession has not been optimal in implementing its roles and functions, causing problems in services, namely lack of continuity of service, ineffective management of patient flow, and lack of efficiency of service costs that affect the quality of service. The purpose of this study is to describe the Case Manager's strategy in implementing its role and function to improve the quality of service at Siti Khodijah Sepanjang Hospital. Methods: The type of qualitative research with a phenomenological approach, the number of Case Manager and PPA informants is 6, data is obtained through in-depth interviews, observation and documentation. Results: The Based on the research results, 6 themes were obtained, namely qualifications, role and function implementation strategies, completeness of documents, readiness of reporting systems, quality of service, and obstacles. The implementation of the role and function of the Case Manager has been running well but has not been optimal because there are still obstacles, namely the adequacy of the number of Case Manager HR, multi-roles, and patient complaints. The strategy carried out by the Case Manager is to collaborate with patients and families and coordinate with the head of the room, unit team, related DPJP so that the Case Manager can monitor the patients they manage, and coordinate with casemix for financing. Conclusion: Case Manager's strategy in implementing its roles and functions is important in helping to improve the quality of service. The dominant roles and functions are the cost control role and the service coordination function