Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Edukasi Peningkatan Nilai Tekanan Darah dan Cara Pengolahan Teh Biji Alpukat untuk Menurunkan Nilai Tekanan Darah pada Posyandu Lansia Pudakpayung Nastiti, Nindita Sari; Sabiti, Farroh Bintang; Febrinasari , Nisa
Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat Vol 9 No 1 (2024): Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat
Publisher : Universitas Mathla'ul Anwar Banten

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30653/jppm.v9i1.651

Abstract

Hipertensi merupakan penyakit tidak menular yang ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah melebihi 140/90 mmHg. Prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia seseorang, dengan tingkat kejadian >60% pada populasi dengan usia >60 tahun. Hipertensi yang tidak ditangani dengan baik bisa meningkatkan morbiditas dan mortalitas. Selain terapi menggunakan obat – obatan yang harus dikonsumsi secara rutin, tatalaksana hipertensi bisa ditambahkan dengan terapi sediaan herbal dan modifikasi gaya hidup. Penggunaan obat yang dituntut digunakan secara rutin sering membuat pasien tidak disiplin dalam mengkonsumsi obat, terlebih pada pasien lanjut usia (lansia). Salah satu tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai penurun tekanan darah adalah biji alpukat (Persea americana Mill). Tujuan dilakukannya kegiatan pengabdian masyarakat ini yaitu untuk memberikan wawasan kepada mitra mengenai kandungan dan pemanfaatan biji alpukat untuk diolah menjadi teh sebagai terapi tambahan dalam penanganan hipertensi. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini adalah memberikan edukasi secara langsung melalui sosialisasi kepada 36 peserta Posyandu Lansia Sehat Sejahtera RW XI Kel. Pudakpayung, Kota Semarang. Hasil dari kegiatan pengabdian ini adalah bertambahnya pemahaman peserta Posyandu Lansia tentang cara penggunaan obat hipertensi dan pembuatan teh biji alpukat untuk menurunkan tekanan darah yang ditunjukkan dengan nilai sig (2-tailed) <0,05 yaitu 0,006 yang berarti terdapat perubahan pengetahuan saat pre-test dan post-test. Hypertension is a non-infectious disease characterized by an increase in blood pressure above 140/90 mmHg. Its prevalence increases with age, with an incidence rate of >60% in populations with age >60 years. Hypertension that is not treated properly can increase morbidity and mortality. In addition to therapy using drugs that must be consumed regularly, hypertension management can be added with herbal preparation therapy and lifestyle modification. The use of drugs that required to be used routinely often makes patients undisciplined in consuming drugs, especially in elderly patients. One of plants that can be utilized as blood pressure lowerers are avocado seeds (Persea americana Mill). avocado (Persea americana Mill). The purpose of this community service activity is to provide insight to regarding the content and utilization of avocado seeds to be processed into avocado seeds to be processed into tea as an additional therapy in the handling of hypertension. hypertension. The method used in this service is to provide direct education through socialization to 36 participants of Posyandu Lansia Sehat Sejahtera RW XI Kel. Pudakpayung, Semarang City. The result of this service activity is the increased understanding of the Elderly Posyandu participants about how to use hypertension drugs and make avocado seed tea to lower blood pressure as indicated by the sig value (2-tailed) <0.05, namely 0.006, which means there is a change in knowledge during the pre-test and post-test.
Evaluasi Pola dan Rasionalitas Penggunaan Antibiotik pada Pasien Neonatus di Ruang NICU dan Perinatal RSUD Banjarnegara Nastiti, Nindita Sari; Puspitasari, Ika; Nurulita, Nunuk Aries
Jurnal Kefarmasian Indonesia VOLUME 13, NOMOR 1, FEBRUARI 2023
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/jki.v13i1.5293

Abstract

Neonates are particularly susceptible to infections caused by exposure to microorganisms during labor or shortly after birth. Some neonates require treatment in the NICU and perinatal rooms because of cases of infection that require antibiotics as therapy. This study aimed to determine the pattern of antimicrobial administration, antimicrobial rationality, and its relationship to clinical outcomes. This study used a cross-sectional design with prospective data collection using the medical record of neonates in the NICU and Perinatal rooms at RSUD Banjarnegara during November 2020-January 2021. The samples in this study were all neonatal patients who received antibiotics. Evaluation of antibiotics use was carried out using the Gyssens method. Descriptive analysis was conducted to determine the description of the research sample and the antibiotics used. A total of 131 samples had normal birth weight characteristics of 71%. The single antibiotic most frequently used as amoxicillin (21 patients), and the combination antibiotic was ampicillin+gentamicin (106 patients). The results of the evaluation using the Gyssens method showed that patients received 265 antibiotics, 85.55% were in category 0, 8.75% in category IIa, 3.8% in category IIIb, and 1.9% in category IIb. Of the 131 neonates treated, 124 patients were declared improved and 7 others died. The correlation between antibiotic rationality and clinical outcomes was analyzed by Chi-square, the result of the Asymp value. Sig (2-sided) 0.138 which means there is no relationship between the two. The rationality and effectiveness of clinical outcomes of antibiotics used during the study were considered good because the number of patients who were discharged with improved conditions was much greater than those who died.
Identifikasi Penyakit Degeneratif dan Peningkatan Edukasi Pengelolaan Obat pada Lansia di Kota Semarang Nastiti, Nindita Sari; Adityas, Hanung Puspita; Oktavia, Shelomita Risti; Hanum, Dayyana Rizkya
Jurnal Pengabdian Masyarakat Kedokteran Vol 4, No 2 (2025): Mei
Publisher : Fakultas Kedokteran, Universitas Islam Sultan Agung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30659/abdimasku.4.2.67-75

Abstract

Seiring dengan bertambahnya usia, akan berpengaruh terhadap kondisi fisik seseorang. Berbagai keluhan kesehatan dirasakan oleh lansia yang diakibatkan oleh adanya penurunan fungsi tubuh dan biasanya berkaitan dengan adanya penyakit degeneratif serta sindrom metabolik yang dialami seseorang. Pencegahan dan identifikasi dini penyakit degeneratif dan sindrom metabolik menjadi keuntungan utama dari pemantauan kesehatan, serta diperlukan untuk menekan perkembangan penyakit dan dapat digunakan untuk mendasari manajemen pengobatan. Pengobatan secara farmakologi dan non farmakologi dapat digunakan untuk mengatasi kesehatan pada lansia. Adanya obat sisa atau obat persediaan di rumah tangga merupakan kemungkinan yang sering terjadi, obat tersebut harus dapat dikelola dengan baik sehingga diperlukan edukasi kepada para lansia. Tujuan dilakukannya kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah supaya lansia bisa memahami terakit penyakit degeneratif baik dari penyebab, pencegahan maupun penanganan serta pengobatan yang benar dan pengelolaan yang baik agar tidak terjadi salah penggunaan obat, penggunaan yang berlebih maupun obat kadaluarsa. Kegiatan diawali dengan pemeriksaan tekanan darah, gula darah sewaktu dan asam urat. Kemudian diberikan edukasi dengan media ceramah mengenai penyakit degeneratif dan pengelolaan obat (DAGUSIBU). Peserta kegiatan diberikan kuesioner pre-test dan post-test untuk mengukur pengetahuan mengenai penyakit degeneratif dan ketrampilan pengelolaan obat sebelum dan setelah mendapatkan materi. Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji wilcoxon dari 20 peserta yang mengisi kuesioner secara lengkap menunjukkan nilai asymp.sig (2 tailed) 0.01, yang berarti kurang dari 0.05 dan memberikan kesimpulan bahwa terdapat perbedaan pengetahuan dan pemahaman peserta kegiatan sebelum dan sesudah diberikan sosialisasi.As age increases, it will affect a person's physical condition. Various health complaints are felt by the elderly due to a decrease in body function and are usually related to the presence of degenerative diseases and metabolic syndrome experienced by a person. Prevention and early identification of degenerative diseases and metabolic syndrome are the main benefits of health monitoring, and are needed to suppress disease progression and can be used to inform treatment management. Pharmacological and non-pharmacological treatments can be used to manage health in the elderly. The existence of residual drugs or drug supplies in households is a possibility that often occurs, these drugs must be managed properly so that education is needed for the elderly. The purpose of this community service activity is so that the elderly can understand degenerative diseases both from the causes, prevention and handling as well as correct treatment and good management so that there is no wrong use of drugs, excessive use or expired drugs. The activity began with checking blood pressure, blood sugar and uric acid. Then education was given with lecture media about degenerative diseases and drug management (DAGUSIBU). Participants were given pre-test and post-test questionnaires to measure knowledge about degenerative diseases and drug management skills before and after the educational program. Based on the results of the analysis using the Wilcoxon test of 20 participants who filled out the questionnaire completely showed an asymp.sig (2 tailed) value of 0.01, which means less than 0.05 and provides a conclusion that there is a difference in knowledge and understanding of activity participants before and after being given socialisation.
EVALUASI KESESUAIAN PENYIMPANAN SEDIAAN FARMASI BERDASARKAN STANDAR KEFARMASIAN PUSKESMAS DAN KONSEP SYARIAH ISLAM DI PUSKESMAS PANDANARAN Nastiti, Nindita Sari; Alya Soraya, Sofa; Puspitasari , Vica
Jurnal Farmamedika (Pharmamedika Journal) Vol 10 No 2 (2025): Jurnal Farmamedika (Pharmamedica Journal)
Publisher : Sekolah Tinggi Teknologi Industri dan Farmasi Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47219/ath.v10i2.431

Abstract

Puskesmas adalah suatu unit pelaksanaan teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Salah satu alur pengelolaan sediaan farmasi dalam menejemen logistik adalah fungsi penyimpanan. Menurut ajaran islam kegiatan penyimpanan obat seharusnya harus diperhatikan terkait obat yang halal dan obat yang belum mendapatkan sertifikasi halal, hal ini dilakukan dengan tujuan agar meminimalisir tercampurnya zat yang berpotensi dapat mengkontaminasi pada saat penyimpanannya tercampur sehingga sebaiknya diatur dengan baik dan digolongkan sesuai kehalalannya. Tujuan dari penelitian ini adalah evaluasi kesesuaian penyimpanan sediaan farmasi berdasarkan standar kefarmasian puskesmas dan konsep syariah islam di Puskesmas Pandanaran. Metode observasional, dengan jenis penelitian deskriptif analitik, melalui pendekatan cross sectional, Sumber data yang dipakai dalam penelitian adalah lembar observasi yang dibuat dalam bentuk checklist. Hasil penelitian hasil kesesuaian dengan standar didapatkan dengan dua variabel kesesuaian pada pengaturan ruang penyimpanan obat didapatkan 95% yang artinya memiliki kesesuaian tinggi dan untuk variabel persyaratan sistem penyimpanan obat didapatkan hasil 88,24% yang artinya kesesuaian tinggi sedangkan hasil kesesuaian penyimpanan dengan syariah islam didapatkan hasil 20% yang artinya memiliki kesesuaian buruk.
Gambaran proses perencanaan dan pengadaan kebutuhan farmasi di apotek farmarin dalam perspektif Islam Nastiti, Nindita Sari; Amanda, Salsabila; Yanualisarani, Cahyani
Journal of Pharmaceutical and Sciences JPS Volume 8 Nomor 1 (2025)
Publisher : Fakultas Farmasi Universitas Tjut Nyak Dhien

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36490/journal-jps.com.v8i1.402

Abstract

Medicines are a very important element in health care efforts, therefore the availability of medicines must always be guaranteed. Unsecured availability of medicines, or shortages of medicines in pharmaceutical facilities such as pharmacies, can result in lowering the level of consumer confidence. In an Islamic perspective, the need for medicine is included in maqashid al-dharuriyyat (primary needs) because it is related to preserving life or maintaining the soul (hifdz al-nafs). This research uses a descriptive method with a qualitative approach. Based on the research that has been carried out, it can be concluded that the planning and procurement process at the Farmarin pharmacy is in accordance with pharmaceutical service standards and is in accordance with the Islamic perspective, namely procurement at the Farmarin pharmacy using consumption methods and epidemiological methods and taking into account the halalness of medicines.