Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

GAMBARAN POLA KONSUMSI DAN STATUS GIZI BALITA PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS 1 JEMBRANA Wulandari, Ni Putu Diah; Sawitri, Ni Komang Ari; Yanti, Ni Luh Putu Eva
Coping: Community of Publishing in Nursing Vol 12 No 2 (2024): April 2024
Publisher : Program Studi Sarjana Ilmu Keperawatan dan Profesi Ners, Fakultas Kedokteran, Universitas Udayana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24843/coping.2024.v12.i02.p05

Abstract

Pandemi Covid-19 menyebabkan penurunan pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan pangan sehingga mempengaruhi pola konsumsi dan status gizi terutama balita yang menjadi kelompok rentan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pola konsumsi dan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas 1 Jembrana pada masa pandemi Covid-19. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional. Responden dalam penelitian ini berjumlah 75 orang yang dipilih dengan teknik simple random sampling. Pengambilan data penelitian ini dilakukan pada bulan April 2022. Food Frequency Questionnaire (FFQ) merupakan instrumen yang digunakan dalam pengambilan data pola konsumsi dan berat badan menurut umur merupakan metode yang digunakan untuk menilai status gizi balita. Balita yang terlibat dalam penelitian ini sebagain besar berjenis kelamin laki-laki (54,7%), dengan rentang usia balita 12-36 bulan (61,3%). Pola konsumsi balita sebagian besar berada pada konsumsi kurang (78,7%). Walaupun pola konsumsi sebagian besar kurang, namun status gizi balita mayoritas masih dalam kategori berat badan normal (78,7%). Informasi mengenai orang tua, sebagian besar ayah balita (92%) memiliki pekerjaan, dan hanya 50,7% ibu balita yang bekerja. Penghasilan ayah dan ibu sebagian besar masih di bawah UMR (< 2.500.000), yaitu dengan persentase masing-masing 56,0% dan 93,3%. Peneliti berharap data penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi perawat untuk mengembangkan program kesehatan mengenai pola konsumsi dan status gizi balita.
POLA PEMBERIAN ANTIBIOTIK UNTUK INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS PADA PASIEN ANAK RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DI GIANYAR TAHUN 2018 Wulandari, Ni Putu Diah; Kurnianta, Putu Dian Marani; Dhrik, Mahadri; Arini, Heny Dwi
Acta Holistica Pharmaciana Vol 3 No 1 (2021): Acta Holistica Pharmaciana
Publisher : School of Pharmacy Mahaganesha (Sekolah Tinggi Farmasi Mahaganesha)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62857/ahp.v3i1.30

Abstract

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan infeksi di saluran pernapasan yang menimbulkan gejala batuk, pilek, disertai dengan demam, dan mudah menular. Kejadian ISPA, khususnya bagian atas, sering menimpa populasi yang rentan, seperti anak-anak. Secara umum, tata laksana penyakit ISPA melibatkan penggunaan antibiotik serta obat-obat simtomatis yang mempertimbangkan diagnosis, gejala klinis, pemeriksaan fisik, dan parameter penunjang lainnya. Oleh karena itu, pola pengobatan pasien anak yang mengalami ISPA cenderung bervariasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola peresepan antibiotik dan obat simtomatis pada pasien anak rawat jalan yang mengalami ISPA di salah satu rumah sakit umum di Gianyar tahun 2018. Penelitian observasional dengan desain cross sectional secara retrospektif telah dilakukan. Sampel penelitian ini memenuhi kriteria inklusi yang diambil dengan teknik purposive sampling. Data penelitian bersumber pada rekam medik dan resep pasien anak yang terdiagnosis ISPA selama bulan Januari sampai Mei 2018 di salah satu rumah sakit umum di Gianyar. Analisa data dilakukan secara deskriptif dengan bantuan software Microsoft Excel. Dari sebanyak 77 sampel, diagnosis golongan ISPA bagian atas tertinggi adalah rhino-faringitis (RFA) (82%) dengan frekuensi pemberian golongan antibiotik yang paling sering diresepkan, yaitu sirup azitromisin 200 mg/ 5 ml (47%). Rentan usia yang paling banyak terkena ISPA bagian atas, yaitu 1-5 tahun (76,6%), dan berat badan 10-17 kg (52%). Pola peresepan obat simtomatis tertinggi ditempati oleh golongan dekongestan (pseudoefedrin HCl) (41,5%). Penggunaan obat simtomatis lainnya adalah golongan antipiretik dan analgesik yaitu parasetamol sirup (36,66%). Penelitian selanjutnya dapat dikembangkan untuk mengetahui efektivitas pengobatan antibiotik dan simtomatis pasien anak dengan ISPA secara lebih mendalam.