Ni Luh Putu Eva Yanti
Program Studi Sarjana Keperawatan Dan Profesi Ners Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Published : 32 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 32 Documents
Search

Tingkat Pengetahuan dan Sikap Pemulung terhadap Infeksi Saluran Pernapasan Atas Antari, Ni Made Umala; Widyanthari, Desak Made; Yanti, Ni Luh Putu Eva
Jurnal Ners Widya Husada Vol 6, No 1 (2019): MARET
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.62 KB) | DOI: 10.33666/jners.v6i1.341

Abstract

Pemulung merupakan populasi yang rentan terserang berbagai penyakit menular salah satunya adalah Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan sikap pemulung terhadap ISPA di TPA Suwung Denpasar Selatan.Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional yang menggunakan teknik non probability sampling yaitu teknik purposive sampling.Besar sampel sebanyak 90 responden dan data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Mayoritas responden memiliki usia 26-35 tahun (33,3 %), berjenis kelamin perempuan (52,2%), tingkat pendidikan SD (54,4%). Mayoritas responden memiliki tingkat pengetahuan cukup sebesar 63 orang (70,0%), pengetahuan baik sebanyak 17 orang (18,9%) serta pengetahuan kurang 10 orang (11,1%) terhadap ISPA. Mayoritas responden memiliki sikap dalam kategori cukup sebanyak 55 orang (61,1%), sikap baik 19 orang (21,1%) serta sikap kurang sebanyak 16 orang (17,8%) terhadap pencegahan ISPAKata kunci: ISPA, pemulung, pengetahuan, sikapLEVEL OF KNOWLEDGE AND ATTITUDE ATTITUDE TO THE INFECTION OF THE BREATHING CHANNELABSTRACTRagpicker are vulnerable population to infectious diseases such as Upper Respiratory Tract Infection (URTI). Knowledge and attitudes affect effort of URTI preventions. This study aimed to determine the level of knowledge and attitude of Ragpicker on URTI in Suwung landfills Denpasar Selatan. The study design was descriptive with cross sectional approach and used non probability sampling with purposive sampling. Data collected from 90 respondents by using questionnaire. The majority of respondents were aged 26-35 years (33.3%), female (52.2%), primary education level of knowledge (54.4%), The majority of respondents were have categorized into a sufficient level of knowledge 63 people (70.0%), good of knowledge 17 people (18.9%) and less of knowledge 10 people (11.1%) against URTI. The majority of respondents were have enough attitude 55 people (61.1%), good attitude 19 people (21.1%) and less attitude 16 people (17.8%) against URTI prevention.Keywords: attitude, knowledge, ragpicker, URTI
Hubungan Kekuatan Otot dan Tingkat Stres dengan Risiko Jatuh pada Lansia Asti, Ni Putu Intan Parama; Yanti, Ni Luh Putu Eva; Astuti, Ika Widi
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 2 (2017): Juli
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (47.261 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i2.301

Abstract

Jatuh adalah masalah umum pada orang tua. Faktor risiko jatuh pada lansia perlu diidentifikasi karena dapat berguna dalam mencegah jatuh. Faktor internal, seperti kekuatan otot dan tingkat stres adalah dua jenis faktor yang harus dipertimbangkan dalam mencegah jatuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kekuatan otot dan tingkat stres dengan risiko jatuh pada lansia. Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan metode pengumpulan data cross-sectional, melibatkan sampel 50 lansia berusia 60 tahun atau lebih. Data diperoleh dengan menggunakan tes timed up and go (TUG) untuk penilaian risiko jatuh, penilaian kekuatan otot dengan alat dynamometer kaki, dan kuesioner tingkat stres (DASS 42). Berdasarkan tes menggunakan Chi-Square dengan tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05) dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara kekuatan otot dan risiko jatuh, dengan nilai p = 0,002 (p <0,05). Namun, tidak ada korelasi antara tingkat stres dan risiko jatuh pada lansia, dengan nilai p = 1.000 (p> 0,05). Berdasarkan temuan di atas, perawat atau petugas kesehatan lainnya disarankan untuk memotivasi lansia untuk menjaga program senam lansia yang diselenggarakan oleh Pusat Kesehatan. Aktivitas senam lansia dapat berfungsi sebagai intervensi pencegahan jatuh dan juga baik untuk mengurangi tingkat stres pada lansia. Kata kunci: lansia, risiko jatuh, kekuatan otot, tingkat stres RELATIONSHIP OF MUSCLE STRENGTH AND STRESS LEVEL WITH FALL RISK IN ELDERLY ABSTRACTFalls are a common problem in the elderly. Risk factors of falls in the elderly need to be identified as they can be useful in preventing falls. Internal factors, such as muscle strength and stress levels are two types of factors that should be considered in preventing falls. This study aimed to determine the relationship between muscle strength and stress levels with the risk of falls in the elderly. The type of this study was observational analytic with cross-sectional data collection method, involving sample of 50 elderly people aged 60 years or more. The data were obtained by using timed up and go (TUG) tests for fall risk assessment, muscle strength assessment with leg dynamometer tool, and stress level questionnaire (DASS 42). Based on the test using Chi-Square with 95% confidence level (α=0.05) it could be concluded that there was a relationship between muscle strength and risk of falls, with p value = 0.002 (p<0.05). However, there was no correlation between stress level and risk of falls in elderly, with p value = 1.000 (p>0.05). Based on the findings above, nurses or other health workers were advised to motivate the elderly to keep the elderly gymnastic program organized by the Health Centers. The elderly gymnastics activity could serve as a fall prevention intervention and is also good for decreasing stress levels in the elderly. Keywords: elderly, fall risk, muscle strength, stress level 
Faktor – faktor yang Berhubungan dengan Kebersihan Gigi dan Mulut pada Lansia Pili, Yuvensius; Utami, Putu Ayu Sani; Yanti, Ni Luh Putu Eva
Jurnal Ners Widya Husada Vol 5, No 3 (2018): NOVEMBER
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (563.83 KB) | DOI: 10.33666/jners.v5i3.338

Abstract

Kebersihan gigi dan mulut yang kurang dapat menimbulkan masalah bagi lansia. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kebersihan gigi dan mulut pada lansia terdiri dari usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, pengetahuan, motivasi, ketergantungan fisik, budaya, kecemasan, ekonomi lansia dan keluarga. Desain penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan pendekatancross sectional. Penelitian dilaksanakan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas I Penebel. Teknik pengambilan sampel  purposive sampling dengan jumlah sampel 80 responden. Hasil penelitian secara signifikan menunjukkan ada hubungan antara kebersihan gigi dan mulut dengan pengetahuan (p value 0,013, r = 0,277), motivasi (p value 0,005, r = 0,311), ketergantungan fisik (p value 0,011, r = 0,285), ekonomi lansia dan keluarga (p value 0,000, r = 0,400), kecemasan (p value 0,0185, r = -0,265). Tidak terdapat hubungan antara budaya dengan kebesihan gigi dan mulut (p value 0,187, r = -0,149). Pemberian informasi kesehatan gigi dan mulut pada lansia pada saat kegiatan posyandu lansia dan melakukan pemerikasaan kebersihan gigi dan mulut yang diintegrasikan dalam kegiatan puskesmas keliling dapat dilakukan sebagai upaya deteksi dini dan pencegahan masalah kesehatan gigi dan mulut pada lansia. Kata kunci: kebersihan gigi dan mulut, lansiaFACTORS RELATED TO ORAL HYGIENE  IN ELDERLYABSTRACTThe lack of oral hygiene become a problem for elderly. The main aims of this research is to analyze the related factors due to oral hygiene consists of age, sex, education degree, occupation, marital status, knowledge, motivation, physical dependence, culture, anxiety, economic of family and elderly. The design of this research were descriptive analytic and cross sectional. UPTD Puskesmas I Penebel was the location where this research was conducted. Purposes sampling technique was used with the total samples where 80 respondents. The results showed the significant correlation between oral hygiene and knowledge (p value 0,013, r = 0,277), motivation (p value 0,005, r = 0,311), physical dependence (p value 0,011, r = 0,285), economic of family and elderly (p value 0,0000, r = 0,400), anxiety (p value 0,0185, r = -0,265). There was no correlation between culture and oral hygiene (p value 0,187, r = -0,149). Based on this research, it is recomended that oral hygiene supposed to be clearly informed to elderly by elderly posyandu (integrated treatment) activities, and regularly oral hygiene checkup which is integrated in puskesmas (civic health Centre).Keywords: oral hygiene, elderly
Gambaran Karakteristik Individu dengan Pendekatan Teori Pender pada Penggunaan Alat Pelindung Diri oleh Petani ketika Menyemprot Pestisida Wahyuni, Ni Wayan Luh; Yanti, Ni Luh Putu Eva; Prapti, Ni Ketut Guru
Jurnal Ners Widya Husada Vol 5, No 1 (2018): MARET
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (362.244 KB) | DOI: 10.33666/jners.v5i1.327

Abstract

Petani cenderung tidak menggunakan alat pelindung diri saat menyemprotkan pestisida. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku Petani menggunakan APD. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui deskripsi karakteristik individu dengan pendekatan teori Pender tentang penggunaan APD oleh petani ketika mereka menyemprotkan pestisida di Wilayah Subak di Desa Tegallalang. Ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Ada 121 sampel berdasarkan stratified random sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar usia petani adalah 41-60 tahun, pendidikan petani sebagian besar adalah sekolah dasar yaitu 42 petani dan hanya 10 petani berpendidikan tinggi, sebagian besar pengetahuan petani tentang penggunaan APD sedang, sebagian besar petani memiliki masalah kesehatan ketika menggunakan pestisida, sebagian besar petani memiliki persepsi yang baik tentang penggunaan APD, sebagian besar petani berpenghasilan rendah di bawah upah minimum kabupaten dan sebagian besar petani telah lama menggunakan pestisida ≥ 5 tahun. Di antara 121 sampel, tidak ada yang menggunakan APD ketika menyemprotkan pestisida dengan benar berdasarkan aturan Kementerian Pertanian. Dari penelitian ini disarankan agar lembaga kesehatan dan pertanian berkoordinasi agar petani menggunakan APD saat menyemprotkan pestisida secara rutin.Kata kunci: APD, teori pender, pestisidaDESCRIPTION OF INDIVIDUAL CHARACTERISTICS WITH PENDER THEORY APPROACH TO USE OF SELF PROTECTING EQUIPMENTBY THE FARMER WHEN SPRAYING A PESTICIDEABSTRACTFarmers tend didn’t use personal protective equipment when spraying pesticides. There are several factors that influence Farmer’s behavior of using PPE. The aim of this study was to knowing description of individual’s characteristics by approach to Pender’s theory on the using of PPE by farmers when they spray pesticides in the Subak Areas of Tegallalang Village. This was a descriptive study with cross sectional approach. There were 121 samples based on stratified random sampling. The data was collected with questioner and observation sheet. The results of this study show that most farmer’s age is 41-60byears old, most farmer’s education is elementary school that is 42 farmers and only 10 farmers have high education , most farmer’s knowledge about using PPE is moderate, most farmers had health problem experience when using pesticides, most farmers had good perception about using PPE, most farmers had low income under district minimum wage and most farmers had long using of pesticides ≥ 5 years. Among 121 samples none were using PPE when spraying pesticides correctly based on the Ministry of Agriculture’s rules. From this research suggested for health and agricultural institutions to coordinate in order to farmers use PPE when spraying pesticides routinely.Keywords: PPE, pender’s theory, pesticides
Analisis Faktor Risiko Penyebab Jatuh pada Lanjut Usia Sudiartawan, I Wayan; Yanti, Ni Luh Putu Eva; Wijaya, A.A. Ngurah Taruma Wijaya
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 3 (2017): NOVEMBER
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.701 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i3.322

Abstract

Peningkatan harapan hidup menyebabkan peningkatan drastis dalam jumlah lansia di banyak negara. Menjadi tua adalah kemunduran dari beberapa aspek kehidupan yang meliputi proses fisik, psikologis, dan sosiokultural, sebagai akibat dari proses penuaan dan faktor lingkungan lansia menjadi lebih rentan terhadap penyakit dan risiko kecelakaan seperti jatuh. Musim gugur memiliki faktor spesifik yang dapat diamati dan diukur, yaitu: jenis kelamin, kondisi lingkungan rumah, gangguan kemampuan towalk, gangguan penglihatan, polifarmasi, gangguan kognitif, dan penyakit. Penelitian ini adalah studi analitik cross sectional untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor risiko yang jatuh dalam kejadian offalls pada lansia. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 80 orang yang dipilih menggunakan metode purposive sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada empat faktor yang berkaitan dengan kejadian jatuh pada lansia, yaitu: kondisi lingkungan rumah, gangguan kemampuan berjalan, gangguan penglihatan, dan penyakit. Faktor-faktor yang tidak memiliki hubungan, yaitu: jenis kelamin, poli farmasi dan gangguan kognitif. Dari faktor-faktor gangguan penglihatan ini, 7,2 kali lebih besar seperti kemungkinan menyebabkan jatuh pada orang tua. Berdasarkan temuan di atas diharapkan petugas kesehatan melakukan pemindaian memberikan edukasi kepada lansia dan keluarga terkait faktor risiko jatuh untuk meningkatkan kesehatan lansia.Kata kunci: lansia, jatuh, faktor risiko jatuhANALYSIS OF RISK FACTORS CAUSING FALL IN AGEABSTRACTIncreased life expectancy led to a drastic increase in the number of elderly people in many countries. Being an old is a degeneration of some aspects of life that includes the process of physical, psychological, and sociocultural, as a result of the aging process and environmental factors elderly become more prone to disease and the risk of accidents such as falls. Fall have a specific factor that can observed and measured, that are: gender, condition ofthe home environment, impaired ability towalk, impaired vision, polypharmacy,cognitive disorders, and diseases. This study isacross sectional analytical study to analyze the relationship between risk factors fall inthe incidence offalls in the elderly. The sample inthis study amounted to80 people were selected using purposive sampling method. Data is collected using a questionnaire and observation sheet. The results of this study showed that there are four factors related to the incidence of falls in the elderly, that are: the condition of the home environment, impaired ability to walk, impaired vision, and disease. Factors that do not have a relationship, that are: gender, poly pharmacy and cognitive impairment. From these factors visual impair menthasa 7.2 times greater like lihood to cause falls in the elderly. Based on the above findings are expected health worker scan provide education to the elderly and families related to fall risk factors to improve the health of the elderly.Keywords: elderly, fall, fall risk factors
Pengaruh Brain Gym Kolaborasi Gamelan Bali terhadap Stres pada Lansia Gunawati, Ni Putu Juliadewi Eka; Utami, Putu Ayu Sani; Yanti, Ni Luh Putu Eva
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 3 (2017): NOVEMBER
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (355.907 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i3.319

Abstract

Stres merupakan masalah psikologi yang sering dialami lansia. Stres berhubungan dengan perubahan dalam aktivitas sehari-hari, status sosial ekonomi rendah, isolasi sosial, serta penurunan kondisi mental. Penanganan non farmakologi yang bisa diberikan untuk manajemen stres pada lansia adalah brain gym. Brain gym merupakan senam yang menggerakan ekstremitas atas kanan dan kiri serta melibatkan kemampuan berpikir dan mengingat. Kolaborasi brain gym dengan gamelan Bali akan mengarahkan fokus dan konsentrasi lansia ke arah emosi yang menyenangkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh brain gym kolaborasi gamelan Bali terhadap stres pada lansia. Rancangan yang digunakan one group pre-test and post-test design terhadap 30 sampel lansia yang dipilih menggunakan teknik sampel jenuh. Pengumpulan data dilakukan dengan penilaian terhadap stres sampel menggunakan kuesioner DASS 21. Pengukuran skor stres sebelum dan setelah intervensi menunjukan adanya penurunan stres dengan rata-rata sebesar dua. Hasil uji statistik Wilcoxon Rank Test didapatkan nilai p=0,000 (p<0,05) yang berarti ada pengaruh signifikan brain gym kolaborasi gamelan Bali terhadap stres lansia di Banjar Pucak Sari Denpasar Utara.Kata kunci: brain gym, gamelan bali, lansia, stresTHE INFLUENCE OF BALI GAMELAN COLLABORATION GYM BRAIN ON STRESS IN ELDERLYABSTRACTStress is a psychological problem which mostly experienced by the elderly. Stress is associated with changes in activities of daily life, low socioeconomic status, social isolation, and decrease in mental condition. Non-pharmacological treatment which can be given to manage stress in the elderly is the brain gym. Brain gym is an exercise program with movement the upper extremity of right and left and involving the capability to think and remembering. Brain gym collaboration with Balinese traditional music will lead the focus and concentration of elderly toward pleasing emotion. The purpose of research to determine the effect of brain gym collaboration with Balinese traditional music toward stress among the elderly. The design uses one group pre-test and post-test design performed by 30 samples chosen by saturated sample. Data were collected by evaluating of stress using DASS 21 questionnaires. The measurement of stress scores before and after the intervention shows a decrease in stress by an average of two. Wilcoxon rank test results obtained p value=0,000 (p<0,05) which means there is the influence of brain gym collaboration with Balinese traditional music on stress among the elderly in Banjar Pucak Sari North Denpasar.Keywords: balinese traditional music, brain gym, elderly, stress
Hubungan Persepsi tentang Pictorial Health Warning pada Kemasan Rokok dengan Motivasi Berhenti Merokok Ariani, Ni Made Novi; Yanti, Ni Luh Putu Eva; Kamayani, Made Oka Ari
Jurnal Ners Widya Husada Vol 5, No 2 (2018): JULI
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (354.253 KB) | DOI: 10.33666/jners.v5i2.331

Abstract

Angka kematian akibat rokok semakin meningkat. Pemerintah menetapkan kebijakan dengan mencantumkan peringatan kesehatan bergambar pada kemasan rokok untuk mengurangi jumlah perokok. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan persepsi tentang Pictorial Health Warning pada kemasan rokok dengan motivasi berhenti merokok. Metode penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional dengan sampel penelitian 123 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data adalah kuesioner persepsi tentang Pictorial Health Warning pada kemasan rokok dan kuesioner Contemplation Ladder Teknik pengolahan data menggunakan teknik Spearman Rank. Hasil penelitian menunjukkan responden dengan  persepsi baik (78,9%) dan motivasi dengan kategori sedang (52%). Hasil analisis menunjukkan tidak ada hubungan persepsi tentang Pictorial Health Warning pada kemasan rokok dengan motivasi berhenti merokok dengan nilai p value 0,468 (p<0.05).Kata kunci: merokok, pictorial health warningRELATIONSHIP BETWEEN THE PERCEPTION OF PICTORIAL HEALTH WARNING IN CIGARETTING PACKAGING WITH SMOKING STOP MOTIVATIONABSTRACTThe number of deaths caused by cigarette increases. The government set a policy by stating image health warnings on cigarette packaging to reduce the number of smokers. This study is aimed to find out the relationship perception about Pictorial Health Warning on cigarette packaging with motivation to quit smoking. Quantitative research method with cross sectional approach was used in this study by using 123 respondents. Purposive sampling technique was used in this study. Instruments used in data collection were perception questionnaires about Pictorial Health Warning on cigarette packaging and Contemplation Ladder questionnaire. Spearman Rank technique was used as data processing technique. The results show that respondents have a good perception (78.9%) and have moderate motivation (52%). The result of analysis showed that there was no correlation Perception about Pictorial Health Warning on cigarette packaging with motivation to quit smoking with p value 0,468 (p <0.05).Keywords: pictorial health warning, smoking
Hubungan Dukungan Keluarga dengan Upaya Penanganan Nyeri Sendi pada Lansia Waskita, I Gede Bagus Satria; Yanti, Ni Luh Putu Eva; Krisnawati, Komang Menik Sri
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 2 (2017): Juli
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (51.268 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i2.317

Abstract

Lansia terkadang mengalami degradasi, salah satunya adalah masalah muskuloskeletal, terutama nyeri sendi. Pengobatan nyeri sendi adalah memeriksa keluhan nyeri sendi ke fasilitas perawatan kesehatan untuk diagnosis dan melakukan dua strategi, farmakologis dan non-farmakologis. Peran dukungan keluarga sangat penting dalam menyelesaikan nyeri sendi pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan upaya pengobatan nyeri sendi pada lansia di desa Batubulan. Penelitian ini menggunakan cross sectional yang dilakukan pada 96 sampel yang dipilih secara purposive sampling. Data dikumpulkan dengan memberikan kuesioner. Hasil uji Chi Square adalah p value = 0,000 (α <0,05), artinya ada hubungan antara dukungan keluarga dengan upaya pengobatan nyeri sendi pada lansia di desa Batubulan. Berdasarkan hasil direkomendasikan untuk keluarga lanjut usia untuk meningkatkan emosional, penghargaan dan dukungan informasi untuk pengobatan nyeri sendi untuk meningkatkan tingkat kesehatan lansia.Kata kunci: lansia, dukungan keluarga, nyeri sendiTHE RELATIONSHIP OF FAMILY SUPPORT WITH THE EFFORT OF JOINING PAIN IN ELDERLYABSTRACTElderly sometimes have some degradation, one of which is musculoskeletal problem, especially joint pain. Treatment of joint pain is examine complaints of joint pain to health care facilities to diagnosis and doing two strategies, pharmacological and non-pharmacological. The role of family support is very important in to resolve joint pain in elderly. This study aims to determine the relationship of family support with effort to treatment joint pain in the elderly in the Batubulan village. This study using cross sectional performed on 96 samples were selected by purposive sampling. Data is collected by giving questionnaires. The result of Chi Square test is p value = 0.000 (α <0.05), meaning that there is a relationship between family support with efforts to treatment joint pain in elderly in Batubulan village. Based on the result  is recommended for elderly families to improving emotional, appreciation and informational support to treatment joint pain to increased health level of elderly.Keywords: elderly, family support, joint pain
Gambaran Keaktifan Lansia Mengikuti Posyandu Lansia Prasetya, Ni Putu Ayu Padmanila; Yanti, Ni Luh Putu Eva; Swedarma, Kadek Eka
Jurnal Ners Widya Husada Vol 6, No 3 (2019): NOVEMBER
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (351.947 KB) | DOI: 10.33666/jners.v6i3.354

Abstract

Masa lansia merupakan sebuah tahap akhir kehidupan yang penting untuk diperhatikan kesehatannya. Hal ini disebabkan karena lansia akan mengalami penurunan daya tahan fisik sehingga rentan terhadap penyakit yang dapat menyebabkan kematian. Pencegahan penyakit pada lansia dapat dilakukan dengan mengunjungi pelayanan kesehatan seperti puskesmas dan posyandu lansia. Posyandu lansia merupakan salah satu bentuk nyata pelayanan sosial dan kesehatan pada lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran karakteritik, pengetahuan, dukungan keluarga dan keaktifan lansia mengikuti posyandu lansia di Desa Padangsambian Klod Kecamatan Denpasar Barat. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Sampel terdiri dari 61 responden yang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner dan daftar absensi kunjungan lansia ke posyandu lansia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 83,6% lansia yang mengikuti posyandu lansia berusia 60-74 tahun, 73,8% lansia yang mengunjungi posyandu lansia berjenis kelamin perempuan, 65,6% lansia tidak bekerja, 54,1% lansia memiliki pengetahuan kategori kurang baik, 57,4% lansia memiliki dukungan keluarga yang kurang baik, dan 63,9% lansia dikategorikan tidak aktif dalam mengikuti posyandu lansia di Desa Padangsambian Klod Kecamatan Denpasar Barat.Kata kunci: keaktifan, lansia, posyanduDESCRIPTION OF ELDERLY ACTIVITIES FOLLOWING THE ELDERLY POSYANDUABSTRACTElderly life is a final stage of life that is important to its health. It’s because of elderly will get decrease in physical endurance, so they are susceptible of disease that can cause death. To prevent disease among elderly can be done by visiting of health services such as Puskesmas and Posyandu for the elderly. Posyandu is a real form of social services and health among elderly. This study aimed to describe characteristics, knowledge, family support and participate among elderly take part in Posyandu for elderly in Padangsambian Klod Village, West Denpasar District. This study was a descriptive study with cross sectional design. Purposive Sampling was used to get sample that consist of 61 respondents. Data was collected using questionnaires and attendance lists among elderly in Posyandu for elderly. The results show that 83.6% of respondents who attended Posyandu for elderly were 60-74 years old, 73.8% of respondents who visited Posyandu for elderly were female, 65.6% of respondents did not work, 54.1% of respondents had poor knowledge, 57.4% of respondents had poor family support, and 63.9% of respondents were categorized as not active in participating of Posyandu for elderly in Padangsambian Klod Village, West Denpasar District. Keywords: elderly, participation, posyandu
Perbedaan Kadar Glukosa Darah Vegetarian dan Nonvegetarian Wibawantara, I Dewa Made Surya; Yanti, Ni Luh Putu Eva; Nurhesti, Putu Oka Yuli
Jurnal Ners Widya Husada Vol 4, No 1 (2017): Maret
Publisher : Universitas Widya Husada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (61.878 KB) | DOI: 10.33666/jners.v4i1.297

Abstract

Pola diet seperti makanan tinggi lemak, rendah serat, dan lebih sedikit buah dan sayuran diketahui memiliki hubungan yang kuat dengan peningkatan risiko terkena diabetes mellitus. Perawatan diabetes mellitus sangat penting terutama dalam menjaga kadar gula darah tetap dalam batas normal. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah mengatur jenis makanan yang dikonsumsi, yaitu penerapan pola makan vegetarian. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan perbedaan kadar glukosa darah vegetarian dan non-vegetarian. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis analitik observasional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non probability sampling dengan teknik purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 sampel dalam kelompok vegetarian dan 44 sampel dalam kelompok non-vegetarian. Alat ukur yang digunakan untuk menilai kadar glukosa darah adalah alat uji gluko. Temuan yang diperoleh oleh analisis Mann Whitney bahwa ada perbedaan kadar glukosa darah antara kelompok vegetarian dan non-vegetarian dengan nilai p = 0,000 (α = 0,05). Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan untuk tindak lanjut untuk mengontrol jenis dan jumlah karbohidrat pada responden. Kata kunci: kadar glukosa darah, non-vegetarian, vegetarian DIFFERENCES OF VEGETARIAN AND NONVEGETARIAN BLOOD GLUCOSE LEVELS ABSTRACTDietary patterns such as high-fat, low-fiber, and less fruit and vegetable foods are known to have a strong relationship with an increased risk of developing diabetes mellitus. Treatment of diabetes mellitus is very important especially in maintaining blood sugar levels remained within normal limits. One effort that can be done is to set the type of food consumed, namely the application of a vegetarian diet. The study aimed to determine differences in blood glucose levels of vegetarians and non-vegetarians. The research is a quantitative research with observational analytic type. Sampling in this research used non probability sampling with purposive sampling technique. The sample in this study amounted to 44 samples in the vegetarian group and 44 samples in the non-vegetarian group. The measuring tool used to assess blood glucose levels is a gluco-test device. The findings obtained by Mann Whitney analysis that there are differences in blood glucose levels between vegetarian and non-vegetarian groups with a value of p = 0,000 (α = 0.05). Based on the research results, it is recommended for follow-up to control the type and amount of carbohydrates on respondents. Keywords: blood glucose level, non-vegetarian, vegetarian