Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Tafsir ‘Ilmi dalam Perspektif Ulama Klasik dan Kontemporer Afifah, Aisyah; Nurhidayah, Lilik
Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir Vol. 4 No. 1 (2023): Izzatuna: Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Wadi Mubarak Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.62109/ijiat.v4i1.33

Abstract

  Tafsir ‘ilmi merupakan salah satu corak penafsiran Al-Qur’an yang dimunculkan sejak abad ke-4 H. Keberadaannya yang menggabungkan hal-hal ilmiah (sains) dengan penafsiran Al-Qur’an mengundang beberapa argumen ulama Islam di zamannya hingga zaman sekarang. Perbincangan mengenai tafsir ‘ilmi menjadi sebuah polemik di antara kaum muslimin, terutama di kalangan para penuntut ilmu. Artikel ini ditulis bertujuan untuk memaparkan secara singkat perbedaan pandangan para ulama mengenai hukum tafsir ‘ilmi. Dimulai dari sejarah singkat kemunculannya, konsep dasar tafsir ‘ilmi, dan uraian beberapa argumen dari tiap kelompok ulama yang bersangkutan. Perbandingan pendapat antar ulama memudahkan para penuntut ilmu secara khusus dan seluruh umat Islam secara umum dalam menganalisis tafsir ‘ilmi. Terkait hukum penerapannya, para ulama terbagi menjadi tiga kelompok; sebagian membenarkan, sebagian menolak dan sebagian lainnya mengambil jalan tengah yang kemudian di-rajih-kan oleh beberapa ulama setelahnya. Jalan tengah inilah yang akhirnya membawa ketenangan dan kemantapan hati kepada seluruh umat Islam dalam memandang kedudukan tafsir ‘ilmi. Abstract Scientific interpretation is one of the features of Al-Qur'an interpretation that has emerged since the 4th century H. Its existence which combines scientific matters (science) with the interpretation of the Qur'an invites several arguments from Islamic scholars in their time to the present day. The discussion about scientific interpretation has become a polemic among Muslims, especially among students of knowledge. This article was written with the aim of briefly explaining the different views of the scholars regarding the law of scientific interpretation. Starting from a brief history of its emergence, the basic concepts of scientific interpretation, and descriptions of several arguments from each group of scholars concerned. Comparison of opinions between scholars makes it easier for students of knowledge and all Muslims in general to analyze scientific interpretations. Regarding the law of its application, the scholars are divided into three groups; some confirmed, some rejected, and some others took the middle way which was later proposed by several scholars afterwards. This harmony finally brings peace and stability to all Muslims in viewing the position of scientific interpretation.
Analisis Kebijakan Kurikulum Dwibahasa di Singapura dan Dampaknya terhadap Penguasaan Bahasa Inggris Siswa Siregar, Fathiyah Ikhsani; Afifah, Aisyah; Rusdan, Syarif; Dairoby, Ahmad; Ahmad, Aprizal
EduCurio: Education Curiosity Vol 4 No 1 (2025): Agustus-November 2025
Publisher : Yayasan Pendidikan Tanggui Baimbaian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71456/ecu.v4i1.1510

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan kurikulum dwibahasa di Singapura serta dampaknya terhadap penguasaan Bahasa Inggris siswa. Penelitian ini menggunakan metode literature review, yaitu menelaah, membandingkan, dan mensintesis hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan. Sumber data berasal dari empat artikel jurnal yang membahas implementasi kebijakan dwibahasa di Singapura. Hasil kajian menunjukkan bahwa kebijakan dwibahasa yang menempatkan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar utama terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan Bahasa Inggris siswa, didukung oleh kurikulum yang terstruktur dan lingkungan sosial yang multibahasa. Namun, kebijakan ini juga berdampak pada menurunnya penggunaan bahasa ibu dan nilai-nilai budaya yang melekat di dalamnya, terutama pada siswa dari latar belakang sosial ekonomi rendah. Dengan demikian, diperlukan strategi penguatan pembelajaran bahasa ibu agar keseimbangan antara kompetensi global dan identitas budaya tetap terjaga.