Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

EFEK ANTIBAKTERI EKSTRAK DAUN PACAR AIR (Impatiens balsamina Linn) TERHADAP Staphylococcus aureus ISOLAT PUS SECARA IN VITRO Cahyaningtyas, Tita Dwi; Winarsih, Sri; Poeranto, Sri
Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi Vol. 2 No. 8 (2024): Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi
Publisher : Komunitas Menulis dan Meneliti (Kolibi)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Staphylococcus aureus merupakan bakteri flora normal yang dapat menyebabkan infeksi pada hampir seluruh bagian tubuh manusia. Saat ini, beberapa galur S.aureus diketahui telah resisten terhadap antibiotik akibat penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan ketentuan. Pengembangan tanaman sebagai obat terus dilakukan. Daun Pacar Air (Impatiens balsamina Linn) mengandung senyawa yang diprediksi memiliki efek antibakteri yakni kumarin, flavonoid, dan saponin. Penelitian ini bertujuan untuk menguji efek antibakterial ekstrak daun Pacar Air terhadap Staphylococcus aureus. Sampel bakteri S.aureus adalah 4 isolat yang berasal dari spesimen pus dari 4 penderita. Uji antibakteri menggunakan metode dilusi agar dengan konsentrasi akhir ekstrak yang digunakan yaitu 0,2%; 0,4%; 0,6%; 0,8%; dan 1% v/v. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KHM ekstrak daun Pacar Air terhadap S.aureus adalah 0,8% v/v. Uji Kruskall Wallis dan Mann Whitney menunjukkan terdapat perbedaan jumlah koloni bakteri yang signifikan pada perubahan konsentrasi ekstrak daun Pacar Air (Kruskall Wallis, p=0,000). Uji Korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang erat dan berbanding terbalik serta pengaruh yang signifikan antara konsentrasi ekstrak dengan jumlah koloni bakteri (Spearman, R = - 0,971; p=0,001). Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak daun Pacar Air memiliki efek antibakteri terhadap S.aureus secara in vitro dengan KHM 0,8% v/v.
POTENSI KOMBINASI miR-15a-16/A10-3.2 DENGAN Methylselenolcystein DARI Geobacillus sp. SEBAGAI PENGEMBANGAN TERAPI KANKER PROSTAT Cahyaningtyas, Tita Dwi
Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi Vol. 1 No. 1 (2023): Scientica: Jurnal Ilmiah Sains dan Teknologi
Publisher : Komunitas Menulis dan Meneliti (Kolibi)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kanker merupakan salah satu penyebab kematian yang terbanyak di dunia termasuk di Indonesia. Dengan jumlah terbanyak adalah kanker prostat dan kanker paru-paru. Kanker prostat merupakan kanker pembunuh nomor dua pada pria setelah kanker paru-paru dan merupakan penyebab utama kematian akibat kanker bagi pria lansia. Kanker prostat disebabkan oleh mutasi gen di dalam androgen receptor (AR). AR merupakan reseptor androgen dalam sel prostat yang berperan sebagai aktivator pertumbuhan sel prostat. Mutasi yang terjadi pada gen AR ini akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur AR sehingga efek yang ditimbulkan ketika teraktivasi meningkat. Sampai saat ini terapi penanganan kanker prostat yang umum adalah jenis kemoterapi dan terapi hormon. Selain efek terapi pada kanker prostat, terapi hormon, seperti estrogen dan testosteron,dapat mengakibatkan penyakit jantung dan diabetes, serta dapat menyebabkan impotensi karena terhentinya produksi testosteron. Terapi terbaru adalah dengan menggunakan mikro-RNA (miRNA). Salah satu yang ditemukan sebagai terapi kanker adalah miRNA tipe miR-15a dan miR-16. Kedua miRNA berperan sebagai penghambat pertumbuhan sel dan pemicu apoptosis sel. Pada kondisi kanker, kedua miRNA ini ditekan sehingga dengan menambahkan miRNA dari luar tubuh atau meningkatkan induksinya dalam tubuh dapat menekan pertumbuhan sel kanker itu sendiri. Dengan penambahan delivery agent yang mampu membawa miRNA menuju sel prostat, yaitu apatamer A10-3.2, membuat miR-15a-miR-16/A10-3.2 dapat digunakan sebagai terapi kanker prostat yang spesifik. Sementara itu, keberadaan miRNA diregulasi oleh protein Argonaute yang mendegradasi miRNA yang tidak dipakai dalam sel. Untuk itu, kami mengajukan methylselenol sebagai kemoterapi miRNA ini. Methylselenol merupakan suatu senyawa metabolit selenium yang berperan dalam menekan produksi mRNA sel kanker prostat, senyawa ini berasal dari bakteri termofilik, Geobacillus sp. Bakteri ini akan menghasilkan methylselenocystein yang kemudian dalam hepar akan diubah menjadi methylselenol. Methylselenol ini lah yang akan disirkulasikan dalam tubuh dan mencapai prostat untuk menekan pertumbuhan sel kanker. Sehingga kombinasi kombinasi antara miR-15a dan miR-16 yang dikonjugasikan dengan RNA aptamer A10-3.2 bersama methylselenol yang diperoleh dari bakteri Geobacillus sp.merupakan terapi paling tepat dalam pengobatan kanker prostat.
FIRST CASE REPORT OF HEART FAILURE INDUCED BY DENGUE INFECTION IN RSUD JAGAKARSA Cahyaningtyas, Tita Dwi; Ervina, Amelia
Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 4 (2024): Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.572349/serojahusada.v1i4.2493

Abstract

Dengue cases in DKI Jakarta has increased in last 3 months with 6 death cases has been reported. Dengue virus (DENV) infection may be associated with increased risks of HF. We report a patient with DENV infection who developed HF on the 4th day of treatment. A-63th-year old woman was presented to hospital with four days of fever. There was no breath difficulty or bleeding manifestations. Hypertension was recorded as her past medical history. Diagnosis of dengue fever was made based on positive NS1 and decreased values of thrombocytes 138.000(Ht 50). Chest radiograph and electrocardiogram showed normal findings. On the fourth day of treatment, she complained of dyspnoea and orthopnoea without chest pain. Blood pressure was 220/120mmHg, pulse rate was 110/min, respiratory rate was 35/min, and peripheral oxygen saturation was 89% room air. Electrocardiogram shows sinus tachycardia and batwing appearance was found in chest radiograph. Echocardiography revealed decrease of the EFV to 43%. The patient then treated as heart failure and resulted in significant clinical improvement. The precise mechanism involved in the increased risk of HF by DENV is not thoroughly understood. HF induced by DENV infection may be underdiagnosed. Some studies have demonstrated that DENV directly infects cardiomyocytes leading to myocarditis. It also elevates proinflammatory cytokines, which interfere with ventricular contraction, resulting in HF. The difference of primary treatment for DENV infection and HF, make physician should raise awareness if their dengue patient complains of dyspnoea on exertion immediately after being diagnosed with DENV.  This presented case demonstrated that DENV can be associated with increased risk in HF. Physicians should have more awareness of this and provide early management of HF while taking care of DENV infection patients.