Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

FAKTOR PENGGUNAAN REKAM MEDIS ELEKTRONIK DI RS X HILHAMI, HILHAMI; HOSIZAH, HOSIZAH; JUS’AT, IDRUS
Journal of Nursing and Public Health Vol 11 No 2 (2023)
Publisher : UNIVED Press, Universitas Dehasen Bengkulu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37676/jnph.v11i2.5166

Abstract

Pendahuluan: Penggunaan rekam medis elektronik di fasilitas kesehatan Indonesia tidak merata. Menurut data Badan Layanan Kesehatan Rujukan (2020), baru 74 dari 575 RS Indonesia yang telah mengintegrasikan rekam medis elektronik. Penggunaan rekam medis elektronik juga terhambat oleh sarana dan prasarana yang kurang memadai, seperti koneksi jaringan yang tidak stabil yang dapat memperlambat kerja pengguna, informasi yang tidak sepenuhnya akurat, dan banyaknya langkah dan tahap dalam pengisian rekam medis elektronik. Melihat kendala-kendala tersebut di atas, diperlukan evaluasi yang menyeluruh, terutama mengenai manfaat yang seharusnya dirasakan oleh rumah sakit dan pelanggan jika penggunaan rekam medis elektronik berjalan lancar dan menghasilkan citra positif bagi rumah sakit dalam konteks persaingan pelanggan. Metode: Penelitian ini termasuk kedalam penulisan kausalitas yang berfungsi untuk meneliti apakah ada hubungan sebab akibat antara dua peristiwa yang terpisah. Hasil dan pembahasan: penelitian menunjukan bahwa adanya pengaruh teknologi, dan komitmen organisasi terhadap penggunaan RME yang di mediasi oleh budaya kerja. Kesimplan: Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh teknologi, budaya kerja terhadap penggunaan rekam medis elektronik. Pada variabel komitmen organisasi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penggunaan rekam medis elektronik. Teknologi diukur dengan pendekatan lima aspek yaitu content, accuray, format, ease for use dan timeless.
ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN SERAT MENURUT STATUS GIZI ANAK USIA 6-12 TAHUN DI PULAU SULAWESI Agustina, Wulan; Jus’at, Idrus; Mulyani, Erry Yudhya; Kuswari, Mury
Jurnal Gizi dan Pangan Vol. 10 No. 1 (2015)
Publisher : The Food and Nutrition Society of Indonesia in collaboration with the Department of Community Nutrition, IPB University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (363.381 KB) | DOI: 10.25182/jgp.2015.10.1.%p

Abstract

ABSTRACTThe aimed of this study was to determine the differences intake of macro-nutrients (protein, fat, carbohydrates) and fiber with respect to their nutritional status of children aged 6-12 years. This study was used secondary data Riskesdas 2010. The number of subjects was 2,987 children aged 6-12 years in Sulawesi Island. Body Mass Index for Age (BMI/U) was used to measure the nutritional status. Independent sample t-test and analysis of variance were applied to answer the research questions. The result showed that most of subjects were male (58.7%), living in rural areas (50.2%), and with low economic status (54.1%). In regard to protein intake, most of the children age 6 years was about 80-99% Recommended Dietary Intake (RDA). On the contrary, most of children 7-9 years and 10-12 years were below 70% RDA. There were no differences intake of macro-nutrients (protein, fat, carbohydrates) and fiber to the nutritional status of children aged 6-12 years (p>0.05). This study found that most of the children were suffering macro-nutrients intake regardless their nutritional status. Therefore, we need to have a good program to monitor nutritional status of school children.Keywords: nutrient intake, nutritional status, school age children 6-12 yearABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan asupan zat gizi makro (protein, lemak, karbohidrat) dan serat terhadap status gizi pada anak usia 6-12 tahun. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2010 dengan pendekatan cross-sectional. Subjek penelitian adalah anak usia 6-12 tahun dengan status gizi kurus, normal, dan gemuk menurut IMT/U di Pulau Sulawesi tahun 2010 berjumlah 2.087 orang. Pengujian statistik menggunakan independent sample t-test dan Anova. Sebagian besar subjek berjenis kelamin laki-laki (58,7%), tinggal di perdesaan (50,2%), dan berstatus ekonomi rendah (54,1%). Rata-rata asupan protein pada kelompok umur 6 tahun termasuk kategori sedang (80-99% AKG) namun pada usia 7-9 tahun dan usia 10-12 tahun termasuk kategori defisit (<70% AKG). Tidak terdapat perbedaan asupan zat gizi makro dan serat terhadap status gizi (IMT/U) di Pulau Sulawesi (p>0,05). Penelitian ini menemukan adanya keberagaman asupan dan status gizi anak usia sekolah. Oleh karenanya, diperlukan program pemantauan status gizi secara rutin di sekolah.Kata kunci: anak usia 6-12 tahun, asupan zat gizi, status gizi
Knowledge, Attitude, and Support and Motivation Influenced An Initial Nutrition Screening Hadiyani, Ai; Jus’at, Idrus; Wahidi, Kemala Rita
International Journal of Nursing and Health Services (IJNHS) Vol. 6 No. 4 (2023): International Journal of Nursing and Health Services (IJHNS)
Publisher : Alta Dharma Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35654/ijnhs.v6i4.718

Abstract

Background: Initial nutritional screening by nurses is the gateway to identifying patients at risk of dietary problems in hospital patients. Objective: The study aimed to analyze the effect of knowledge, attitudes, and hospital management support on nurses' implementation of early nutrition screening through motivation as an intervening variable. Method: The method used in this study is a quantitative method with a cross-sectional approach. Purposive sampling was used in this study. The sample measurement used the G Power application, and the sample size used in this study was 134 respondents. The data analysis method used in this study is multiple linear regression analysis Result: The results of this study indicate that knowledge and hospital management support have a significant effect on the implementation of early nutrition screening. Attitude was not significantly associated with early nutrition screening. Motivate did not mediate the knowledge, attitude, and hospital management support simultaneously on the implementation of early nutrition screening. Conclusion. Improving knowledge and supporting from management were positive effect on implementation of early nutrition screening. However, attitude was not positive effect early nutrition screening. Recommendation. Further study needs to conduct the study in difference population and setting the ensure the finding and need to address the factors associated with implementation of early nutrition screening
Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Servant Leadership Terhadap Kepuasan Kerja dengan Organizational Citizenship Behavior sebagai Variabel Intervening Di RS Khusus Paru Karawang Amalia, Siti Nur; Kusumapradja, Rokiah; Jus’at, Idrus
Innovative: Journal Of Social Science Research Vol. 4 No. 1 (2024): Innovative: Journal Of Social Science Research
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/innovative.v4i1.8908

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan servant leadership terhadap kepuasan kerja dengan Organizational Citizenship Behavior sebagai variabel intervening di RSKP Karawang. Metode penelitian yaitu metode asosiatif kuantitatif dengan menggunakan aplikasi SPSS 20. Teknik pengumpulan data menggunakan survei dengan sampel sebanyak 100 orang pegawai RSKP Karawang. Hasil dari penelitian ini yaitu pengaruh budaya organisasi, gaya kepemimpinan servant leadership, dan Organizational Citizenship Behavior terhadap kepuasan kerja secara simultan yaitu berdasarkan nilai Sig. F change dari tabel output diketahui nilai sig. (2-tailed) adalah sebesar 0,000<0,05, yang berarti terdapat korelasi yang signifikan secara simultan antara variabel budaya organisasi, gaya kepemimpinan servant leadership, dan Organizational Citizenship Behavior dengan kepuasan kerja. Nilai R yaitu sebesar 0,789 yang bernilai positif maka itu artinya hubungan antara budaya organisasi, gaya kepemimpinan servant leadership, dan Organizational Citizenship Behavior dengan kepuasan kerja bersifat positif atau dengan kata lain semakin meningkatnya budaya organisasi, gaya kepemimpinan servant leadership, dan Organizational Citizenship Behavior maka akan meningkat pula kepuasan kerja. Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu Organizational Citizenship Behavior merupakan variabel intervening yang memediasi pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan servant leadership terhadap kepuasan kerja di RSKP Karawang. Semakin baik Organizational Citizenship Behavior yang diterapkan di rumah sakit maka akan semakin meningkatkan pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan servant leadership terhadap kepuasan kerja.
HUBUNGAN POLA ASUH ORANG TUA, AKTIVITAS FISIK, DAN ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI ANAK AUTIS DI SLB BELITUNG Rezki, Dara Puspita Ayu; Sapang, Mertien; Palupi, Khairizka Citra; Jus’at, Idrus; Swamilaksita, Prita Dhyani
Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol. 1 No. 2 (2024): Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat
Publisher : Seroja Husada: Jurnal Kesehatan Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar Belakang : Autisme merupakan spektrum penyakityang sering disebut ASD (Autism Spectrum Disorder) gangguan perkembangan yang mempengaruhi beberapa aspek bagaimana anak melihat dunia dan bagaimana belajar melalui pengalamannya. Anak-anak dengan gangguan autisme biasanya kurang dapat merasakan kontak sosial. Hasil Riskesdas 2018 mendapatkan 3,3% anak umur 5-17 tahun yang mengalami disabilitas Berdasarkan data kemenkes bahwa jumlah anak penyandang autis kurang lebih 112.000 anak dan jumlahnya akan terus meningkat setiap tahunnya Tujuan : Mengetahui hubungan pola asuh orang tua, aktivitas fisik, dan kecukupan zat gizi makro dengan status gizi anak autis di SLB Belitung. Metode : penelitian kuantitatif desain studi cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan sampling jenuh suatu tehnik semua anggota populasi digunakan sebagai sampel seluruh anak autis berusia 6-17 tahun di SLB Belitung sebanyak 33 anak. Pengumpulan data dilakukan secara bertahap, dengan wawancara dalam pengisian kuesioner dan formulir food recall. Hasil : Tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua, terhadap status gizi (p=0,740 r=0,060) dengan kekuatan korelasi sangat lemah kearah positif. Ada hubungan antara aktivitas fisik terhadap indeks massa tubuh (p= 0,000, r=-0,605) dengan kekuatan korelasi sangat lemah ke arah negatif. Tidak ada hubungan antara karbohidrat terhadap status gizi (p=0,191 r=0,233) dengan kekuatan korelasi lemah ke arah positif. Ada hubungan antara prorein terhadap status gizi (p=0,002 r=0,523) dengan kekuatan korelasi kuat kearah positif. Ada hubungan antara prorein terhadap status gizi (p=0,014 r= 0,425) dengan kekuatan korelasi kuat ke arah positif. Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara pola asuh orang tua dengan status gizi anak autis di SLB Belitung. Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi anak autis di SLB Belitung. Tidak ada hubungan antara karbohidrat dengan status gizi anak autis di SLB Belitung.Terdapat hubungan antara protei danlemak dengan status gizi anak autis di SLB Belitung.