Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

KETERSEDIAAN PANGAN UBI JALAR SEBAGAI SUMBER PANGAN LOKAL DI KABUPATEN MANOKWARI Dwita Iriani Nainggolan; Djuliati Dampa; Yunita Palinggi
Sosio Agri Papua Vol 11 No 1 (2022): Juni
Publisher : Department of Social Economic Agriculture, Faculty of Agriculture, University of Papua, Manokwari, West Papua, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/sap.v11i01.252

Abstract

Ketersediaan pangan di suatu wilayah dapat bersumber dari produksi wilayah itu sendiri, cadangan pangan dan impor pangan. Jumlah pangan yang harus tersedia di suatu wilayah ditentukan oleh kebutuhan pangan penduduk di wilayah tersebut. Suatu wilayah dikatakan memiliki ketersediaan pangan yang cukup jika mampu memenuhi kebutuhan pangan penduduk. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menganalisis ketersediaan ubi jalar sebagai sumber pangan lokal di Kabupaten Manokwari dan menganalisis kecukupan pangan ubi jalar sebagai sumber karbohidrat bagi penduduk di Kabupaten Manokwari.. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan studi literatur dengan menggunakan data produksi ubi jalar di Kabupaten Manokwari dan Luas Panen Ubi jalar di Kabupaten Manokwari yang sudah dipublikasi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Manokwari dan BPS Provinsi Papua Barat, dengan perhitungan produksi ubi jalar di wilayah Kabupaten Manokwari dan Ketersediaan ubi jalar per kapita. Hasil penelitian diperoleh Ketersediaan ubi jalar di Kabupaten Manokwari tahun 2019 sebesar 1.227,80 Ton dan ketersediaan ubi jalar perkapita tahun 2019 sebesar 18,96 gram per hari, Ubi jalar yang tersedia di Kabupaten Manokwari tahun 2019 belum mampu mencukupi kebutuhan konsumsi normatif penduduk Manokwari. Jumlah kebutuhan konsumsi ubi jalar yang belum mampu dipenuhi sebesar 5.763,2 Ton per tahun ( 82,43 persen).
PROYEKSI KEBUTUHAN PANGAN DAN KEBUTUHAN LAHAN KOMODITI PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN TELUK BINTUNI Ardha Puspita Sari; Darmawanto Uria; Yunita Palinggi; Satrio Pringgo Sejati
Sosio Agri Papua Vol 11 No 1 (2022): Juni
Publisher : Department of Social Economic Agriculture, Faculty of Agriculture, University of Papua, Manokwari, West Papua, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/sap.v11i01.254

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proyeksi kebutuhan pangan dan kebutuhan lahan di Kabupaten Teluk Bintuni. Teknik analisis untuk menghitung kebutuhan pangan dihitung berdasarkan Pola Pangan Harapan wilayah dengan pendekatan Angka Kecukupan Energi (AKE). Data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa statistik daerah dan data sektoral Kabupaten Teluk Bintuni. Penelitian ini menemukan bahwa konsumsi jenis pangan kelompok padi-padian dan umbi-umbian oleh masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni, cenderung lebih rendah dibandingkan konsumsi nasional. Namun skor PPH untuk jenis konsumsi kelompok pangan padi-padian dan umbi-umbian setara dengan skor maksimal PPH nasional. Hal ini dapat diartikan bahwa Kabupaten teluk Bintuni memiliki ketahanan pangan yang cukup baik. Jumlah penduduk Kabupaten Teluk Bintuni pada Tahun 2024 diproyeksikan sebesar 98.385 jiwa dan kebutuhan konsumsi bahan pangan beras ditingkat sebesar 2.773,17 Ton/Tahun. Kebutuhan pangan penduduk untuk padi sawah adalah sebesar 4.812,26 Ton/Tahun. Tingkat konsumsi ubi kayu sebesar 809,43 Ton, sehingga kebutuhan pangan ubi kayu menjadi 890,37 Ton/Tahun. Tingkat konsumsi ubi jalar sebesar 960.79 ton. Sehingga kebutuhan pangan penduduk terhadap komoditi Ubi jalar sebesar 1,056.87 Ton/Tahun. Tingkat konsumsi jagung masyarakat Kabupaten Teluk Bintuni sebesar 4.733, 37 Ton/Tahun. Sedangkan ketersediaan sagu secara lokal adalah sebesar 195.43 Ton/Tahun. Kebutuhan lahan untuk padi sawah merupakan kebutuhan lahan terbesar yaitu 21.673,57 Ha. Kebutuhan lahan untuk tiga komoditi pangan lainnya yaitu ubi kayu, ubi jalar dan jagung untuk masing-masing komoditi adalah sebesar 871,94 Ha, 1,275.09 Ha dan 1,641.28 Ha. Kebutuhan lahan sagu merupakan kebutuhan terkecil yakni sebesar 64, 31 Ha
ANALISIS SISTEM PEMASARAN BERAS LOKAL DI KAMPUNG DESAY DISTRIK PRAFI KABUPATEN MANOKWARI Istiqomah; Ludia Theresia. Wambrauw; Yunita Palinggi
Sosio Agri Papua Vol 14 No 1 (2025): Juni
Publisher : Department of Social Economic Agriculture, Faculty of Agriculture, University of Papua, Manokwari, West Papua, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30862/sap.v14i1.414

Abstract

This study aims to determine the system, marketing function, costs, margins and profits (farmer share) received by each marketing institution in Desay Village, Prafi District, Manokwari Regency. The method used in this study is a descriptive method using a case study technique, and sampling is done using the Purposive sampling method (Intentionally). Taking a sample of 30 farmers from 311 farmers, 3 collectors, 8 retailers, 1 BUMDes and 10 consumers in Desay Village. The results of the study show that the marketing system in Desay Village uses a conventional marketing system, where sellers and buyers meet directly or through intermediaries. While the marketing functions, namely purchasing sales, processing, transportation, storage, wages, standardization and risk bearing are all carried out by the BUMDes marketing institution and collectors, and retailers do not store and standardize. The costs incurred by each institution vary, depending on the needs and the amount of rice processed with an average cost of Rp / Kg., 12,721. The marketing institution that gets the most margin is BUMDes of Rp/Kg., 1,500 while the collectors and retailers get the same margin value of Rp/Kg., 1,000. The selling price in Kampung Desay is usually determined based on a mutual agreement between farmers and traders but usually not less than Rp/Kg., 12,500. The farmer share value in Kampung Desay is all above 50%, so the marketing channels in Kampung Desay can be said to be .
Overview of Nursing Diagnoses in Respiratory Emergency Cases at the Emergency Department of Andi Makkasau Regional General Hospital, Parepare City Bahriah; Henrick Sampeangin; Heni Silvia; Yunita Palinggi; I Melda Imel; Muhammad Asri
Comprehensive Health Care Vol. 9 No. 2 (2025): Comprehensive Health Care
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, Stikes Panrita Husada Bulukumba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37362/chc.v9i2.546

Abstract

Respiratory emergencies are very critical conditions and require rapid treatment in the Emergency Department (ER). An accurate nursing diagnosis is important to support patient safety and recovery. The purpose of this study was to determine the description of nursing diagnoses that are often made in patients with respiratory emergencies in the ER of Andi Makkasau Hospital, Parepare City. This study used a quantitative descriptive design with a total sampling technique. Data were taken from patient medical records throughout 2024 and analyzed univariately. The results showed that the three most common nursing diagnoses were ineffective breathing patterns (63.77%), impaired gas exchange (34.49%), and ineffective airway clearance (1.74%). Ineffective breathing patterns were the most common problem. Nurses in the ER are expected to continue to improve their ability to recognize and handle respiratory emergencies.
Challenges and Opportunities of Traditional Agriculture in The Era of Food Security Yohanes Kamakaula; Yunita Palinggi
Reslaj: Religion Education Social Laa Roiba Journal Vol. 7 No. 5 (2025): RESLAJ: Religion Education Social Laa Roiba Journal
Publisher : Intitut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/reslaj.v7i5.8023

Abstract

ABSTRACT As with previous qualitative studies using a descriptive approach, qualitative research using a descriptive approach functions to describe the main topics used in this study including traditional agriculture, resilience, challenges, and opportunities for traditional agriculture. The data used in this study are secondary data that researchers obtain from credible websites, scientific articles, books, and various other sources used in each study. Challenges and Opportunities for traditional agriculture are analyzed using the SWOT analysis tool with more comprehensive results below. The conclusion in this article show that traditional agriculture has more threats and weaknesses than strengths and advantages. Its strengths and opportunities can also be eroded slowly if technological advances in the era of modern agricultural food security are increasingly unstoppable. The strengths and opportunities in question include having machines that are more often used by the community and literacy around agriculture is not yet evenly distributed. While the weaknesses and threats are slow production, old-fashioned, Lagging behind technological advances, Low food security, Decreasing production, and Market dominated by modern agriculture.