Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Pelatihan Pembuatan Kerajinan Tangan Meronce sebagai Sarana Kreativitas Anak di Panti Asuhan Abadi Aisyiyah Parepare Mas’ud B; Malik, Marwati Abd.; Malik, Bismar; Saputri, Amina; Ardiana; Utami, Arlinda; Amaliah, Eka; Khaerati SN, Esy Nurul; Fakhiratunnisa; Pahe, Irayanti Wila; Khaerunnisa
Jurnal Pengabdian Nasional (JPN) Indonesia Vol. 5 No. 3 (2024): September
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) STMIK Indonesia Banda Aceh

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35870/jpni.v5i3.1046

Abstract

The beading handicraft training at Abadi Aisyiyah Orphanage in Parepare City was initiated due to the children's monotonous daily routines and limited facilities for developing their creative skills. This activity aimed to provide the children with new experiences, enhance their fine motor skills, creativity, and self-confidence. A total of 30 children from the Abadi Aisyiyah Orphanage in Parepare City participated in this activity. The training was conducted over three days, with the first day focused on demonstrating the making of bracelets and rings, followed by a creative session where the children could make crafts according to their imagination. The second day continued with demonstrations of making phone straps and keychains, followed by similar creative activities. Data collected showed a significant increase in the children's fine motor skills and self-confidence after the training. On the third day, the products were marketed, and the event was concluded. Following the training, there was a 25% increase in creativity, a 40% improvement in fine motor skills, and a 5% boost in self-confidence. Additionally, the sales of the handicraft products made by the children not only enhanced their marketing skills but also yielded a 100% profit. The profits were used to purchase beading tools and materials, ensuring the sustainability of this creative activity in the future. This activity underscores the importance of providing creative facilities for children's development in orphanages and demonstrates the positive impact of engaging in creative activities on skill development and self-confidence.
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Ditinjau dari Tipe Kepribadian Introvert Peserta Didik Sriyanti, A; Saputri, Amina; Rahman, Ulfiani
Jurnal Cendekia : Jurnal Pendidikan Matematika Vol 8 No 3 (2024): Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika Volume 8 Nomor 3 Tahun 2024
Publisher : Mathematics Education Study Program

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/cendekia.v8i3.2973

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mennganalisis tingkat kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik kelas XI yang memiliki kepribadian introvert di SMAN 4 Luwu Timur. Pendekatan penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Subjek penelitian ini sebanyak 6 peserta didik kelas XI IPA dan IPS yang berkepribadian introvert. Teknik pengumpulan datanya berupa tes, wawancara, dan dokumentasi. Analisis datanya menggunakan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga kategori kemampuan berpikir kritis matematis dari tiga kategori kepribadian introvert setelah diberikan tes. Pada kategori introvert tinggi memiliki kemampuan berpikir kritis matematis sedang dan rendah, kategori introvert sedang memiliki kemampuan berpikir kritis matematis tinggi dan rendah, serta kategori introvert rendah memiliki kemampuan berpikir kritis matematis sedang. Peserta didik kategori kemampuan berpikir kritis matematis tinggi memenuhi empat indikator (interpretasi, analisis, evaluasi, inferensi). Sedangkan peserta didik kategori kemampuan berpikir kritis matematis sedang dan rendah hanya memenuhi tiga dari empat indikator yaitu (interpretasi, evaluasi, inferensi) atau (interpretasi, analisis, dan inferensi) saja. Jika dikaitkan dengan kepribadian introvert dapat dikatakan bahwa kemampuan berpikir kritis matematis dipengaruhi oleh kemampuan awal serta faktor dari dalam yakni kepribadian peserta didik itu sendiri. Peserta didik introvert memiliki caranya tersendiri untuk berkonsentrasi dalam memahami materi sesuai kebiasaannya dalam mengambil keputusan untuk memilih strategi penyelesaian soal yang tepat. Sehingga terbentuk tingkat kemampuan berpikir kritis matematis yang berbeda-beda diantara peserta didik introvert. Disarankan bagi guru matematika agar lebih meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didiknya dengan memaksimalkan pemahaman konsep serta memberikan latihan soal kategori sulit untuk dikerjakan.