Sasotya, R.M. Sonny
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Tatalaksana Vaginismus dalam Pendekatan Multimodalitas Sasotya, R.M. Sonny
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 7 Nomor 1 Maret 2024
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia.v7i1.660

Abstract

Vaginismus didefinisikan sebagai gangguan penetrasi di mana segala bentuk penetrasi vagina seringkali menyakitkan atau tidak mungkin. Secara tradisional disebut sebagai kontraksi otot dasar panggul yang tidak disengaja karena rasa sakit yang sebenarnya atau yang diantisipasi terkait dengan penetrasi vagina. Definisi vaginismus baru-baru ini berubah, dan edisi kelima dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders mencirikannya sebagai subset dari “Genito-Pelvic Pain/Penetration disorder” daripada vaginismus. Tingkat prevalensi vaginismus dalam pengaturan klinis telah diperkirakan 5% sampai 17%, dan diyakini sebagai salah satu disfungsi seksual wanita yang lebih umum. Faktor psikologis yang berbeda berkaitan dengan vaginismus, seperti pengalaman seksual traumatis, pelecehan seksual, agama yang ketat dan/atau seksual yang ketat. masalah pengasuhan, ketakutan dan/atau kecemasan dan ditahan di usia muda selama kateterisasi atau enema, tetapi tidak selalu terkait dengan masalah psikologis dan beberapa pasien memberikan riwayat negatif untuk faktor-faktor tersebut. Vaginismus adalah gangguan psikologis yang dimanifestasikan oleh ketakutan dan kecemasan terhadap penetrasi dan gangguan fisik yang ditandai dengan kejang vagina dan berbeda dari gangguan nyeri seksual lainnya seperti vulvodynia atau vestibulodynia.
Korelasi Kekuatan Otot Menggenggam dengan Otot Levator Ani pada Penderita Prolapsus Organ Panggul Ula, Lulu Nurul; Effendi, Jusuf Sulaeman; Sasotya, R.M. Sonny
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 6 Nomor 3 November 2023
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia.v6i3.538

Abstract

Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan kekuatan otot levator ani dan otot menggenggam sebelum dan sesudah pemberian analog vitamin D3 (alfacalcidol) dan mengetahui korelasi antara kekuatan kontraksi otot levator ani dan kekuatan kontraksi otot menggenggam pada penderita prolapsus organ panggul.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental quasi dengan rancangan sebelum dan sesudah pemberian alfacalcidol pada pasien prolapsus organ panggul. Dilakukan pengukuran kekuatan otot levator ani menggunakan perineometer dan otot menggenggam menggunakan handgrip dynamometer sebelum dan sesudah pemberian alfacalcidol selama 3 bulan. Penelitian dilakukan di Poliklinik Ginekologi FKUP/RSHS bulan Januari-Juli 2021. Hasil: Dilakukan pemberian suplementasi alfacalcidol selama 3 bulan pada 24 penderita prolapsus organ panggul. Hasil evaluasi menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna secara statistik (nilai p<0,001) pada sebelum dan sesudah pemberian suplementasi alfacalcidol yaitu terjadi peningkatan kekuatan otot levator ani (rerata pre= 9,94±3,56 dan pasca= 19,67±3,61) dan  terdapat peningkatan kekuatan otot menggenggam (rerata pre= 15,39±3,29 dan pasca= 23,90±3,67). Hasil penelitian ini menemukan adanya korelasi antara peningkatan kekuatan kontraksi otot levator ani dan kekuatan kontraksi otot menggenggam (nilai p<0,01) yang memiliki keeratan hubungan yang moderat (nilai R pre= 0,532 dan pasca= 0,618).Simpulan: Suplementasi alfacalcidol dapat meningkatkan kekuatan kontraksi otot levator ani dan otot menggenggam pada penderita prolaps organ panggul. Terdapat korelasi yang bermakna dengan hubungan moderat pada kekuatan kontraksi otot levator ani dengan kekuatan kontraksi otot menggenggam pada penderita prolapsus organ panggul.Correlation of Grip Muscle Strength With Levator Ani Muscle  In Patients With Pelvic organ ProlapseAbstractobjective: This study was to evaluate the differences of the levator ani muscle and the grip muscle strength before and after administration of a vitamin D3 analogue (alfacalcidol) and to determine the correlation of grip muscle strength with levator ani muscle in patients with pelvic organ prolapse.Method: This study was a quasi-experimental study with a design before and after administration of alfacalcidol in patients with pelvic organ prolapse. The levator ani muscle strength was measured using a perineometer and grip muscles strength using a handgrip dynamometer before and after alfacalcidol administration for 3 months. The study was conducted at the Gynecology Polyclinic FKUP/RSHS in Januari-Juli 2021. Results: Alfacalcidol supplementation was administered for 3 months in 24 patients with pelvic organ prolapse. The evaluation results showed a statistically significant difference (p value <0.001) before and after alfacalcidol supplementation with an increase in levator ani muscle strength (mean pre= 9.94±3.56 and pasca= 19.67±3.61) and there was an increase in grip muscles strength (mean of pre=15.39±3.29 and pasca= 23.90±3.67). The results of this study found a correlation between the increase in the strength of the levator ani muscle contraction and the grip muscles strength (p value <0.01) which had a moderate correlations (R value pre = 0.532 and post = 0.618).Conclusion: Alfacalcidol supplementation can increase the strength of the levator ani and grip muscles in patients with pelvic organ prolapse. There is a significant correlation with a moderate correlation between the strength of the levator ani muscle contraction and the grip muscles strength in patients with pelvic organ prolapse. Key words: levator ani muscle, pelvic organ prolaps, alfacalcidol
Gestational weight gain as a factor associated with urinary incontinence and quality of life Aulia, Rizka; Sukarsa, M. Rizkar Arev; Prasetyo, Dwi; Hilmanto, Danny; Sasotya, R.M. Sonny; Susiarno, Hadi
Majalah Obstetri & Ginekologi Vol. 33 No. 3 (2025): December
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/mog.V33I32025.214-220

Abstract

HIGHLIGHTS There is a correlation between maternal weight gain and urinary incontinence, an increase in weight during pregnancy may raise the risk of urinary incontinence. Urinary incontinence correlates with poorer quality of life in pregnant women and has the potential to affect their well-being negatively.   ABSTRACT Objective: Urinary incontinence (UI) frequently occurs in pregnancy, primarily caused by increased intra-abdominal pressure. If left unmanaged, UI can lead to both physical and psychological discomfort, potentially reducing a pregnant woman’s quality of life. This research aims to examine the relationship between gestational weight gain and the occurrence of urinary incontinence, along with its effects on quality of life. Materials and Methods: A cross-sectional study was carried out among 50 pregnant women in their third trimester residing within the catchment area of Lebaksiu Primary Health Care, Tegal Regency, Central Java. Pre-pregnancy weight was extracted from the Handbook of Maternal and Child Health (MCH), while current weight was measured directly. measured using the validated Indonesian version of the ICIQ-UI SF questionnaire, while quality of life was assessed with the Indonesian version of the WHOQOL-BREF. Both instruments were administered through face-to-face interviews. Correlation was tested using Spearman’s rank correlation, with statistical significance set at p<0.05. Results: The results showed a statistically significant positive correlation between maternal weight gain and the incidence of urinary incontinence (p=0.001; r=0.462), and a significant negative correlation between urinary incontinence and quality of life (p=0.000; r=-0.614). 70% of pregnant women experience urinary incontinence, and 46% report a decreased quality of life. Conclusion: These findings suggest that greater maternal weight gain is associated with a higher risk of UI, and that UI negatively affects pregnant women’s quality of life. Integrating educational programs and policies that emphasize the importance of maintaining an ideal body weight during pregnancy may help prevent UI and improve the overall quality of life for pregnant women.