Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Effect of Chicken Bile Application on Scar Healing Process limanda, Claudia Felicia; Intizam, Marwa Humaira; Jusuf, Pierre Joshua; Tanujaya, Monica Aprilia; Rusyati, Luh Made Mas
Bali Dermatology Venereology and Aesthetic Journal BDVAJ - Volume 6, Issue 1 (June 2023)
Publisher : Explorer Front

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/6kq9ke38

Abstract

Type of scars varies from mild fine line scars to abnormal scars which treatment will differ according to its type, site, symptoms, and severity. Scars have a great impact of human life, namely physically, aesthetically, psychologically, and socially that make choosing the right treatment very important. Treatment for scars can be done conventionally in health care facilities and traditionally. Chinese traditional medicine has been known to have a major role in scar treatment. One of the examples is the use of chicken bile. "Chicken bile", "Chicken bile effect", "Wounds", and "Wound healing process" were the keywords applied to scientific online databases. Wound healing is composed of three initial stages, such as inflammatory, proliferative, and remodeling stage. Chicken bile is known to have a low but strong bilirubin level with little biliverdin. These agents can serve as antipyretic, antioxidant, anti-inflammatory, and anti-atherogenic that can aide wound healing. Bile also supports protein metabolism, fat metabolism, energy production, and synthesis of glycogen. Most importantly, bile contains matrix metalloproteinases (MMPs) that function to degrade type IV collagen which have an important role in wound reepithelization process, altering wound matrix, enabling cell to migrate, and tissue remodeling. Thus, it is certain that MMPs are essential in wound healing.
Perempuan 42 tahun dengan Gastropati Diabetikum dan Penyakit Ginjal Kronik Aditya Nugraha, Ida Bagus; Intizam, Marwa Humaira; Wedari, Ni Nyoman Ira Santi
Jurnal Kedokteran Meditek Vol 30 No 3 (2024): SEPTEMBER
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v30i3.3072

Abstract

Gastropati diabetikum merupakan suatu komplikasi neuropati pada bagian pencernaan dari diabetes melitus. Kelainan yang ditimbulkan dapat berupa gangguan motilitas, kontraktilitas, tonus, serta aktivitas mioelektrik lambung yang dicetuskan oleh kondisi hiperglikemia. Artikel ini bertujuan untuk melaporkan kasus kecurigaan gastropati diabetikum dan penyakit ginjal kronik stadium IIIa. Pasien seorang perempuan usia 42 tahun yang datang dengan keluhan mual, muntah, dan nyeri epigastrium, tekanan darah yang terukur ialah 160/100 mmHg, serta hasil pemeriksaan gula darah sewaktu menunjukkan gula darah 222 mg/dL dan HbA1c 10,2%. Pada hasil pemeriksaan fungsi ginjal didapatkan serum kreatinin meningkat dan glomerular filtration rate menurun serta adanya proteinuria pada hasil urinalisis. Pasien memiliki riwayat hipertensi dan tidak diobati selama bertahun-tahun. Sebagai tata laksana untuk kondisi hiperglikemia, pasien diberikan terapi cairan, terapi insulin, dan koreksi ketidakseimbangan elektrolit. Pengendalian tekanan darah juga dilakukan pada pasien dengan pemberian obat golongan Angiotensin Receptor Blockers (ARB) dan Calcium Channel Blockers (CCB). Pemberian antibiotik melalui injeksi juga dilakukan untuk kecurigaan infeksi. Beberapa studi menunjukkan bahwa gagal ginjal kronik umumnya mengenai individu di atas 55 tahun. Kesimpulan dari kasus jarang ini yaitu  penyakit metabolik dapat menyerang populasi usia produktif dan perlu ada peningkatan kewaspadaan terhadap kemungkinan komplikasi lain yang dapat terjadi.
Role of secretomes in chronic wound treatment: a review Limanda, Claudia Felicia; Intizam, Marwa Humaira; Augustin, Dara Cynthia
Bali Dermatology Venereology and Aesthetic Journal BDVAJ - Volume 7, Issue 2 (July 2024)
Publisher : Explorer Front

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51559/balidervenaesthj.v7i2.98

Abstract

Living with a chronic wound may prove to be devastating to patients both physically and psychologically. Wound increases economic and society burden due to low healing rate, prolonged hospital treatment, and increased epidemiology worldwide. Therefore, application wound treatment modalities are necessary for patient recovery. However, each modality has their own advantage and limitation. As a newly-founded modality, secretome, which originated from Mesenchymal stem cells (MSCs) plays an important role in chronic wound healing due to its ability in promoting tissue regeneration and self-renewal that supports cell proliferation and migration. However, different therapeutic potentials can arise according to each source of stem cells. This review highlights the importance of secretome as a modality in treating chronic wounds. Secretome types, stem cell origin, and results when applied in vitro and in vivo will also be comprehensively reviewed.
Diagnosis and Management of Antepartum Bleeding in Primary Health Care Winata, I Gde Sastra; Mahendrata, Prayascita; Intizam, Marwa Humaira; Astawa, I Made Mulya
Indonesian Journal of Obstetrics & Gynecology Science Volume 8 Nomor 1 Maret 2025
Publisher : Dep/SMF Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/obgynia.v8i1.768

Abstract

Objective: Antepartum bleeding, occurring in the second or third trimester of pregnancy, is a critical obstetric concern. This literature review explores diagnostic and management strategies for antepartum bleeding within primary health care settings. Method: This study employs a literature review methodology. Data were gathered from articles published between 2010 and 2024, accessed through PubMed and ScienceDirect.Result: Early identification and timely management of antepartum bleeding are essential in minimizing maternal and fetal morbidity and mortality. This review examines diagnostic approaches, including clinical assessments, ultrasonography, and laboratory investigations, with a focus on their accessibility within primary care environments. Management strategies, ranging from expectant care to emergency interventions, are discussed, alongside the critical role of primary care providers in stabilizing patients, ensuring prompt referrals, and providing continuous care.Conclusion: The review concludes by advocating for standardized protocols and enhanced training for primary care practitioners to improve the management of antepartum bleeding.Diagnosis dan Penatalaksanaan Perdarahan Antepartum di Layanan Kesehatan PrimerAbstrakTujuan: Perdarahan antepartum, yang terjadi pada trimester kedua atau ketiga kehamilan, merupakan perhatian serius dalam perawatan obstetri. Tinjauan literatur ini mengeksplorasi strategi diagnosis dan penatalaksanaan perdarahan antepartum di layanan kesehatan primer. Metode : Penelitian ini merupakan literatur review. Data penelitian diperoleh dari publikasi artikel di tahun 2010 – 2024 yang diakses melalui PubMed and ScienceDirect. Hasil: Identifikasi dini dan penatalaksanaan tepat waktu sangat penting untuk meminimalkan morbiditas dan mortalitas ibu serta janin. Pendekatan diagnostik, termasuk penilaian klinis, ultrasonografi, dan pemeriksaan laboratorium, ditinjau dengan penekanan pada aksesibilitasnya di lingkungan pelayanan primer. Selain itu, protokol manajemen, mulai dari penanganan ekspektatif, hingga intervensi darurat juga diulas. Peran penyedia layanan kesehatan primer dalam menstabilkan pasien, memastikan rujukan tepat waktu, dan memberikan perawatan lanjutan sangat ditekankan. Kesimpulan: Tinjauan ini menyimpulkan dengan menganjurkan adanya protokol standar dan peningkatan pelatihan bagi praktisi layanan kesehatan primer untuk lebih baik menangani perdarahan antepartum.Kata kunci : Antepartum, gawat darurat, kehamilan, perdarahan