Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penentuan Fasies, Umur, dan Lingkungan Pengendapan Batuan Karbonat Klastik Formasi Sentolo di Watu Lempeng, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta Nadhip, Muhammad; Alansyah, Apriko Yudhan; Kurniawan, Sandi; Rizqi, Al Hussein Flowers; Erlandi, Muhammad; Haliza, Audia Shafa
Retii Vol 18 No 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-18 (Edisi Penelitian)
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Watu Lempeng merupakan tempat wisata yang berada di Sungai Serang yang menghubungkan Desa Banyuroto dan Desa Sendangsari. Belum ada penelitian yang mengkaji detail mengenai kondisi umur dan lingkungan pengendapan di daerah ini sehingga perlu adanya kajian geologi terutama stratigrafi. Bebatuan di lokasi ini cukup menarik karena terlihat seperti lempeng pipih yang tersusun unik di sepanjang aliran Sungai Serang. Secara administratif, daerah penelitian berada pada Daerah Banyuroto, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo. Secara geografis, terletak berada pada 110°9’59.3”E dan 7°49’24.152”S. Daerah penelitian termasuk ke dalam fisiografi Pegunungan Kulon Progo sebelah timur, tepatnya pada Formasi Sentolo. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi umur dan lingkungan. Metode penelitian meliputi pengambilan data litologi menggunakan metode stratigrafi terukur (MS) untuk menentukan fasies. Pengambilan conto batuan diambil secara terpilih untuk analisis petrografi dan paleontologi. Kajian mikroskopis batuan secara petrografi akan menginterpretasi fasies batuan yang digunakan sebagai acuan dalam penentuan lingkungan penegndapan. Analisis paleontologi dilakukan untuk analisis umur dan lingkungan pengendapan Berdasarkan data lapangan, lintasan sepanjang 46 meter disusun oleh satuan batugamping Grainstone, Packstone dan Wackstone yang menunjukan fasies Foreslope. Pengendapan batuan tersebut berada pada kisaran umur N13-N14 (Miosen Tengah) dan diendapkan pada bathymetri Neritik Tengah – Neritik Luar (100 – 200 meter). Kata kunci : Kali Serang, Watu lempeng, Sentolo, umur, linkungan pengendapan
Perubahan Iklim Formasi Sentolo pada Kala Miosen Awal - Pliosen di Jalur Kali Serang, Nanggulan, Kulon Progo Alansyah, Apriko Yudhan; Nadhip, Muhammad; Erlandi, Muhammad; Kurniawan, Sandi; Rizqi, Al Hussein Flowers; Subandini Astuti, Bernadeta; Supandi, Supandi
Retii Vol 18 No 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-18 (Edisi Penelitian)
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The research area is included in the Physiography of the Kulon Progo Mountains to the south, in Kali Serang, Kec. Nanggulan, Kulon Progo Regency, Special Region of Yogyakarta. This study aims to determine the pattern of ancient climate change in the middle Sentolo formation, which is used to correlate the ancient climate in the upper Sentolo formation to previous researchers. The results of the field data obtained at the study site were two facies, packstone and grainstone, which are included in the bioclastic limestone unit with a thickness of 30m. Identifying microfossils with samples (top, middle, bottom) obtained several species of benthonic foraminifera fossils totaling 89 and 79 planktonic foraminifera. The results of calculating the relative ages of the Sentolo formation in this study ranged from N13-N14 (middle Miocene). Based on the calculation of the p/b ratio for determining the depositional environment is in the middle neritik - outer neritik. In calculating the percentage of fossils that characterize warm temperatures (Globigerinoides spp., Orbuliniforms, Globorotalia menardi, Globorotalia praemenadri, Globigerina venezuelana, Globoquadrina dehiscens, Globoquadrina praedehiscens, Globigerinella obesa, Globorotalia siakensis) and cold (Catapsydrax, globigerina woodi, Globorotalia scitula, Globigerrina sp p.s., Globorotaloides). Entering the outer neritic depositional environment, the climate gradually cools down, marked by an increasing number of fossils characteristic of cold temperatures. Determination of changes in ancient climate patterns at the research blood location using an analysis of the abundance of planktonic foraminifera that characterizes warm and cold temperatures in the study area has one pattern of temperature change, namely the cooling phase. The cooling phase begins at N13 - N14, and the temperature gets colder with deeper ocean depths occurring in the study area in the middle-outer neritic depositional environment. Keyword : Foraminifera, Ancient Climate, Sentolo Formation
Kompilasi Penentuan Sesar berdasarkan Data Struktur Geologi Permukaan dan Implikasinya terhadap Keberadaan Sesar Mataram di Daerah Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta Kurniawan, Sandi; Rizqi, Al Hussein Flowers; Erlandi, Muhammad; Nadhip, Muhammad; Alansyah, Apriko Yudhan; Wibisono, Dharmawan Catur; Winarti, Winarti; Fatih Qodri, Muhammad
Retii Vol 18 No 1 (2023): Prosiding Seminar Nasional ReTII ke-18 (Edisi Penelitian)
Publisher : Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kejadian gempa dahsyat di Yogyakarta pernah terjadi pada tahun 2006 dengan pusat gempa yang berpusat di Sesar Opak. Beberapa kejadian gempa juga sempat terjadi di tahun 2016 dan berpusat gempa di tengah perkotaan Yogyakarta. Penyebab terjadi gempa masih diintepretasikan sebagai pergerakan sesar yang diduga memiliki arah yang berbeda dari Sesar Opak. Penelitian mengenai Sesar dengan arah berbeda dari Sesar Opak tersebut masih minim dan perlu dikaji. Daerah penelitian meliputi area di sekitar Perbukitan Boko, tepatnya di Bokoharjo, Prambanan, Sleman, Yogyakarta. Penelitian ini bermaksud untuk mengkaji data struktur geologi permukaan yang disinyalir memiliki arah pergerakan sesar yang berarah barat – timur. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sesar berarah barat – timur dan hubungannya terhadap keberadaan Sesar Mataram. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan pemetaan semi detail dan tracing terhadap data struktur geologi berupa kekar (shear fracture dan gash fracture). Data geologi permukaan yang menunjukkan keberadaan sesar ditunjukkan adanya step fault. Hasil kajian mendapatkan pergerakan sesar utama berarah barat – timur dengan proyeksi stereonet melalui software Dips memiliki arah N 270o E/ 54o. Arah gaya tegasan memiliki arah utara – selatan berkisar 11o, N 14 o E Sesar berarah barat – timur ini terkait dengan keberadaan Sesar Mataram yang memiliki arah barat – timur dan memotong Sesar Opak di daerah Bokoharjo. Perpotongan Sesar Mataram dan Sesar Opak menghasilkan adanya pembelokkan sungai Opak dan munculnya mata air (Umbul Sidomulyo) yang berada di sekitar kelokan Sungai Opak. Kata kunci : Struktur geologi, Sesar Mataram, gempa, Bokoharjo, Yogyakarta