Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor internal yang mempengaruhi kejadian burnout pada radiografer di beberapa rumah sakit di Kota Padang. Burnout merupakan sindrom kelelahan fisik, emosional, dan mental yang sering terjadi pada tenaga kesehatan, termasuk radiografer, akibat dari beban kerja yang berat dan stres berkepanjangan. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional yang dilakukan di empat rumah sakit, yaitu Rs A, RS B, RS C, RS D in Padang. Penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 58 orang radiografer dengan teknik total sampling. Analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji chi-square untuk melihat hubungan antara variabel independen (umur, jenis kelamin, pendidikan, lama bekerja, dengan variabel dependen (burnout). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 52,2% responden mengalami tingkat burnout yang tinggi. Faktor-faktor yang memiliki hubungan signifikan dengan kejadian burnout adalah umur (p = 0,004), lama bekerja (p = 0,000), desain organisasi/beban kerja (p = 0,002), dukungan rekan kerja (p = 0,017), dan kepemimpinan (p = 0,012). Sementara itu, jenis kelamin dan pendidikan tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan burnout. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa faktor umur, lama bekerja, beban kerja, dukungan sosial, dan kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap burnout pada radiografer. Penelitian ini dapat menjadi dasar sebagai pembuat kebijakan untuk meningkatkan kualitas kerja dan menurunkan kejadian burnout pada radiografer.