Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PELATIHAN PEMANDU WISATA OUTBOUND BAGI POKDARWIS LEBAH SEMPAGA, LOMBOK BARAT Ander Sriwi; Sri Susanty
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 4 No. 1: Januari 2025 (In Press)
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jpm.v4i1.9584

Abstract

Desa Lebah Sempaga merupakan salah satu desa wisata yang baru dirintis di Kabupaten Lombok Barat. Desa ini mulai dikunjungi oleh wisatawan sejak objek wisata andalannya yaitu camping ground Goa Lawah mulai dirilis. Sejak itu, tiap minggu banyak wisatawan yang datang berkunjung untuk berkemah. Sejak itu, pengelola desa wisata semakin semangat untuk membuka berbagai atraksi baru yang bisa menambah lama tinggal tamu dan ada aktivitas baru yang dilakukan wisatawan. Salah satu yang bisa ditawarkan adalah membuat paket wisata alternatif yang berupa paket wisata outbound. Permasalahan yang dihadapi adalah rendahnya pengetahuan dan keterampilan pemandu dalam memandu kegiatan outbound. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk melatih pengelola desa wisata untuk menjadi pemandu wisata outbound yang profesional dan menguasai keterampilan memandu yang edukatif. Pengabdian masyarakat ini memiliki tiga tahapan yaitu sosialisasi dan persiapaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Tahap sosialisasi dan persiapan, tim pengabdian masyarakat melakukan penyusunan materi yang akan disampaikan pada saat pelatihan berlangsung dan pemilihan narasumber. Tahapan Pelaksanaan terbagi menjadi dua yaitu pembelajaran ruang yang berada di camping ground Desa Lebah Sempaga dengan mendatangkan instruktur yang professional. Tahapan evaluasi menggunakan pretest dan post test tahapan untuk mengukur tingkat pemahaman atau penguasaan materi yang diterima oleh peserta. Adapun jumlah peserta yang hadir sebanyak 23 orang yang berasal kelompok Pokdarwis dan Karang Taruna Desa Lebah Sempaga
PKMS PENGEMBANGAN DIGITAL MARKETING PRODUK UMKM OLAHAN IKAN LELE DI DESA BATU KUMBUNG, LOMBOK BARAT Sri Susanty; Ander Sriwi; Lalu Masyhudi
JURNAL PENGABDIAN MANDIRI Vol. 4 No. 1: Januari 2025 (In Press)
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jpm.v4i1.9585

Abstract

Dusun Pondok Buak memiliki potensi budidaya ikan air tawar. Hampir seluruh masyarakatnya bermata pencarian membudiya ikan air tawar (lele). Sehingga dusun ini dibranding menjadi kampung wisata mina yang memaksimalkan budidaya ikan air tawar sebagai atraksi wisata. Dusun Pondok Buak juga memiliki beberapa kuliner khas yang bahan utamanya yaitu Ikan Lele di antaranya : Abon, Pilus Kerupuk, dan Keripik Lele. Berdasarkan data yang diberikan oleh pihak Bumdes, data UMKM (Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah) olahan Ikan Lele yang ada di wilayah Desa Batu Kumbung sejumlah 2 UMKM. Pemasaran dan ketidakkonsistenan para penggiat UMKM dalam mempromosikan produk oleh-oleh berbahan dasar Ikan Lele ini, khususnya dalam pemanfaatan pemasaran digital. Berdasarkan kendala tersebut solusi utama untuk mengatasinya adalah dengan menggencarkan pemasaran pariwisata khususnya untuk pemasaran digital. Oleh karena itu, solusi permasalahan yang ditawarkan adalah berupa pendampingan digital marketing bagi para pelaku UMKM olahan Lele di Desa Batu Kumbung. Aktivitas lain yang dapat dilakukan antara lain membuat konten untuk media sosial dan mendaftarkan produk di marketplace. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan pendampingan untuk meningkatkan penjualan produk dengan menggunakan pemasaran digital sebagai salah satu upaya sehingga terjadi perbaikan ekonomi masyarakat desa. Adapun solusi yang ditawarkan berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM Olahan Ikan Lele adalah:melakukan sosialisasi tentang manfaat digital marketing, pelatihan pembuatan media promosi seperti pembuatan video pendek dan pengambilan gambar untuk konten promosi, dan pendampingan pembuatan akun marketplace di Trip Advisor, Shopee, dan Tokopedia. Adapun luaran yang akan dihasilkan berupa: meningkatkan pengetahuan pelaku UMKM tentang digital marketing, tersedianya video pendek dan foto sebagai konten promosi di media social dengan narasi yang menarik dan tersedianya akun penjualan di marketplace
PENGEMBANGAN DIGITAL MARKETING PRODUK UMKM OLAHAN IKAN LELE DI DESA BATU KUMBUNG, LOMBOK BARAT. Sri Susanty; Ander Sriwi
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 5 No. 5 (2025): Oktober 2025
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v5i5.11373

Abstract

Desa Batu Kumbung adalah merupakan salah satu Desa di wilayah Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat.Terletak pada suatu dataran rendah dengan luas wilayah : 1816 Ha. Desa Batu Kumbung berpotensi untuk budidaya holtikultura, perikanan, dan pariwisata. Desa Batu Kumbung secara administratif terdiri dari 11 Dusun. Salah satu dusun yang ada yaitu Dusun Pondok Buak. Dusun ini memiliki potensi budidaya ikan air tawar. Hampir seluruh masyarakatnya bermata pencarian membudiya ikan air tawar (lele) sehingga dusun ini dibranding menjadi kampung wisata mina yang memaksimalkan budidaya ikan air tawar sebagai atraksi wisata. juga menjadi sentra wisata edukasi yang terintegrasi mulai dari budidaya hingga pengelolaan produk kuliner dan ikan air tawar serta teknologi perikanan terpadu. Dusun Pondok Buak juga memiliki beberapa kuliner khas yang bahan utamanya yaitu Ikan Lele di antaranya : Abon, Pilus Kerupuk, dan Keripik Lele. Berdasarkan data yang diberikan oleh pihak Bumdes, data UMKM (Usaha Kecil, Mikro, dan Menengah) olahan Ikan Lele yang ada di wilayah Desa Batu Kumbung sejumlah 2 UMKM. yang telah memiliki nama usaha atau merek dagang dan telah mendapatkan sertifikat halal. Saat ini produk masih ditawarkan secara konvensional Produk olahan ini dititipkan di toko oleh-oleh di lokasi Pemandian Manggong. Penjualan produk masih sangat terbatas padahal produk sangat berlimpah. Terdapat beberapa kendala yang harus diatasi untuk menjual produk UMKM di Desa Batu Kumbung. Kendala tersebut antara lain yakni kendala pemasaran dan ketidakkonsistenan para penggiat UMKM dalam mempromosikan produk oleh-oleh berbahan dasar Ikan Lele ini, khususnya dalam pemanfaatan pemasaran digital. Berdasarkan kendala tersebut solusi utama untuk mengatasinya adalah dengan menggencarkan pemasaran pariwisata khususnya untuk pemasaran digital. Oleh karena itu, solusi permasalahan yang ditawarkan adalah berupa pendampingan digital marketing bagi para pelaku UMKM olahan Lele di Desa Batu Kumbung. Aktivitas lain yang dapat dilakukan antara lain membuat konten untuk media sosial dan mendaftarkan produk di marketplace. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan pendampingan untuk meningkatkan penjualan produk dengan menggunakan pemasaran digital sebagai salah satu upaya sehingga terjadi perbaikan ekonomi masyarakat desa. Adapun solusi yang ditawarkan berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi pelaku UMKM Olahan Ikan Lele adalah:melakukan sosialisasi tentang manfaat digital marketing, pelatihan pembuatan media promosi seperti pembuatan video pendek dan pengambilan gambar untuk konten promosi, dan pendampingan pembuatan akun marketplace di Trip Advisor, Shopee, dan Tokopedia. Adapun luaran yang akan dihasilkan berupa: meningkatkan pengetahuan pelaku UMKM tentang digital marketing, tersedianya video pendek dan foto sebagai konten promosi di media social dengan narasi yang menarik dan tersedianya akun penjualan di marketplace.
POLA KEMITRAAN PENTAHELIX DALAM PENGEMBANGAN DESA WISATA BUWUN SEJATI, LOMBOK BARAT NTB Susanty, Sri; Murianto, Murianto; Ander Sriwi
Media Bina Ilmiah Vol. 18 No. 6: Januari 2024
Publisher : LPSDI Bina Patria

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v18i6.583

Abstract

Desa Wisata Buwun Sejati ini merupakan salah satu desa wisata di Narmada, Lombok Barat NTB. Desa ini sangat kaya potensi wisata wisata alam dan tradisi masyarakat. Destinasi primadona adalah kolam alami Aik Nyet dan Bunut Ngengkang. Aik Nyet merupakan kawasan hutan yang memiliki banyak sumber mata air. Untuk mendukung tata kelola dan tata pamong yang baik, maka keterlibatan antar pihak mutlak diperlukan. Mereka ini disebut sebagai pentahelix pariwisata yang meliputi kolaborasi 5 (Lima Unsur) unsur subjek atau stakeholder pariwisata, yaitu: Academician (Akademisi), Business (Bisnis), Community (Komunitas), Government (Pemerintah) dan Media (Publikasi Media. Pola kemitraan yang terjalin nantinya merupakan sebuah system yang saling berinteraksi dan berkolaborasi. Tujuan khusus penelitian ini untuk mengetahui pola kemitraan yang efektif antara masing-masing pentahelix pariwisata dalam mewujudkan Desa Buwun Sejati yang terintegrasi dan berkelanjutan. Diharapkan dengan pola kemitraan yang dibentuk ini, maka kerjasama yang mutualisme dapat terwujud. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Berlokasi di Desa Wisata Buwun Sejati Lombok Barat. Cara pengumpulan data melalui observasi, wawancara semi-struktur, dokumentasi, dan focus group discussion menggunakan teknik purposive sampling. Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini berupa analisis deskriptif kualitatif. Luaran penelitian berupa pola kemitraan pentahelix dalam pengembangan Desa Wisata Buwun Sejati di Kecamatan Narmada, Lombok Barat NTB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemitraan pentahelix dalam pengembangan pariwisata di Desa Buwun Sejati dilihat dari dimensi kesetaraan (equality), transparansi, dan saling menguntungkan. Dari dimensi kesetaraan semua pihak telah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. Transparansi dalam pengelolaan informasi diwujudkan melalui pertemuan rutin dan penggunaan media online dan media cetak baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta. Transparansi dalam hal keuangan diwujudkan melalui laporan penggunaan dan pertanggungjawaban keuangan. Kemitraan yang telah dijalin masing masing mendapatkan keuntungan. Pemerintah mendapatkan PAD dan membuka lapangan pekerjaan, masyarakat mendapatkan fasilitas dan pekerjaan di bidang pariwisata, swasta mendapatkan laba, akademisi mengimplementasikan tri dharma perguruan tinggi, dan media menjadikan desa ini menjadi sumber informasi dan edukasi bagi masyarakat lainnya. Pola kemitraan pentahelix mengarah kepada sekenario Pola Kemitraan Produktif masing-masing pihak bersifat simbiosis mutualisme. Relasi yang tercipta antara para stakeholders pariwisata tersebut tercipta dan memunculkan pembagian peran atau fungsi yang seimbang. Kemitraan bersama akademisi perlu ditingkatkan lagi untuk peningkatan kapasitas sumber daya manusia Lembaga Desa, Pokdarwis, pelaku wisata, dan BUMDesa Desa Buwun Sejati. Untuk kemitraan selanjutnya diharapkan kepada upaya pengembangan desa wisata menuju desa wisata yang maju dan mandiri. Hal ini dapat dilakukan dengan memperkuat kapasitas kelembagaan Pokdarwis, meningkatkan manajemen pariwisata dengan pembinaan dan bimbingan dari mitra, mendatangkan investor-investor luar untuk menunjang peningkatan sektor pariwisata yang berimbas pada kesejahteraan masyarakat, dan penataan dan pembenahan obyek wisata yang berada di wilayah Desa Buwun Sejati.
PKMS “SADAR WISATA DAN SAPTA PESONA PADA MASYARAKAT DESA PANTAI INDUK GERUNG LOMBOK BARAT“ Sri Susanty; Ander Sriwi; Murianto, Murianto; Lalu Mahsar
Media Bina Ilmiah Vol. 18 No. 8: Maret 2024
Publisher : LPSDI Bina Patria

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33758/mbi.v18i8.743

Abstract

Community service programs on the promotion of Tourism Consciousness and ‘Sapta Pesona’ to the Pantai Induk Gerung West Lombok need to be carried out based on preliminary observations of the Mataram Tourism College community service team. Previously, this beach was a favorite tourist spot which was always busy with many tourists because it has a beach with beautiful natural views. but now, the beach is very quiet because of high coastal erosion and a dirty environment. Pokdarwis find it difficult to disseminate information to the public about tourism awareness programs and implement sapta pesona. The program is implemented using a lecture and discussion approach and problem mapping. This event, which was attended by 25 participants, looked enthusiastic during the counseling and problem mapping. This socialization program is very important for Pokdarwis and the local community as a basis for understanding tourism, so that it can foster high motivation and participation in tourism development at Pantai Induk.