Peningkatan penggunaan gadget, khususnya smartphone, meningkat pesat di Indonesia, mencakup hampir semua lapisan masyarakat, termasuk anak-anak. Berdasarkan survei APJII 2017, terdapat 143,26 juta pengguna internet di Indonesia, dengan jenis perangkat yang paling sering digunakan adalah smartphone. Survei menunjukkan bahwa 98% anak sudah mengetahui tentang internet, dan 79,5% di antaranya adalah pengguna internet. Penggunaan gadget di kalangan anak-anak dapat memberikan dampak positif dan juga dampak negatif terhadap perkembangan mereka. Pada masa golden age, anak-anak mengalami perkembangan fisik dan psikologis yang signifikan, sehingga intervensi yang tepat sangat penting untuk mendukung pertumbuhan mereka. Orang tua berperan penting dalam mendampingi anak dalam penggunaan gadget. Dalam hal ini, KKN kelompok 71 Universitas Muhammadiyah Bandung merespons permasalahan di Kampung Tegallega ini dengan mengadakan program sosialisasi yang bertujuan untuk memberikan edukasi terkait bahaya dan strategi penanganan kecanduan gadget pada anak. Dengan pendekatan interdisipliner dari berbagai latar belakang program studi mahasiswa KKN, masyarakat Tegallega mendapatkan informasi yang komprehensif mengenai dampak dan solusi dari kecanduan gadget, baik dari segi kesehatan fisik, mental, sosial, keagamaan, dan keuangan, . Program ini berfungsi sebagai forum diskusi sekaligus katalisator perubahan sosial positif bagi masyarakat Kampung Tegallega. Dengan metode sharing session yang terdiri dari berbagai tahapan. Yaitu, koordinasi dan persiapan kegiatan yang meliputi penentuan tempat dan waktu pelaksanaan serta pembuatan materi, penyampaian informasi kepada peserta sosialisasi secara langsung maupun dengan pamflet, dan pelaksanaan kegiatan sosialisasi yang diadakan di dua tempat berbeda dengan peserta yang berbeda pula agar informasi dan diskusi yang kami adakan lebih menyebar luas kepada warga Kampung Tegallega, Desa Langensari. Kegiatan yang berlangsung selama satu hari ini melibatkan sesi diskusi interaktif dan penyampaian materi melalui presentasi, dengan penerimaan positif dari masyarakat setempat. Masyarakat pun menyambut baik dengan turut aktif dalam kegiatan serta dengan respon positif bahwasannya sangat terbantu dengan apa yang disampaikan.