Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ABSENT PULMONARY VALVE PADA TETRALOGI FALLOT DENGAN ENDOKARDITIS INFEKTIF : PERJALANAN PENYAKIT DAN STRATEGI PENATALAKSANAAN Asmarani, Asmarani; Patimang, Yulius; Arymn, Andi Alief Utama
Preventif Journal Vol 8, No 2 (2024):
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/epj.v8i2.48069

Abstract

ABSTRAK Tetralogi Fallot (ToF) tanpa katup pulmonal (PV) adalah penyakit jantung bawaan parah yang hanya ditemukan pada 3% hingga 6% pasien TOF. Kelangsungan hidup hingga dewasa muda, terutama tanpa perbaikan, sangat jarang terjadi. ToF menyertai komplikasi yang berdampak signifikan terhadap kesehatan pasien, salah satu komplikasi tersebut adalah Infectious Endocarditis (IE). Teknik alternatif untuk perbaikan primer TOF dengan sindrom absen katup pulmonal adalah perbaikan bedah yang telah terbukti menjadi pengobatan yang efektif. Kami melaporkan seorang anak laki-laki berusia 1 tahun 7 bulan yang menderita batuk dan demam sejak 2 minggu yang lalu. Riwayat infeksi saluran pernapasan berulang. perburukan sianosis dan intoleransi olahraga tanpa sesak nafas dengan parameter hemodinamik stabil. Kami melakukan rontgen dada dengan hasil kardiomegali dengan shunt L ke R sesuai VSD, pemeriksaan laboratorium: leukositosis dan ekokardiografi trans-toraks dengan VSD subaortik, Regurgitasi paru berat, stenosis paru berat, hipertensi pulmonal, dan vegetasi sugestif massa berosilasi di RVOT . Pasien pulih dengan baik setelah pengobatan dengan sefalosporin intravena. Perawatannya berupa pembedahan dan mencakup penutupan defek septum ventrikel, menghilangkan obstruksi saluran keluar ventrikel kanan, dan pembedahan reduksi arteri pulmonalis aneurisma. Kata kunci: Tetralogi Fallot, absent pulmonary valves, endokarditis infektif ABSTRACT Tetralogy of Fallot (ToF) with absent pulmonary valve (PV) is a severe congenital heart disease found in only 3% to 6% of TOF patients. Survival into young adulthood, especially without repair, is quite rare. ToF accompanies complications that significantly impact a patient’s health, one such complication is infectious Endocarditis (IE). An alternative technique for the primary repair of TOF with absent pulmonary valve syndrome is surgical repair has been demonstrated to be an effective treatment. A 1-year-7-month-old male with a cough and fever since 2 weeks ago. History of recurrent respiratory tract infection. worsening cyanosis and exercise intolerance without shortness of breath with hemodynamic parameters are stable. We did thoracic x-ray with results of cardiomegaly with L to R shunt according to VSD, laboratory tests: leukocytosis and trans-thoracic echocardiography with VSD subaortic, Severe pulmonary regurgitation, severe pulmonary stenosis, pulmonary hypertension, and oscillating mass suggestive vegetation at RVOT. The patient recovered well following treatment with intravenous cephalosporin. The treatment is surgical and includes closure of the ventricular septal defect, relief of right ventricular outflow tract obstruction, and surgical reduction of the aneurysmal pulmonary arteries. Keywords: Tetralogy of fallot, absent pulmonary valves, infective endocarditis
BILATERAL BCPS PADA SINDROM HETEROTAXY : LAPORAN KASUS Muchlis, Nooryasni; Patimang, Yulius; Arymn, Andi Alief Utama; Amir, Muzakkir
Preventif Journal Vol 8, No 2 (2024):
Publisher : Universitas Halu Oleo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37887/epj.v8i2.48070

Abstract

ABSTRAK Bilateral Bidirectional Cavopulmonary Shunt (BCPS) hanya dilakukan pada bilateral Superior Vena Cava (SVC) tanpa vena inominata. Sementara itu pasien dengan bilateral SVC seringkali memiliki kondisi penyerta dan kelainan anatomi seperti heterotaxy dan dextrocardia. Kelompok pasien ini dikategorikan sebagai kandidat dilakukan prosedur Fontan dengan risiko tinggi yang dapat mempengaruhi luaran pasien. Pada laporan kasus ini, seorang anak laki-laki usia 13 tahun dengan bilateral SVC dan riwayat telah dilakukan bilateral BCPS sebelumnya. Kondisi anatomi yang kompleks sangat sulit bila hanya dievaluasi dengan ekokardiografi, maka dilakukan pemeriksaan MSCT Kardiak dan Kateterisasi Jantung Kanan. Hasilnya ditemukan dextrokardia dengan situs inversus, bilateral BCPS, Atresia Pulmonal (AP), Atrial Septal Defect (ASD) dan Ventricular Septal Defect (VSD) dengan functional single ventricle. Kedua anastomosis BCPS paten, tidak ditemukan adanya fistula pulmonal maupun Patent Ductus Arteriosus (PDA) dan Major Aortopulmonary Collateral Arteries (MAPCAs). Prosedur Fontan perlu dipertimbangkan sebagai teknik pembedahan pada kasus ini. Teknik prosedur Fontan saat ini telah mengalami modifikasi dengan tujuan memperbaiki hemodinamik pasien dan mencegah komplikasi akibat dilatasi di tingkat atrium secara progresif dengan cara memperbaiki aliran darah dari sistemik vena ke paru-paru. Teknik modifikasi yang dimaksud adalah mengganti jalur sistem vena ke intra-atrial dengan menghubungkan antara Vena Cava Inferior dengan arteri pulmonal sinistra menggunakan extra cardiac conduit (EC) sebagai jalur anastomosis. Kata kunci: BCPS, bidirectional Cavopulmonary Shunt, Dextrokardi, Heteroraxy, Prosedur Fontan ABSTRACT Bilateral Bidirectional Cavopulmonary Shunt (BCPS) is performed only on bilateral Superior Vena Cava (SVC) without inominate veins. Meanwhile, patients with bilateral SVC often have accompanying conditions and anatomical abnormalities such as heterotaxy and dextrocardy. This group of patients is categorized as a candidate for a high- risk Fontan procedure that can affect the patient's outcome. In this case report, a 13-year-old boy with bilateral SVC and a history of having previously conducted bilateral BCPS. Complex anatomical conditions are very difficult if only evaluated with echocardiography, then carried out MSCT cardiac examination and right heart catheterization. The results were dextrocardy with situs inversus, bilateral BCPS, Atresia Pulmonal (AP), Atrial Septal Defect (ASD) and Ventricular Septal defect (VSD) with functional single ventricle. Both anastomosis BCPS are patent, no pulmonary fistula found nor Patent Ductus Arteriosus (PDA) nor Major Aortopulmonary Collateral Arteries (MAPCAs). The Fontan procedure should be considered as a surgical technique in this case. The Fontan technique has been modified with the aim of improving the patient's hemodynamics and preventing complications from being progressively restricted at the atrium level by improving blood flow from the systemic veins to the lungs. The modified technique is to replace the path of the venous system into the intra-atrial by connecting the vena cava inferior to the pulmonary artery sinistra by using extra - cardiac conduit (EC) as an anastomosis path. Keywords: BCPS, bidirectional Cavopulmonary Shunt, Dextrokardi, Heteroraxy, Prosedur Fontan
RESIDUAL SHUNT POST SURGICAL CLOSURE OF PATENT DUCTUS ARTERIOSUS, WHAT TO DO NEXT? Yahya, Dwi Akbarina; Patimang, Yulius; Armyn, Andi Alief Utama
Jurnal Kesehatan Tambusai Vol. 5 No. 2 (2024): JUNI 2024
Publisher : Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jkt.v5i2.27062

Abstract

Duktus arteriosus (DA) merupakan struktur pembuluh darah yang menjembatani 2 arteri utama yang berasal dari jantung, menghubungkan aorta desenden bagian proksimal ke arteri arteri pulmonalis cabang kiri. Pada bayi cukup bulan yang normal, DA menutup >90% pada usia 48 jam pertama dan 100% pada usia 96 jam. Jumlah residual shunt yang dilaporkan setelah ligasi PDA bervariasi dari 3% hingga 23%. Umumnya, residual shunt kecil tidak signifikan secara hemodinamik, namun memiliki ukuran yang berbeda-beda. Wanita 26 tahun datang dengan keluhan utama sesak napas intermiten, terutama saat melakukan aktivitas fisik. Pasien terkadang melaporkan nyeri dada dan jantung berdebar. Pada pemeriksaan fisik didapatka n murmur continuous  pada suprasternal. Ekokardiografi menunjukkan adanya residual shunt duktus arteriosus (PDA) yang signifikan dari kiri ke kanan, dan regurgitasi mitral ringan hingga sedang, dan moderate aortic regurgitation. Pasien didiagnosis menderita PDA left to right shunt, dan hipertensi pulmonal. Pengobatan yang diberikan yaitu  normal salin intravena (IVFD NaCl 0,9%) 500 cc/24 jam, ceftriaxone 2g/24 jam intravena (premedikasi), dan furosemide 40 mg/24 jam oral, Bisoprolol 2,5 mg/24 jam oral, serta Candesartan 4 mg/24 jam. Kemudian dilakukan Transcatheter PDA device closure. Kami melaporkan seorang wanita berusia 26 tahun dengan residual shunt PDA left to right shunt post operasi ligasi dan reseksi vegetasi pada bulan April 2019. Pasien kemudian ditatalaksana dengan Transcatheter PDA device closure, dengan hasil yang baik serta residual shunt yang minimal. Pasien keluar dari rumah sakit dengan hemodinamik stabil dan tidak ada gejala.