Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Penatalaksanaan Fisioterapi pada Post Atrial Septal Defect Closure: Studi Kasus Amirotuzakiyah, Maryam; Perdana, Suryo Saputra; Setiawan, Purnomo Gani; Sari, Diani Qomaradewi Indah
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2024: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction Atrial Septal Defect (ASD) adalah kondisi kelainan jantung bawaan yaitu kecacatan septum atrium yang umum terjadi pada kasus kelainan jantung bawaan. Ciri unik ASD adalah perkembangan klinisnya yang lambat dengan sebagian besar saat usia anak dan remaja bebas gejala, sehingga menyebabkan keterlambatan diagnosis. Prosedur bedah jantung menyebabkan adanya nyeri pada bekas incisi, adanya komplikasi paru dan imobilisasi pada pasien dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan kondisi komplikasi lainnya seperti penurunan aktivitas fungsional, penurunan kekuatan otot, penurunan sangkar thoraks, dan peningkatan sputum. Latihan mobilisasi bertahap dan active exercise diperlukan untuk mencegah munculnya komplikasi tersebut. Case Presentation: Pasien berusia 31 tahun dengan diagnosis medis post Atrial Septal Defect Closure (ATV Repair a.i A ASD II 4 cm, High flow Low resistance, L to R shunt, TR severe) dengan keluhan adanya nyeri bekas incisi dan imobilisasi. Pasien post operasi hari pertama dengan kondisi supine lying dengan alat dan selang terpasang ditubuhnya. Terdapat nyeri tekan, gerak dan diam, adanya penurunan sangkar thoraks, dan penurunan aktivitas fungsional. Management and Outcome: Studi kasus yang dilakukan selama 3 hari adalah breathing exercise, active exercise, dan mobilisasi bertahap serta dilakukan evaluasi setiap akhir pertemuan. Discussion: Intervensi fisioterapi yang diberikan pada kasus post ASD Closure adalah breathing exercise, active exercise, latihan batuk efektif, dan mobilisasi bertahap yang bertujuan untuk mengurangi nyeri bekas incisi, mengeluarkan sputum, peningkatan sangkar thoraks, memelihara fleksibilitas dan kekuatan otot serta peningkatan kemampuan fungsional.
EFFECT OF EARLY MOBILIZATION IN PEDIATRIC PATIENT AFTER ATRIAL SEPTAL DEFECT CLOSURE: A CASE STUDY Jayanti, Fitri Dwi; Rahayu, Umi Budi; Setiawan, Purnomo Gani
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2021: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (320.814 KB)

Abstract

Introduction: Congenital Heart Disease (CHD) is a congenital disease since the child was born due to the formation of a less than perfect heart. Atrial Septal Defect (ASD) is one of the common CHD. ASD occurs because the partition separating the right and left atriums is damaged, which causes blood rich in oxygen and carbon dioxide mixed. Valve repair surgery in ASD is recomendation and safe treatment procedure with low mortality rate. Bed rest after surgery can lead to prolonged immobilization according to the recovery period of each individual. The usual treatment for physiotherapy is early mobilization to reduce the disorder.Case Presentation: A 6-year-old child was referred to RSUP Semarang with complaints of discomfort and dyspnea during activities. In December 2019 the family took the child to one of the doctors in Salatiga, and the doctor diagnosed that the child had congenital heart disease and was advised to have an examination. The results of catheterization and echocardio examination showed that the child had ASD II.Management and Outcome: Treatments provided such as mobility in bed, range of motion (ROM) exercises, transfers, ambulation and walking exercises. The measuring instrument used is 6 Minute Walk Test (6MWT) which is done when the patient is able to walk and use how long the patient stays in the hospital.Discussion: Early mobilization following surgery in Intensive Care Unit (ICU) is effective to prevent the risk of bed rest and prolonged stay in ICU as well as prevent deep vein thrombosis, pneumonia, preasure ulcers (decubitus) and can improve functional mobility. An important element for the recovery of patients post-cardiac surgery, is not the type of early mobilization but rather interventions that start from the best time according to the patient's condition to prevent the harmful effects of a long bed rest.Conclusion : Early mobilization given postoperatively can prevent the risk of worsening due to long bed rest, long stay in the hospital and can improve functional mobility. Early mobilization and breathing exercise can produce positive effects for patients post cardiac surgery.
MANAJEMEN FISIOTERAPI PADA REMAJA PEREMPUAN USIA 14 TAHUN DENGAN POST VENTRICULAR SEPTAL DEFECT CLOSURE: SEBUAH LAPORAN KASUS Yanitamara, Dhiva Luhtirani; Wahyuni, Wahyuni; Setiawan, Purnomo Gani; Indahsari, Diani Qomaradewi
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Vol 8, No 1 (2025): Mei 2025
Publisher : STIKES Syedza Saintika Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30633/jsm.v8i1.3096

Abstract

Ventrikel Septal Defect (VSD) merupakan kelainan kondisi jantung bawaan (PJB), yakni adanya cacat pada septum ventrikel. Defek septum ventrikel merupakan kondisi dimana terdapat permasalahan berupa lubang atau celah pada septum diantara rongga ventrikel pada jantung, hal ini terjadi akibat gagalnya penyambungan sekat interventrikel. Pelaksanaan bedah jantung secara umum akan timbul adanya nyeri pada bekas sayatan operasi (kondisi), adanya berbagai jenis problematika pada beberapa organ vital. Oleh karena itu, penting untuk melakukan mobilisasi secara bertahap dan latihan aktif guna mencegah timbulnya masalah sekunder. Seorang remaja perempuan berusia 14 tahun telah didiagnosis dengan Post Ventrikel Septal Defect Closure dengan aliran L to R shunt. Pasien mengalami nyeri baik saat bergerak maupun diam, penurunan ekspansi sangkar thoraks, serta penurunan kemampuan melakukan aktivitas fungsional. Suatu penelitian berbasis studi kasus telah dilaksanakan dalam periode tiga hari dengan menerapkan beberapa intervensi, yaitu: latihan pernapasan, latihan gerak sendi aktif, pelepasan ketegangan otot, dan mobilisasi yang dilakukan secara bertahap. Pada setiap akhir sesi pertemuan, dilakukan evaluasi untuk menilai perkembangan kondisi pasien.