Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Manajemen Fisioterapi pada Kasus Post Posterior Cruciate Ligament Reconstruction (PCLR): Studi Kasus Kurniady, Devi Arthamevia; Dewangga, Mahendra Wahyu; Saputro, Sigit
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2024: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Posterior cruciate ligament adalah salah satu dari empat ligamen utama di sendi lutut dan bertanggung jawab untuk menstabilkan tibia di dalam tulang paha. PCL berfungsi untuk menahan gaya varus, valgus, dan rotasi eksternal. Cedera PCL disebabkan oleh gaya anterior ekstrem yang bekerja pada tibia proksimal pada lutut yang tertekuk. PCL juga bisa terluka karena terjatuh ke depan dengan lutut ditekuk. Penyebab paling umum cedera PCL adalah kecelakaan dalam berkendara dan cedera olahraga. Presentasi kasus: Pasien mengalami keterbatasan gerak dan nyeri saat fleksi lutut kanan sehingga menghambat aktivitas sehari-hari. Pasien mengalami cedera olahraga ketika bermain sepak bola yaitu karena pasien ditekel oleh lawan main dari samping kiri. Setelah kejadian pasien mencoba berjalan kecil dan merasakan belakang lutut seperti ditusuk jarum. Pasien mendatangi rumah sakit dan melakukan MRI dengan hasil ruptur PCL kanan. Pasien mengeluhkan nyeri gerak dan nyeri tekan pada area lutut kanan, kelemahan otot fleksor dan ekstensor, penurunan rentang gerak sendi. Manajemen dan Hasil: Pasien diberikan latihan fase 2 berupa quadriceps setting, gluteus setting, SLR, hold bridging, isotonic bridging, ankle therraband, calf raise, balance training (single leg), squat, steup up dan lateral step up box 20 cm, leg press, static cycle, dan plank. Evaluasi yang diukur oleh peneliti berupa evaluasi nyeri menggunakan NRS, evaluasi kekuatan otot dengan MMT, evaluasi LGS menggunakan goniometer, evaluasi atrofi otot menggunakan midline, dan evaluasi kemampuan fungsional menggunakan lysholm knee score index. Diskusi: Berdasarkan intervensi yang diberikan ditemukan hasil bahwa latihan penguatan mempunyai manfaat pada pasien pasca rekonstruksi PCL fase akut yang memiliki tujuan perlindungan maksimal pada healing graft, menjaga tonus otot paha depan, mempertahankan ekstensi lutut penuh, pengendalian nyeri dan edema, meningkatkan propioseptif, stabilisasi otot core, serta meingkatkan rentang gerak sendi fleksi lutut Kesimpulan: Kesimpulan yang didapatkan pada pasien dengan kasus PCLR fase 2 setelah diberikan intervensi fisioterapi berupa modalitas kompres es dan exercise yang dilakukan sebanyak 4x menunjukkan hasil berupa penurunan nyeri, peningkatan kekuatan otot, pengurangan atrofi otot, peningkatan lingkup gerak sendi, dan peningkatan kemampuan fungsional.
Manajemen Fisioterapi pada Kasus Post Anterior Cruciate Ligament Recontruction (ACLR): Studi Kasus Wijayandari, Nawang Galih; Perdana, Suryo Saputra; Saputro, Sigit
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2024: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pendahuluan: Anterior Cruciate Ligament (ACL) merupakan suatu ligamen yang memiliki fungsi sebagai penstabil tibia saat berpindah ke arah anterior serta saat lutut melakukan rotasi. Robekan ACL yang melebihi 50 % atau robekan total dapat menyebabkan ketidakstabilan sendi lutut sehingga direkomendasikan untuk menjalani operasi rekontruksi ACL yang selanjutnya pasien post ACLR membutuhkan rehabilitasi. Presentasi kasus: pasien dengan diagnosa post ACLR dengan keluhan utama nyeri dan keterbatasan gerak pada lutut kiri. Manajemen dan hasil: pasien diberikan latihan fase 1 berupa heel slide, quariceps setting, hamstring setting, dan ankle theraband serta kompres es sebelum dan setelah latihan. Evaluasi yang diukur oleh peneliti berupa evaluasi nyeri menggunakan NRS, evaluasi kekuatan otot menggunakan MMT, evaluasi LGS menggunakan goniometer, evaluasi odem menggunakan meterline, dan evaluasi kemampuan fungsional menggunakan lyshom index. Diskusi: Program rehabilitasi post rekonstruksi ACL berupa serangkaian program yang bertujuan untuk mengembalikan fungsi lutut dalam keadaan normal. Peregangan yang dilakukan selama latihan akan merangsang tendon sehingga menimbulkan efek relaksasi, kontraksi, dan peregangan yang akan memperbaiki gangguan fleksibilitas otot dan akan meningkat kekuatan otot. Kesimpulan: Pemberian latihan dan kompres es sebelum dan sesudah melakukan latihan yang dilakukan sebanyak 3x terhadap Tn. WP di Klinik Ibest Solo didapatkan hasil penurunan nyeri, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan lingkup gerak sendi, mengurangi odem, dan meningkatkan kemampuan fungsional.
Physiotherapy Management of Post Op Recontruction Anterior Cruciate Ligament (ACL) Knee Sinistra Phase I Case Study of Silat Athletes in Boeana Physiotherapy Solo Dewangga, Mahendra Wahyu; Saputro, Sigit; Fitriani, Dessy; Maisaroh, M
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2023: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Sports injuries refer to injuries that occur as a result of sporting activities, either directly or indirectly. Sports injuries that occur to a person will cause a sensation of pain caused by damage to the structure or function of the body, such as bones, joints, ligaments and muscles. One type of sports injury that often occurs is rupture of the anterior cruciate ligament (ACL). The ACL ligament is an important component in the knee. The main function of the ACL is to maintain stability when anterior tibial movement and internal rotation occur. Rupture is a condition when tissue is damaged or torn due to trauma. Case Presentation: The patient experienced limited movement and pain when flexing and extending the left knee accompanied by pain which made it difficult for the patient to carry out daily activities. The patient suffered an injury caused by an opponent's attack during a silat competition which resulted in a “pop” sound which made his knee ache and made it difficult to bend his knee. The patient was medically diagnosed with left knee ACL rupture. The patient complained of motion pain and tenderness in the left knee area, flexor and extensor muscle weakness, hamstring muscle spasm, decreased joint range of motion, and muscle atrophy. Management and Outcomes: Patients are given intervention in the form of phase I exercise including: quadriceps set, hamstring sets, clump sell, SLR, ankle theraband, slide heels, weight training. Before the exercise, the patient is given tens and given an ice pack after the therapy.After being given the intervention once, the results showed that there was no significant decrease in motion pain, there was no significant increase in muscle strength, there was an increase in the range of motion of the joints, there was no increase in muscle mass. Discussion: Tens aims to help reduce pain, stimulate muscle activity, and reduce swelling, phase 1 exercise therapy, namely strengthening exercises quadriceps set performed to increase strength in the quadriceps muscles, hamstring sets done to increase strength in the hamstring muscles, clump sell performed to increase strength in the gluteus muscles and stabilization of the hips, SLR to strengthen the abductor, adductor, gluteus, and hamstring muscles, ankle theraband to increase the strength of the ankle muscles (m. tibialis anterior, m. gastrocnemius, m. peroneus), slide heels performed to increase knee joint ROM and stretch leg muscles, weight training to add LGS to the knee extension movement and to reduce pain, and ice packs to reduce pain and swelling, so that it can help increase range of motion (ROM).
Manajemen Fisioterapi pada pasca Rekonstruksi ACL Sinistra (Lateral Extra-Articular Tenodesis) Amanda, Mutiara Sabta; Sari, Dwi Rosella Komala; Saputro, Sigit
Academic Physiotherapy Conference Proceeding 2025: Academic Physiotherapy Conference Proceeding
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Introduction: Rekonstruksi anterior cruciate ligament (ACL) dengan prosedur Lateral Extra-articular Tenodesis (LET) merupakan tindakan pembedahan yang bertujuan untuk mengembalikan stabilitas lutut, terutama pada pasien dengan risiko tinggi retear. Proses rehabilitasi fisioterapi pasca operasi memiliki peran penting dalam pemulihan fungsi, pengurangan nyeri, peningkatan kekuatan otot, lingkup gerak sendi dan kemampuan fungsional. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan secara mendalam program rehabilitasi fisioterapi pada individu dengan kasus pasca rekonstruksi ACL disertai lateral extra-articular tenodesis, serta untuk mengevaluasi efektivitas program rehabilitasi yang diberikan melalui pendekatan studi kasus. Case Presentation: Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu studi kasus yang dilakukan pada seorang pasien pasca rekonstruksi acl. Management and Outcome: Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus terhadap seorang pria berusia 19 tahun pasca rekonstruksi ACL dengan LET. Intervensi fisioterapi yang diberikan meliputi ultrasound, muscle release, latihan penguatan (quadriceps setting, SLR, clamshell, calf raise), mobilisasi patella, latihan proprioseptif, dan core strengthening. Intervensi diberikan dalam empat kali pertemuan, yang dievaluasi pada setiap pertemuannya. Evaluasi dilakukan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS), goneometer, Manual Muscle Testing (MMT), dan International Knee Documentation Committee (IKDC). Discussion: Hasil menunjukkan adanya penurunan nyeri, peningkatan lingkup gerak sendi, kekuatan otot, serta perbaikan fungsi aktivitas setelah dilakukan empat kali intervensi. Dengan demikian, program fisioterapi yang terstruktur dan tepat dapat memberikan perbaikan signifikan pada pasien pasca rekonstruksi ACL dengan LET. Conclusion: Program fisioterapi yang diberikan selama empat kali pertemuan menunjukkan perbaikan pasien yang diukur menggunakan NRS (Numeric Rating Scale), goneometer, MMT dan IKDC (International Knee Documentation Committee).
Effectiveness of Gibberellin Concentration (GA3) for The Growth and Propagation of Plant Cuttings Stevia Rebaudiana Pasaribu, Pinta Omas; Saputro, Sigit; Indrayanti, Reni; Adisayhputra, Adisayhputra
Jurnal Biologi Tropis Vol. 24 No. 4 (2024): Oktober - Desember
Publisher : Biology Education Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jbt.v24i4.7605

Abstract

Stevia (Stevia rebaudiana) is a perennial semi-herbaceous plant whose leaves can be used as a sweetener for food and beverages. Stevia sweetener has low calories so its use is not bad for health. Propagation of Stevia by stem cutting using the top is a simple, fast, and easy propagation technique. This study aimed to obtain the optimum concentration of GA3 and the correct propagation method for Stevia cuttings for lowland areas. The research was conducted at the Green House, Biology Study Program FMIPA UNJ. The method used was an experimental method with a completely randomized design, consisting of 3 experiments, namely the provision of GA3 with a dose of 10 ppm, 30 ppm, and 50 ppm. Qualitative data were processed descriptively, quantitative data were analyzed based on ANOVA. The results showed that the use of Gibberellins with a concentration of 10 ppm and the maintenance of Stevia cuttings in clear plastic containers were more effective in the development of an average stem length of 19.18 ± 2.40, a mean plant length of 23.62 ± 2.34 and an average number of roots 14, 33 ± 2.32.