Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KEKERINGAN METEOROLOGIS DAN KESESUAIAN AGROKLIMAT JAGUNG DI PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Putrantijo, Nuga
Megasains Vol 6 No 1 (2015): Megasains Vol. 6 No.1 Tahun 2015
Publisher : Stasiun Pemantau Atmosfer Global Bukit Kototabang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46824/vbe49h31

Abstract

Perubahan iklim diprediksi berdampak pada kekeringan dan kesesuaian agroklimat berbagai tanaman pangan termasuk jagung yang merupakan komoditas unggulan di Nusa Tengara Barat (NTB). Namun penelitian tentang hal ini belum pernah dilakukan sebelumnya. Paper ini menyajikan hasil penelitian mengenai dampak perubahan iklim terhadap kekeringan meteorologis dan kesesuaian agroklimat jagung di Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Juli 2014 sampai bulan Januari 2015 dengan menggunakan data hasil downscaling model iklim regional Conformal Cubic Atmospheric Model (CCAM_CSIRO) dengan resolusi 14 km. Hasil downscaling berisi data simulasi dan proyeksi iklim yang kemudian digunakan untuk menghitung luasan kekeringan meteorologis dengan metode Standardized Precipitation Index (SPI) serta kesesuaian agroklimat tanaman jagung di masa depan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi variasi perubahan curah hujan pada mid future (2040-2069) dan future (2070-2099), dengan variasi penurunan sekitar 30% - 40% dan kenaikan sekitar 10% - 20%. Sementara itu terjadi peningkatan temperatur sekitar 1,1°C - 1,6°C pada mid future dan 2°C - 3,2°C pada periode future. Kondisi ini akan berdampak pada perubahan luasan wilayah yang mengalami kekeringan meteorologis pada mid future yaitu wilayah yang sangat kering meningkat 22% - 29,4% sementara itu luas wilayah sangat basah turun sekitar 17,39%. kelas kesesuaian agroklimat untuk tanaman jagung diproyeksikan mengalami penurunan signifikan dengan kesesuaian S1 (sangat sesuai) 5,3%; S3 ( sesuai Marginal) menurun 10,5%; dan klasifikasi N (tidak sesuai ) menurun sekitar 54,7% demikian pula untuk kelas kesesuaian S2 (cukup sesuai) luasannya meningkat tajam sekitar 74,8% pada periode 2040-2069 dan 2070-2099 relatif terhadap baseline 1971-2000
Study of Developing Models of Crop Failure Risk Information Agustiarini, Suci; Sampelan, David; Maurits, Yuhanna; Baihaqi, Anas; Patria Megantara, Restu; Ulfah, Afriyas; Permana, Angga; Kirana, Nindya; Sulistio Adi Wibowo, Dewo; Purwaningsih, Ni Made Adi; Pamungkas, Cakra Mahasurya Atmojo; Putrantijo, Nuga; Fajariana, Yuaning
Jurnal Pijar Mipa Vol. 19 No. 1 (2024): January 2024
Publisher : Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, University of Mataram. Jurnal Pijar MIPA colaborates with Perkumpulan Pendidik IPA Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jpm.v19i1.5981

Abstract

Climate is one factor that can influence plant growth. The risk of crop failure due to climate variability can be in the form of reduced water sources, which impact water needs in the land and the emergence of pests and diseases in plants. The risk of planting failure can impact product quality, which has the potential to decrease, higher plant handling costs, and various things that cause losses to farming businesses. The availability of climate forecast information, such as rainfall and other parameters, encourages writers to apply it to information that is easier for users to understand. One of the machine learning algorithms, Decision Tree, is used as a model in determining the risk of planting failure based on each attribute/parameter, including monthly rain, ENSO and IOD phenomena, drought, groundwater availability, and Oldeman climate type. This study aims to make a model prediction of crop failure risk potential, and the calculation is based on climate prediction data. The results of this study show differences in climatic conditions for each commodity when there is an increased potential risk of planting failure. Monthly rainfall is the most dominant factor influencing rice, maize, and soybean planting failure. Validation of the decision tree model shows that this model is quite good in determining the potential risk of crop failure in all commodities studied, with the proportion of correct proportion of more than 65%. However, the Heidke Skill Score (HSS) shows that this model is good for Paddy and Soybean; Maize shows an HSS of less than zero.
PERAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN KEILMUAN, KEBUDAYAAN, DAN KARYA SASTRA Putrantijo, Nuga; Repelita, Trydais; Safari, Ridhowan; Ummi, Novi Khoiro; Herdianto, Irwan
Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran Vol. 7 No. 3 (2024): Vol. 7 No. 3 (2024): Volume 7 No 3 Tahun 2024 (Special Issue)
Publisher : LPPM Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jrpp.v7i3.31293

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran dan fungsi bahasa Indonesia dalam pengembangan keilmuan, kebudayaan, dan karya sastra di Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini mengeksplorasi bagaimana bahasa Indonesia digunakan dalam ketiga ranah tersebut. Data dikumpulkan melalui studi literatur, analisis dokumen, dan wawancara dengan pakar bahasa dan budaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa Indonesia memainkan peran sentral dalam pengembangan keilmuan, kebudayaan, dan karya sastra di Indonesia serta terus berkembang seiring dengan kemajuan di ketiga ranah tersebut. Dalam ranah keilmuan, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar dalam pendidikan, media massa, dan karya ilmiah, serta berperan dalam pengembangan terminologi ilmiah. Dalam ranah kebudayaan, bahasa Indonesia menjadi sarana untuk melestarikan dan mengekspresikan kekayaan budaya Indonesia yang beragam. Dalam ranah karya sastra, bahasa Indonesia menjadi media utama dalam penciptaan dan penyebaran karya sastra di Indonesia dan ke mancanegara.
Transect Analysis of Orographic Precipitation in the Mount Rinjani Region: Case Study of the Sembalun Valley Pamungkas, Cakra Mahasurya Atmojo; Maulidita, Ummi; Maurits, Yuhanna; Putrantijo, Nuga
Journal of Geosciences and Environmental Studies Vol. 2 No. 3 (2025): November
Publisher : Indonesian Journal Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53697/ijgaes.v2i3.4976

Abstract

Rainfall distribution in mountainous regions is powerfully shaped by orography, yet detailed spatial understanding in Indonesia remains limited. This study examines orographic precipitation patterns and rain-shadow effects on Mount Rinjani using two main transects, west–east (WE) and north–south (NS), intersecting the Sembalun Valley. As a representative leeward site, Sembalun is the focal point of analysis, with attention to rainfall variability across timescales and the occurrence of extreme events. Daily rainfall data (~1 km resolution) from CHELSA-W5E5, spanning 1979–2016, were analysed. Results reveal sharp contrasts between windward and leeward slopes. Along the WE transect, rainfall rises toward the summit and declines steeply eastward into Sembalun, producing a structured leeward gradient of 22.6 mm per 100 m compared with a more variable 9.0 mm per 100 m on the windward side. Seasonal analysis highlights December–February as the peak rainfall period due to orographic enhancement, whereas shifting monsoonal winds shift the positions of the windward and leeward slopes along the NS transect. Extreme event analysis reveals that over 38 years, more than 25 days exceeded 50 mm on the western slope, while the east recorded far fewer. These findings confirm classical orographic uplift theory while demonstrating its modulation by monsoonal circulation in a tropical island context. They underscore the role of topography in shaping both overall rainfall patterns and precipitation extremes, with implications for hazard risk, irrigation, and tourism in Sembalun. The study provides a scientific basis for climate adaptation, water conservation, and sustainable land-use in the Rinjani region.