Remaja secara unik berisiko terkena IMS dari perspektif perilaku dan biologis. Secara perilaku, remaja lebih cenderung melakukan perilaku seksual berisiko tinggi seperti berganti pasangan atau seks tanpa kondom. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan remaja terkait pencegahan infeksi menular seksual (IMS), mengidentifikasi pola pencegahan IMS yang kurang tepat, dan melaksanakan edukasi yang efektif untuk membangun perilaku sehat. Manfaat yang dihasilkan dari kegiatan ini meliputi peningkatan pengetahuan siswa tentang pencegahan IMS, dukungan bagi sekolah dalam menerapkan edukasi kesehatan reproduksi, dan penyediaan media edukasi berupa booklet yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah penyuluhan interaktif dengan media booklet. Waktu pelaksanaan pengabdian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Oktober 2025. Sasaran kegiatan adalah siswa kelas 2 MTsN 19 Pondok Labu, berjumlah 80 orang, yang dikelompokkan dalam dua periode pelaksanaan. Sebelum penyuluhan, dilakukan pre-test untuk mengukur pengetahuan awal, diikuti oleh pemberian materi melalui booklet dan diskusi interaktif. Setelah kegiatan, dilakukan post-test untuk mengevaluasi peningkatan pengetahuan. Hasil menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan siswa tentang penyakit infeksi menular seksual. Sebelum kegiatan, mayoritas siswa memiliki pengetahuan kategori "sedang" (90%). Setelah kegiatan, seluruh siswa mencapai kategori "baik" (100%). Rata-rata nilai pengetahuan meningkat dari 54,77 ± 10,91 (pre-test) menjadi 81,49 ± 4,69 (post-test) dengan nilai p=0,000, yang menunjukkan perbedaan signifikan. Temuan ini membuktikan bahwa metode edukasi berbasis booklet dan penyuluhan interaktif efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa.