Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pemanfaatan Potensi Limbah Industri Pengolahan Ikan Patin (Pangasius Sp) Di Kabupaten Kampar iqbal, imam; Riza, Subkhan; Gevisioner; Utiya Syah, Shinta; Muhammad Ilham, Andi; Mastina, Tien
IPTEKIN Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi Vol. 6 No. 1 (2023)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Patin processing industry produces waste in the form of bones, heads, entrails and skin. Waste from the catfish processing industry in Kampar Regency has not been widely used by the community. Generally, processed waste is immediately thrown away or buried in the ground because there is no commercial utilization effort. This research aims to calculate the potential and utilization of waste from patin fish (Pangasius sp) processing industry in Kampar Regency. This research uses a descriptive research approach. Data analysis was carried out descriptively referring to research results and other related references. The potential for catfish skin waste produced from the fish fillet processing industry in Kampar Regency is 11.98 kg/month. Catfish skin can be processed into gelatin. The potential waste of catfish bones and heads originating from the catfish fillet processing industry is 142.76 kg/month. Patin bones can be processed into fish bone meal and gelatin. The potential for catfish innards from the smoked catfish processing business in Kampar Regency is 20,693.49 kg every month. Catfish viscera and abdominal fat waste can be processed into fish oil, biodiesel, fish meal, fertilizer and animal feed.
Analisis Pengelolaan Limbah Kulit Durian di Provinsi Riau Terhadap Potensi Ekonomi dan Dampak Lingkungan Ariyanti, Dita; Rimantho, Dino; Maryana, Roni; Sekarini, Artanti; Hasibuan, Monalisa; Riza, Subkhan; Utiya Syah, Shinta
IPTEKIN Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi Vol. 6 No. 2 (2024)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Durian, known as the "King of Fruits" in Southeast Asia, is economically important in Indonesia, particularly in Riau Province. It not only serves as a local delicacy but also has export and agro-tourism potential. However, data from the Riau Central Statistics Agency (BPS) show fluctuating plantation areas and production rates from 2019 to 2022, with a decrease in plantation areas but varying production levels, peaking in 2022. These fluctuations affect durian rind waste generation, posing environmental concerns. Preliminary studies suggest that current waste management practices are inadequate despite the potential for converting durian rinds into useful products like organic fertilizers or biofuels. This study aims to analyze plantation areas, production rates, and durian rind waste generation in Riau while evaluating consumer attitudes and behaviors regarding waste management. It employs both quantitative methods, such as data collection from BPS and field surveys, and primary methods like questionnaires. Analysis includes descriptive statistics and ANOVA tests to assess waste generation differences across sales locations. The findings indicate significant fluctuations in plantation areas and production, with Kampar district leading in both categories. High waste generation rates underscore the need for improved management strategies. Although consumer surveys show awareness of waste issues, practical implementation lags. This research provides insights into optimizing durian production and waste management, aiming to balance economic benefits with environmental sustainability in Riau Province.
Penguatan Kapasitas Pengolah Sagu Tradisional di Kabupaten Kepulauan Meranti Purnama Saghita, Elnovrian; Gevisioner; Utiya Syah, Shinta
IPTEKIN Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi Vol. 3 No. 2 (2018)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengembangan usaha pengolahan sagu tradisional tidak terlepas dari kapasitas pengolah sagu, baik kapasitas diri maupun kapasitas usaha yang dimiliki. Penguatan kapasitas pengolah sagu untuk meningkatkan kualitas produk olahan sehingga memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dibanding produk olahan lainnya. Tujuan Penelitian ini adalah mengetahui tingkat kapasitas pengolah sagu tradisional di Kepulauan Meranti dan merumuskan pola penguatan kapasitas pengolah sagu tradisional dalam rangka keberlanjutan usaha pengolahan sagu. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.Analisis data yang dilakukan dengan statistik deskriptif untuk merumuskan pola penguatan kapasitas pengolah sagu tradisional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha pengolahan sagu tradisional di Kabupaten Kepulauan Meranti didominasi wanita (75,86 %), selebihnya pria (24,14 %), dengan rata-rata umur 47 tahun, mempunyai rata-rata jumlah anggota rumah tangga 5 orang. Pendidikan formal tertinggi yang pernah diikuti oleh pengolah sagu tradisional terbanyak adalah SD dan SLTP, sedangkan SLTA baru mencapai 41,38 persen. Pendapatan usaha pengolahan sagu memberikan kontribusi yang tinggi bagi pendapatan rumah tangga, yakni sebesar 76,48%, sedangkan sisanya (23,52%). Penguatan kapasitas pengolah sagu tradisional membutuhkan stategi yang tepat, mengingat terdapat 4 pihak yang terkait dalam penguatan kapasitas pengolah sagu tradisional, yaitu: (1) pengolah sagu tradisional sebagai pelaku utama, (2) penyuluh sabagai agen perubahan, (3) pihak pemerintah, dan (4) pihak swasta yang terkait dengan pengembangan sagu di Kabupaten Kepulauan Meranti.
Potensi dan Pengembangan Produk Turunan Nanas Sebagai Produk Unggulan di Provinsi Riau Utiya Syah, Shinta; Zakya, Ismon; Williyati, GWR. Riche; Pato, Usman
IPTEKIN Jurnal Kebijakan Pembangunan dan Inovasi Vol. 4 No. 1 (2018)
Publisher : Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Provinsi Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Wilayah penghasil nanas di Provinsi Riau berada di Kabupaten Indragiri Hilir, Siak, Kampar dan Dumai. Sentra produksi nanas ada di Kabupaten Kampar adalah di kecamatan Tambang dengan total produksi mencapai 2.150 ton pertahun. Sedangkan di Kabupaten Bengkalis sentral produksi nanas berada di kecamatan batan, bengkalis dan bukit batu dengan produksi mencapai 1.885 ton/pertahun. Pengolahan nanas yang dapat dilakukan dalam skala rumah tangga adalah bubuk instan nanas dan fruit leather nanas. Hasil analisa laboraturium bubuk instan nanas adalah kadar air antara 4, 93 %, kadar abu1,78%, kadar sukrosa 49,64%, sedangkan untuk fruit leather nanas kadar air 3%, Kadar abu 0.85%, pH 4,65 kadar gula 42,4% dan kadar serat 1,72%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengumpulkan data potensi komonitas nanas berdasarkan indikator produksi nanas di Provinsi Riau dan membuat produk turunan nanas yaitu bubuk nanas instan dan fruit leathernanas yang mempunyai nilai ekonomi sebagai produk unggulan di Provinsi Riau.