Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : TECHNOLOGIC

ANALISIS TINGKAT KEKASARAN PERMUKAAN HASIL PROSES MILLING PADA BAJA KARBON S45C DNGAN METODE 3³ DESAIN FAKTORIAL Syaifullah, Herry
Technologic Vol 6 No 2 (2015): Technologic
Publisher : LPPM Politeknik Astra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam menghasilkan produk yang berkulitas industri manufaktur melakukan pengembangan dalam proses produksinya. Bukan hanya dimensi, tingkat kehalusan suatu permukaan memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu komponen produk khususnya yang menyangkut masalah gesekan pelumasan, keausan, tahanan terhadap kelelahan dan sebagainya. Namun, produsen suatu alat potong tidak ada yang memuat nilai tingkat kehalusan permukaan yang dihasilkan dari suatu proses pemotongan dengan parameter setting tertentu. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kekasaran permukaan hasil proses milling terhadap pengaruh variasi putaran spindle (spindle speed), kecepatan gerak potong (feed rate), dan kedalaman potong (depth of cut). Penelitian dilakukan dengan membuat spesimen benda uji dengan material baja carbon S45C menggunakan alat potong (cutter) jenis end mill cutter finishing 4 flute dan proses pemotongan dilakukan pada mesin milling.
PEMBUATAN ALAT BANTU PEMESINAN UNTUK MEMPERCEPAT PROSES PENGHALUSAN RIB MODEL X PADA LINI PEMESINAN OUTER TUBE Syaifullah, Herry; Alfattah, Muhammad
Technologic Vol 14 No 1 (2023): Fourteenth Volume of The Technology Series
Publisher : LPPM Politeknik Astra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52453/t.v14i1.416

Abstract

PT. Kayaba Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri otomotif khususnya di bidang shock absorber yang salah satu produknya yaitu outer tube. Pada proses pembuatan produk outer tube perlu dilakukan penghalusan rib, karena di bagian rib inilah terdapat runner dan gate tempat jalur masuknya cairan alumunium pada proses pencetakan pengecoran. Di dalam proses penghalusan rib ini sering terjadi cacat gelombang, dan untuk meratakannya perlu proses tambahan yaitu proses sanding dan buffing dengan waktu yang lama dan dilakukan secara manual oleh operator. Untuk mempercepat proses penghalusan rib, perlu dibuat alat bantu pemesinan rib. Metode perancangan alat bantu menggunakan design thinking yang meliputi empathize, define, ideate, prototype dan test. Setelah dibuat dan diuji coba, alat bantu tersebut efektif untuk mempercepat proses penghalusan rib dan juga dapat mengurangi cacat gelombang rib dari 9,5% menjadi 1,85% dan juga bisa mengurangi lini proses, yang sebelumnya 2 proses yaitu sanding dan buffing, menjadi 1 proses yaitu proses pemesinan rib.
PEMBUATAN MESIN AUTOLOADER UNTUK PROSES UNLOADING PISTON PADA LINE 35 DI PT XYZ Aan, Albertus; Widodo, Taufik Nur; Syaifullah, Herry
Technologic Vol 16 No 1 (2025): TECHNOLOGIC
Publisher : LPPM Politeknik Astra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52453/t.v16i1.453

Abstract

PT XYZ merupakan perusahaan yang bergerak di bidang produksi spare part otomotif, utamanya adalah piston. PT XYZ selalu melakukan perbaikan (improvement) kinerja untuk meningkatkan hasil kualitas produksi. Perbaikan kinerja ini dilakukan di sebuah sistem ataupun mesin yang memproses produksi. Saat ini Departemen Maintenance PT XYZ sedang melakukan improvement di area Departemen Machining Gedung A line 35, yang mana pada line 35 tersebut terdapat ketidakseimbangan dalam hal loading man power. Adapun perbaikan ini ditujukan agar cycle time yang ada pada line 35 turun dan loading man power bisa lebih seimbang. Dari hasil analisis tersebut, didapatkan sebuah ide untuk membuat mesin autoloader untuk proses unloading piston. Proyek ini menerapkan sistem otomasi pada proses unloading piston dari Mesin ATM (Auto Transfer Machine) menuju box finish. Hasilnya dengan adanya mesin autoloader ini, loading man power 1 dan man power 2 lebih seimbang (34,2 : 35 detik) dari yang sebelumnya (40 : 34 detik) dan cycle time pada line 35 turun dari 40 detik menjadi 35 detik. Hal ini akan berdampak lebih lanjut kepada kapasitas produksi yang berpotensi naik 14,28%