Inflamasi merupakan respon biologis normal dari sistem kekebalan tubuh terhadap stimulasi berbahaya. Pada tingkat jaringan, inflamasi ditandai dengan munculnya kemerahan, bengkak, panas, nyeri dan hilangnya fungsi jaring. Terapi inflamasi saat ini terbatas pada agen antiinflamasi steroid dan non steroid. Namun, penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan efek samping yang serius. Oleh karena itu, pengembangan agen antiinflamasi yang lebih aman menjadi subjek yang menarik. Pengembangan obat antiinflamasi yang berasal dari sumber alam adalah strategis rasional dan produktif untuk pengobatan inflamasi. Bumbu dapur adalah tumbuhan beraroma yang dimasukkan ke dalam masakan untuk bahan penyedap rasa serta penambah nafsu makan. Famili zingiberaceae merupakan salah satu tanaman bumbu dapur yang dimanfaatkan untuk pengobatan sebagai antiinflamasi. Literatur Review ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme molekuler dan bioaktivitas antiinflamasi dari senyawa aktif yang terdapat dalam bumbu dapur famili dari zingiberaceae. Penulisan artikel ini dilakukan dengan systematic review. Literatur yang digunakan yaitu jurnal nasional dan internasional terbitan 10 tahun terakhir yang diperoleh dari platform ilmiah seperti Google Scholar, Elsevier, dan PubMed. Berbagai penelitian menunjukan bahwa komponen bioaktif bumbu dapur dari famili zingiberaceae, seperti gingerol, asam-6-gingesulfonat, shogaol, DGHD, kurkumin, bisacuron, galangin, ACE, ACA, ECH, EPMC dan - 3- carene mampu menekan mediator proinflamasi IL-1b, TNF-a, IL-6, IL-13 melalui regulasi jalur sinyal seperti, NF-kB, COX-2 dan iNOS yang berperan penting dalam patogenesis peradangan. Berdasarkan hasil data literatur, dapat disimpulkan bahwa bumbu dapur kunyit (Curcuma longa) dari famili zingiberaceae merupakan sumber yang paling potensial yang dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai alternatif terapi untuk penyakit inflamasi.