Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Analisis Etika dalam Organisasi Profesi pada Pembelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Selvia Sari; Muhamad Yahya; Adona, Putri
Jurnal Tadzakkur Vol. 6 No. 1 (2024): Jurnal Tadzakkur
Publisher : Institute Agama Islam Tafaqquh Fiddin Dumai

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57113/taz.v6i1.385

Abstract

Etika dalam organisasi profesi memainkan peran penting dalam membentuk perilaku dan integritas anggota, serta menjaga reputasi organisasi itu sendiri. Etika dalam organisasi profesi tidak hanya berfungsi sebagai landasan moral, tetapi juga sebagai kunci untuk meraih kesuksesan jangka panjang dan mempertahankan kepercayaan publik, maka dalam penelitian ini penulis ingin menganalisis etika dalam organisasi profesi dalam pembelajaran akidah akhlak di madrasah aliyah. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan konten analisis, sumber utamanya adalah buku ajar Akidah Akhlak yang diterbitkan Kementerian Agama Republik Indonesia. Setelah melakukan analisis yang mendalam dapat penulis temukan struktur dari materi Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah terkait Etika dalam Organisasi Profesi terdiri dari dua sub tema. Kedua subtema tersebut yakni: i) Etika Organisasi, ii) Etika Profesi. Kedepannya penulis berharap penelitian ini membawa dampak yang positif terutama di madrasah sebagai lembaga pendidikan formal dengan ciri khas menanamkan nilai-nilai Islam kepada peserta didiknya.
Telaah Kritis Konsep Kafa’ah Antara Etnis Arab dan NonArab: Sebuah Kajian Perbandingan Mazhab Muhamad Yahya
LoroNG: Media Pengkajian Sosial Budaya Vol 9 No 1 (2020)
Publisher : Lembaga Kajian, Penelitian dan Pengembangan Mahasiswa Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.1234/lorong.v9i1.949

Abstract

Islam places its adherents as equal entities in the eyes of Allah SWT, the concentration of Islam is to make a servant fearful of Allah. However, the facts in fiqh are different from this principle, where one of the indicators of Kafa’ah is lineage which is interpreted that Arab ethnic humans are not ideal (sekufu). ) married a non-Arabic human (‘ajamy). Therefore, there needs to be a more detailed and more comprehensive study, considering that Islamic principles view humans not based on lineage. So with this, what are the views of the fiqh scholars, especially the four schools of thought regarding the standardization of Kafa’ah in nasab indicators (Arabic and Non-Arabic) and how does Kafa’ah influence marriage according to the four schools of thought. Through the Muqaranatul mazhab approach, the authors found that (1) Hanafiyah, syafiiyah, and hamaliyah agreed to include Arabic nasab into the kufunya indicator of marriage for sociological reasons, namely to avoid disgrace and shame that would bring down the dignity of the family of the prospective bride and groom, while Malikiyah on the other hand, because piety is teaching instilled by the egalitarian Prophet Muhammad SAW so that it can degrade lineage as a caste in marriage. (2) the opinion of the Hanafiyah school, the most superior opinion of the Shafi’i, and the Hanabilah kafaah nasab (Arabic and non-Arabic) have a major influence on marriage as a condition of luzum (sustainability of a marriage) while according to Malikiyah’s opinion, one qaul from Syafiiyah, and history from Imam Ahmad bin Hambal stated that it did not have a big effect on marriage, meaning it was not a condition for luzum (marriage continuity). Islam mendudukkan pemeluknya sebagai entitas yang sama di mata Allah SWT, Konsentrasi Islam adalah menjadikan seorang hamba bertakwa kepada Allah Kendati demikian fakta dalam fikih berbeda dengan prinsip tersebut, dimana salah satu indikator Kafa’ah adalah nasab yang ditafsirkan bahwa manusia etnis Arab tidak ideal (sekufu) menikah dengan manusia non-Arab (‘ajamy). Oleh karena itu, perlu ada kajian yang lebih detail dan lebih komprehensif, mengingat prinsip Islam memandang manusia tidak berdasarkan garis keturunan. Maka dengan ini bagaimana pandangan para ulama fikih khususnya empat mazhab terkait standarisasi Kafa’ah dalam indikator nasab (Arab dan Non-Arab) dan bagaimana pengaruh Kafa’ah dalam pernikahan menurut empat mazhab. Melalui pendekatan Muqaranatul mazhab, penulis menemukan bahwa (1) Hanafiyah, syafiiyah dan hambaliyah setuju memasukan nasab Arab kedalam indikator kufunya suatu pernikahan dengan alasan yang bersifat sosiologis yaitu untuk menghindari adanya aib dan rasa malu yang akan menjatuhkan martabat pihak keluarga calon pasangan mempelai, sedangkan Malikiyah sebaliknya dengan alasan bahwa ketakwaan merupakan ajaran yang ditanamkan oleh Nabi Muhammad SAWyang egaliter/setara sehingga dapat mendegradasi nasab sebagai kasta dalam pernikahan. (2) pendapat mazhab Hanafiyah, pendapat yang paling unggul dari syafiiyah, dan Hanabilah kafaah nasab (Arab dan non-Arab) berpengaruh besar dalam pernikahan sebagai syarat luzum (keberlangsungan suatu pernikahan) sedangkan menurut pendapat Malikiyah, satu qaul dari syafiiyah, dan satu riwayat dari imam ahmad bin hambal menyatakan tidak berpengaruh besar dalam pernikahan artinya bukan sebagai syarat luzum (keberlangsungan pernikahan).
Perkembangan Ilmu Pengetahuan Pada Masa Keemasan Tokoh Islam Dinasti Abbasiyah Firmansyah; Islam Madina; Juwita Wahyuni; Demina, Demina; Muhamad Yahya
Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI) Vol. 3 No. 1 (2025): Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI)
Publisher : Penerbit dan Percetakan CV. Picmotiv

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/pjpi.v3i1.1039

Abstract

Tokoh islam sangat berpengaruh pada kemajuan umat islam. Tokoh islam berperan penting dalam menyebarkan agama islam. Tidak hanya itu, tokoh islam menjadi contoh dan tauladan bagi umat muslim. Namun, permasalahan sering muncul yaitu usaha tokoh islam untuk mempertahankan tanggungjawab kurang karena ada kelompok yang tidak senang masa kejayaan islam. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana dampak perjuangan tokoh islam masa keemasan dapat diterapkan dengan baik. Selain itu peneliti mengakui bahwa banyak tantangan yang dihadapi tokoh islam saat masa kejayaan, khususnya bagi umat islam itu sendiri. Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu metodi ini sebagai petunjuk bagi responden bahwasanya penelitian ini berisi tenntang informasi yang mendalam. Peneliti melakukan wawancara dengan guru yang menjadi narasumber, data didapatkan melalui observasi langsung yang dilakukan oleh peneliti. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat yang dilakukan oleh tokoh islam. Tak hanya itu perjuangan yang dilakukan tokoh islam masa keemasan memberi pengaruh baik bagi umat islam. Seperti ilmu teknolgi, ilmu kedokteran, ilmu fisika yang dapat dirasakan saat ini. Hal tersebut tidak lepas dari perjuangan tokokh islam, hingga ilmu pengetahuan mencapai puncak keemasan. Kesimpulan dari penelitian ini menjelaskan bahwa keterkaitan tokoh islam dan ilmu pengetahuan menjadi kontribusi yang harus dipertahankan oleh umat Islam.
Eksplorasi Dinamika Perkembangan Sejarah Kebudayaan Islam: Analisis Peran Intelektual Muslim dalam Mewujudkan Kemajuan Sosial, Politik, Ekonomi, dan Pendidikan dari Masa Klasik hingga Modern Mella Amelia Santika; Fitria Azwara; Demina, Demina; Muhamad Yahya
Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI) Vol. 3 No. 1 (2025): Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI)
Publisher : Penerbit dan Percetakan CV. Picmotiv

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/pjpi.v3i1.1078

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dinamika perkembangan Sejarah Kebudayaan Islam dengan fokus pada peran intelektual Muslim dalam kemajuan sosial, politik, ekonomi, dan pendidikan dari masa klasik hingga modern. Menggunakan metode studi literatur, penelitian ini mengkaji berbagai sumber pustaka primer dan sekunder yang relevan, seperti buku, jurnal ilmiah, dan dokumen sejarah. Temuan menunjukkan bahwa intelektual Muslim memiliki kontribusi besar dalam membentuk peradaban dunia, terutama melalui inovasi di bidang filsafat, ilmu pengetahuan, seni, dan sistem pemerintahan. Pada masa klasik, lahir berbagai karya monumental yang menjadi rujukan peradaban lain, sedangkan pada masa modern terjadi transformasi besar akibat pengaruh kolonialisme dan globalisasi. Studi ini menekankan pentingnya memahami perjalanan panjang sejarah kebudayaan Islam untuk memperkaya wawasan kontemporer dan memperkuat identitas budaya di tengah perubahan zaman. Kesimpulan penelitian ini menggarisbawahi bahwa kebangkitan intelektual Muslim masa kini sangat bergantung pada revitalisasi nilai-nilai keilmuan dan budaya yang telah diwariskan. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi studi-studi lanjutan terkait Sejarah Kebudayaan Islam dan kontribusi umat Islam dalam perkembangan peradaban global.
Perbaikan Perilaku Akhlak Mulia Siswa dalam Pembelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah Cahyani Sakinah; Firman, Firman; Ikromul Habib; M. Ramdhani; Demina, Demina; Muhamad Yahya
Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI) Vol. 3 No. 1 (2025): Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI)
Publisher : Penerbit dan Percetakan CV. Picmotiv

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/pjpi.v3i1.1120

Abstract

Materi pendidikan Islam mengajarkan sejarah kebudayaan Islam. Jika seseorang hanya berbicara tentang akhlak sebagai pedoman perilaku, seringkali mereka salah melihat dan menilai masalah akhlak. Oleh karena itu, sangat efektif untuk mengajarkan moral kepada anak-anak melalui praktik atau penerapan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Ini memungkinkan seorang anak untuk mempelajari berbagai cara untuk berperilaku dengan cara yang sesuai dengan prinsip moral. Perkembangan karakter siswa dipengaruhi secara langsung dan timbal balik oleh keteladanan guru. Guru yang baik juga akan memberikan nilai-nilai yang baik kepada siswanya. Namun, siswa akan lebih mudah menyesuaikan diri dengan tindakan buruk. Frase "satu teladan lebih baik dari seribu nasehat" menunjukkan betapa pentingnya guru keteladanan. Guru PAI dan guru mapel SKI sangat bersemangat untuk memberikan contoh yang baik di kelas dan tidak menipu siswa dengan mengatakan hasil yang buruk. Guru di semua bidang pendidikan harus diminta untuk selalu mempertahankan dan memberikan hukuman yang wajar tanpa merusak siswa.
Konsep Pemikiran Ibnu Taymiyah Tentang Pendidikan, Politik, Dan Ekonomi Islam Raudiatul Husna; Rani Putri Dewi; Pikrul Rahman; Demina, Demina; Muhamad Yahya
Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI) Vol. 3 No. 1 (2025): Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI)
Publisher : Penerbit dan Percetakan CV. Picmotiv

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/pjpi.v3i1.1191

Abstract

Para peneliti memberikan perhatian besar terhadap sektor pendidikan Islam. Salah satu jenis pendidikan yang diterapkan untuk menjawab berbagai permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Islam pada masa itu adalah pemikiran Ibnu Taimiyah, yang mengedepankan solusi strategis melalui Pendidikan. Penelitian ini bertujuan untuk memahami dan menganalisis perspektif mengenai pendidikan, politik, serta ekonomi dalam Islam, serta untuk memberikan penjelasan tentang elemen-elemen dasar yang perlu ada saat melaksanakan berbagai aktivitas, baik pendidikan, politik, maupun ekonomi yang sejalan dengan ajaran Islam. penelitian ini, peneliti menggunakan metode studi tokoh untuk menelusuri karya-karya yang berkaitan dengan isu-isu pendidikan, politik, dan ekonomi Islam. Temuan dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa pemikiran Ibn Taymiyah memberikan landasan yang kokoh untuk mengembangkan sistem pendidikan, politik, dan ekonomi dalam Islam. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pemikiran Ibn Taymiyah mengenai pendidikan Islam dengan pendekatan studi tokoh menekankan pentingnya harmonisasi antara ajaran agama dan pengetahuan dunia untuk membangun masyarakat Islam yang berbudaya dan berkembang. mencerminkan relevansi konsep-konsep Ibn Taymiyah dalam konteks pendidikan, politik, dan ekonomi Islam yang menjadi dasar untuk memahami serta menerapkan nilai-nilai Islam dalam berbagai aspek kehidupan Masyarakat.
Sejarah Perkembangan Lembaga Pendidikan Islam Di Indonesia Prima Rangga Saputra; Resbilgo Ananda; Soffe Longdewa; Demina, Demina; Muhamad Yahya
Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI) Vol. 3 No. 1 (2025): Pengertian: Jurnal Pendidikan Indonesia (PJPI)
Publisher : Penerbit dan Percetakan CV. Picmotiv

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/pjpi.v3i1.1193

Abstract

Pendidikan Islam di Indonesia memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, dengan perkembangan yang terjadi sejak awal masuknya Islam ke Nusantara. Artikel ini membahas tentang bagaimana lembaga pendidikan Islam di Indonesia berkembang dari masa ke masa, serta bagaimana mereka beradaptasi dengan perubahan sosial dan budaya masyarakat. Dalam artikel ini, kita akan membahas tentang perkembangan lembaga pendidikan Islam di Indonesia, mulai dari masa awalawal pendidikan Islam yang informal hingga masa kini dengan pendidikan Islam yang terintegrasi dengan sistem pendidikan nasional. Metode penelitian yang digunakan Penelitian Kepustakaan (library research), adalah penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur (kepustakaan) baik berupa buku, dokumen-dokumen, jurnal, literaturliteratur, catatan maupun laporan hasil penelitian dari penelitian terdahulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan Islam di Indonesia telah memperkaya dan meningkatkan pendidikan agamanya dengan mengikuti lintasan budaya tanah air Indonesia. Setelah itu, pendidikan Islam berkembang menjadi berbagai bentuk lembaga seperti madrasah, pesantren, sekolah Islam terpau, atau lembaga pendidikan lainnya dan terus berlanjut hingga saat ini.
Pengaruh Perjalanan Spiritual Nabi Muhammad SAW terhadap Perkembangan Islam Harifal Mariadi; Haikel Alfarisy; Ilhamda Efendi; Demina, Demina; Muhamad Yahya
Jurnal Studi Islam Indonesia (JSII) Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Studi Islam Indonesia (JSII)
Publisher : Publication and Inovasi Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/jsii.v3i1.1033

Abstract

Perjalanan penting yang dilakukan Nabi Muhammad SAW, meliputi peristiwa Isra' Mi'raj dan berbagai wahyu yang diterima, memiliki dampak signifikan terhadap pembentukan pondasi akidah dan syariat Islam, serta menegaskan keesaan Allah SWT dan pentingnya shalat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW terhadap pembentukan akidah, syariat, dan kepemimpinan dalam Islam. Metodologi penelitian ini menggabungkan pendekatan kualitatif dengan tinjauan terhadap literatur Islam tradisional, Al-Qur'an, dan hadits. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW membentuk dasar kepercayaan Islam (tauhid), legislasi Islam (terutama shalat), serta kepemimpinan Nabi yang menjadi teladan. Kesimpulannya, identitas, ajaran, dan kemajuan budaya Islam hingga hari ini telah dibentuk secara mendalam dan signifikan oleh perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW.
Analisis Historis Dan Sosiologis Kemunduran Peradaban Islam Demina, Demina; Gusrina Fadhila; Iqkra Prasetya; Julita Putri; Muhamad Yahya
Jurnal Studi Islam Indonesia (JSII) Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Studi Islam Indonesia (JSII)
Publisher : Publication and Inovasi Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/jsii.v3i1.1040

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor historis dan sosiologis yang menyebabkan kemunduran peradaban Islam, khususnya pada masa pasca-keemasan hingga era modern. Studi ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis historis dan sosiologis, melalui studi literatur terhadap berbagai sumber primer dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kemunduran peradaban Islam dipengaruhi oleh beberapa faktor utama, antara lain konflik internal, lemahnya kepemimpinan politik, stagnasi pemikiran keilmuan, serta tekanan eksternal dari kekuatan kolonial Barat. Secara sosiologis, perpecahan dalam struktur sosial umat Islam dan melemahnya institusi pendidikan turut mempercepat proses disintegrasi peradaban. Penelitian ini menegaskan pentingnya revitalisasi nilai-nilai keilmuan, persatuan sosial, dan reformasi institusional dalam membangun kembali kejayaan peradaban Islam di era kontemporer.
Analisis Peran Nabi Muhammad Saw Dalam Membangun Masyarakat Madani Rahadatul Nazifah; Serli Hardiati; Demina, Demina; Muhamad Yahya
Jurnal Studi Islam Indonesia (JSII) Vol. 3 No. 1 (2025): Jurnal Studi Islam Indonesia (JSII)
Publisher : Publication and Inovasi Research

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61930/jsii.v3i1.1072

Abstract

Nabi Muhammad SAW merupakan sosok sentral yang berperan dalam transformasi masyarakat Arab pada abad ke-7 menjadi masyarakat madani yang berlandaskan nilai-nilai Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendekatan, metodologi, dan strategi yang digunakan oleh Nabi Muhammad dalam membangun masyarakat Madani yang adil, sejahtera, dan beretika.Pertama, analisis ini menyoroti pentingnya nilai-nilai spiritual dan moral dalam membentuk karakter individu. Nabi Muhammad menekankan ajaran tauhid, kejujuran, amanah, dan kasih sayang sebagai fondasi utama dalam interaksi sosial. Kedua, Nabi Muhammad juga mengimplementasikan sistem sosial yang inklusif dengan memberikan perlindungan kepada kelompok-kelompok marginal dalam masyarakat, termasuk perempuan, anak-anak, dan kaum miskin.Selanjutnya, penelitian ini menelaah penerapan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dalam kepemimpinan Nabi Muhammad, di mana ia mempromosikan musyawarah (syura) dan keadilan sebagai landasan dalam pengambilan keputusan. Selain itu, upaya Nabi dalam menciptakan persatuan di antara berbagai suku dan agama menunjukkan keberhasilan diplomasi dan toleransi beragama yang menjadi ciri khas masyarakat Madani.Akhirnya, hasil dari analisis ini menunjukkan bahwa visi dan misi Nabi Muhammad dalam membangun masyarakat Madani tidak hanya terbatas pada aspek spiritual, tetapi juga menyentuh dimensi sosial, ekonomi, dan politik, yang memiliki relevansi penting dalam konteks masyarakat kontemporer. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai kontribusi Nabi Muhammad dalam membangun masyarakat yang harmonis dan berkeadilan hingga saat ini.