Claim Missing Document
Check
Articles

Found 9 Documents
Search

15 PALM OIL BIODIESEL: CHALLENGES, RISKS AND OPPORTUNITIES FOR REDUCING AND REPLACING THE NON-RENEWABLE FOSSIL FUEL DEPENDANCY - A REVIEW Erinto Simbolon; Lies Aisyah
Scientific Contributions Oil and Gas Vol. 36 No. 1 (2013): SCOG
Publisher : Testing Center for Oil and Gas LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/scog.36.1.4

Abstract

Biodiesel is a renewable source of energy which is expected to play a signifi cant role for reducing and replacing the existing non-renewable fossil fuels. Palm oil is one source of biodiesel feed stock which has been used for many years and gave so many advantages such as high oil yield, cheap to produce and to refine, has similar characteristics with petroleum-derived diesel, and has lower emission. However, some issues, such as food stock security, land use changes, and biodiversity extinction, have arisen which need to be considered and solved wisely. Life cycle assessment (LCA) study shows a positive net energy and a net positive sequestration on GHG emission (up to some level of conversion from palm oil to biodiesel)which means biodiesel from palm oil has a high potential to replace fossil fuel and also an environmental friendly fuel.
Analysis On Dimethyl Ether (Dme) Characteristics As A Liquid Petroleum Gas (Lpg) Fuel Substitution For Household Stove Cahyo Setyo Wibowo; Riesta Anggarani; Dimitri Rulianto; Lies Aisyah
Scientific Contributions Oil and Gas Vol. 36 No. 3 (2013): SCOG
Publisher : Testing Center for Oil and Gas LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/scog.36.3.16

Abstract

Increasing growth of population will lead to increasing energy needs; therefore it is necessary to find alternative energy other than fossil fuel. Currently, energy sources in Indonesia are mainly derived from oil and natural gas such as LPG. Starting from 2008, LPG demand increased significantly for households and small industries as a result of government policy on conversion of kerosene to LPG. To meet this demand, the government imports LPG up to 2 million tons per year. In order to overcome LPG crisis, an alternative energy is required to be developed without changing either the distribution system, technical or commercial used. An option among others is dimethyl ether (DME) derived from low calori’s coal gasification. In this research analysis characteristics of DME is compared to LPG (as fuel reference) used. The test methods carried out refers to the specification of LPG issued by Directorate General of Oil and Gas. Based on the results, it shows that the characteristics of the fuel LPG mixed with DME 20% and 50% have some good results particularly on physical and chemical properties, stability and homogeneous of gas. Hence, LPG mixed DME 20% and 50% can be used as a substitute fuel for household stove.
COMPARISON OF BIODIESEL B-20 AND B-30 ON DIESEL ENGINE PERFORMANCES AND EMISSIONS Lies Aisyah; Cahyo Setyo Wibowo; Sylvia Ayu Bethari
Scientific Contributions Oil and Gas Vol. 39 No. 3 (2016): SCOG
Publisher : Testing Center for Oil and Gas LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/scog.39.3.274

Abstract

Biodiesel is renewable energy that is made from renewable sources such as vegetable oil (palm oil, soybean oil or jathropa oil) through a trans-esterification reaction. Biodiesel can be used as a substitute for diesel fuel or as a mixture with diesel fuel. B-20 and B-30 fuel are a biodiesel mixture with diesel fuel which contains 20% biodiesel and 80% diesel fuel and 30% biodiesel and 70% diesel fuel respectively. The aim of this study is to compare the performance tests of B-20 and B-30 on a diesel engine. Comparison of their performance comprises engine power, engine torque, specific fuel consumption (SFC) in various loads and emissions. Result shows that the B-20 and B-30 performance is affected by the chemical-physical characteristics of fuel, such as kinematic viscosity, cetane number, density and calorific values. Performance test results show that B-30 has 1.69% lower engine power and 0.62% higher SFC than B-20 at a full load condition. In contrast, B-30 has better emissions than B-20 with a 6.71% decrease in smoke opacity.
Kinerja Mesin Spark Ignition (SI) Berbahan Bakar Campuran Bensin-Metanol (M-20) Dan Bensin-Etanol (E-20) Pada Variasi Nilai Oktan Yogi Pramudito; Maymuchar; Cahyo Setyo Wibowo; Riesta Anggarani; Dimaz Warahadi; Nur Allif Fathurrahman; Lies Aisyah
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 56 No. 2 (2022): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Bahan bakar alkohol seperti etanol dan metanol saat ini dianggap sebagai alternatif bahan bakar yang ramah lingkungan dan dapat digunakan untuk campuran dengan bahan bakar lain. Dalam penelitian ini, etanol dan metanol dicampurkan ke dalam bensin dengan nilai RON 88 dan RON 90 menjadi E-20 dan M-20. Selanjutnya digunakan dalam sepeda motor uji dengan sistem pengapian busi empat langkah satu silinder dengan karburator untuk mendapatkan keluaran kinerja mesin seperti daya, torsi, konsumsi bahan bakar dalam satuan liter/km dan emisi gas buang untuk putaran rendah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa daya dan torsi bahan bakar campuran E-20 lebih tinggi dibandingkan M-20, sedangkan konsumsi bahan bakar untuk variasi kecepatan 40 km/jam, 60km/jam dan 80km/jam bahan bakar campuran M-20 lebih tinggi dibandingkan E-20. Tingkat emisi CO yang dihasilkan M-20 lebih rendah dibandingkan E-20, namun tingkat emisi HC yang dihasilkan M-20 lebih tinggi dibandingkan E-20.
Perbandingan Uji Densitas Menggunakan Metode ASTM D1298 dengan ASTM D4052 pada Biodiesel Berbasis Kelapa Sawit Nurmajid Abdurrojaq; Rossy D. Devitasari; Lies Aisyah; Nur A. Faturrahman; Saepul Bahtiar; Widi Sujarwati; Cahyo S. Wibowo; Riesta Anggarani; Maymuchar
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 55 No. 1 (2021): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Parameter densitas merupakan salah satu karakteristik yang penting, baik dari aspek perhitungan kandungan energi maupun faktor konversi satuan dalam jual-beli. Secara eksperimen laboratorium, terdapat dua metode acuan untuk mengukur densitas bahan bakar, yaitu ASTM D1298 dan ASTM D4052. Penelitian ini menyajikan perbandingan hasil pengukuran densitas antara metode manual, ASTM D1298, maupun metode otomatisasi pada ASTM D4052, menggunakan sampel biodiesel berbasis kelapa sawit. Hasil pengukuran densitas biodiesel pada berbagai temperatur, termasuk pengukuran pada temperatur acuan spesifikasi biodiesel di Indonesia, yaitu 40oC, dan temperatur densitas standar internasional, yaitu 15oC. Hasil penelitian menunjukkan, suhu observasi mempengaruhi nilai densitas dari biodiesel. Semakin rendah suhu pengujian maka semakin besar nilai densitas yang dihasilkan, yang teramati pada 2 metode pengujian ini. Pengukuran densitas dengan metode ASTM D1298 memiliki kekurangan untuk suhu observasi yang lebih rendah dari 18°C karena memanfaatkan kondisi visual oleh penglihatan. Dengan metode tersebut pengujian suhu dibawah 18°C untuk mengukur densitas biodiesel berbasis kelapa sawit mengalami bias pembacaan skala hidrometer akibat kondisi pengujian yang mendekati titik kabut biodiesel.
PENGARUH BIODIESEL BERBASIS MINYAK KELAPA SAWIT TERHADAP COLD-FLOW PROPERTIES MINYAK SOLAR 48 DAN MINYAK SOLAR 51 Nur Allif Faturrahman; Cahyo S. Wibowo; Riesta Anggarani; Risvita B. Anugrah; Kemal Ginanjar; Gian Akmal; Rizal Zaelani; Majid Abdurrojak; Wahyu N. Hidayat; Marsha Katili; Rossy D. Devitasari; Saepul Bahtiar; Hadi Mulyadi; Sylvia Ayu Bethari; Lies Aisyah; Maymuchar
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 54 No. 2 (2020): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Cold-flow properties merupakan parameter kunci dalam menganalisis ketahanan bahan bakar pada temperatur rendah. Penelitian ini menyajikan analisis cold-flow properties, meliputi titik kabut dan cold filter plugging point (CFPP) dari bahan bakar campuran minyak solar-biodiesel. Analisis varians (ANOVA) dilakukan untuk mendapatkan signifikansi dari pengaruh rasio pencampuran minyak solar-biodiesel terhadap titik kabut dan CFPP bahan bakar. Hasil penelitian menunjukkan rasio pencampuran minyak solar-biodiesel berpengaruh signifikan terhadap titik kabut dan CFPP bahan bakar. Keragaman titik kabut dan CFPP dari basis Minyak Solar 48 dan Minyak Solar 51 dipengaruhi oleh rasio pencampuran biodeisel dengan nilai > 96,7%. Hasil eksperimen menunjukkan cold-flow properties bahan bakar campuran minyak solar-biodiesel dapat diprediksi dengan menghubungkan temperatur awal titik kabut atau CFPP minyak solar murni, dengan rasio pencampuran melalui persamaan model matematika.
OPTIMASI KINERJA SISTEM PERALATAN KONVERSI LGV MIX DME PADA KENDARAAN BERMOTOR RODA EMPAT Reza Sukaraharja; Cahyo Setyo Wibowo; Riesta Anggarani; Lies Aisyah
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 50 No. 3 (2016): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan penelitian pemanfaatan DME (Dimethyl Ether) sebagai bahan bakar kendaraan merupakan kegiatan lanjutan dari tahun sebelumnya yang dicampurkan (mix) dengan bahan bakar LGV. Penggunaan peralatan konversi LGV yang digunakan sebagai alat konversi dan umum dipergunakan sebagai alat konversi bahan bakar gas untuk kendaraan masih menghasilkan unjuk kerja yang belum optimal khususnya apabila digunakan sebagai alat konversi untuk bahan bakar DME. Perancangan peralatan konversi DME mix LGV yang sesuai dengan kebutuhan jenis dan tipe mesin tentu akan menghasilkan unjuk kerja yang optimum seperti yang telah dilakukan pada kegiatan 2014. Demikian juga dengan penempatan peralatan konversi DME yang compact akan memberikan kinerja yang sebaik menggunakan bahan bakar bensin serta kenyaman bagi pengemudi. Pengujian melalui serangkaian setting peralatan konversi diharapkan mendapatkan hasil kinerja yang optimum hingga setara dengan menggunakan bahan bakar bensin serta menghasilkan emisi gas buang yang lebih bersih.
PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN TERHADAP STABILITAS OKSIDASI BAHAN BAKAR JENIS BIODIESEL (B-100), BIOSOLAR (B-20) DAN MINYAK SOLAR MURNI (B-0) Cahyo Setyo Wibowo; Riesta Anggarani; Nanang Hermawan; Lies Aisyah
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 50 No. 3 (2016): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan campuran biodiesel dalam minyak solar sebesar minimal 20% (B-20) di sektor transportasitelah ditetapkan menjadi kebijakan mandatori atau wajib oleh Pemerintah. Untuk menjamin kepuasan masyarakatterhadap kualitas B-20, maka kualitas biodiesel (B-100) yang digunakan harus memenuhi standar yang ditetapkan.Pada pelaksanaan di lapangan, distribusi biodiesel dari produsen biodiesel sampai titik pencampuran denganminyak solar menjadi salah satu titik penting dalam menjamin kualitas biodiesel.
INFRASTRUKTUR BAHAN BAKAR DME DI INDONESIA Reza Sukaraharja; Dimitri Yulianto; Cahyo Setyo Wibowo; Lies Aisyah
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 51 No. 2 (2017): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemanfaatan DME sebagai bahan bakar di Indonesia perlu medapat perhatian khusus dikarenakan bahan bakarDME dapat diperoleh dan diproduksikan dari batubara maupun biomassa yang merupakan sumber energi baruterbarukan.