Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Hydroisomerization Of Paraffin Wax Of Sumatran Light Waxy Residue For Lubricating Oil And Fuel Oils Production Using The BI - Functional Catalysts With Various Acid Supports A.S Nasution
Scientific Contributions Oil and Gas Vol. 5 No. 1 (1982): SCOG
Publisher : Testing Center for Oil and Gas LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29017/scog.5.1.148

Abstract

Paraffin wax (average mol wt 750-850) of Sumatran Light Waxy Residue was hydroisomerized by bi-functional catalyst with various acidic com- ponents, using a catetest unit, operated at high temperature and pressure with continous system . The reaction products were distilled at at- mospheric pressure to 380°C and the residues subjected to a dewaxing treat ment at - 20°C. Based on this separation the reaction products were regarded as pseudo three component systems the component being lubricating oil, unconverted wax and cracked products. The lubricating oils obtained in the experiments have a-viscosity index of 122- 16S, With M/AI0-SIO2 type catalyst a maximal oil yield of 28,0 per cent wt was obtained with 25 per cent of cracked products. And at 50 percent by wt of feedstock conversion, the smoke point of kerosene and diesel index of gas oil are 34 and 87 mm respectively. The wux contents in the feedstock is an important source for high viscosity index lubricating oil produC tion obtained by hydroisomerization of this wax.
PENGEMBANGAN PROSES PENGILANGAN UNTUK PEMBUATAN SOLAR RAMAH LINGKUNGAN A.S Nasution; E. Jasjfi
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 39 No. 1 (2005): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Minyak Bumi yang tersedia cenderung meningkat kadar belerang dan massa jenisnya. Bersamaan dengan itu, kebutuhan akan bahan bakar ringan (bensin, kerosin, solar) tampaknya akan lebih tinggi dari pada bahan bakar berat (minyak bakar), menuntut agar kelebihan produksi residu dimanfaatkan dengan mengolah lebih lanjut residu dengan proses konversi. kedua masalah tersebut dapat sekaligus diatasi dengan menciptakan minyak solar formulasi baru yang ramah lingkungan.
Proses Alkilasi dan Peranannya dalam Pembuatan Bahan Bakar Bensin Ramah Lingkungan A.S Nasution; E. Jasjfi; Morina Morina
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 40 No. 1 (2006): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam rangka peningkatan program langit biru maka persyaratan bahan-bahan bensin diperketat sehingga diperlukan pembuatan komponen bensin berangka oktana tinggi (HOMC) dengan bantuan proses-proses katalitik. Alkilat berangka oktana tinggi dengan distribusi angka oktana homogen dan sensivitas rendah dan bebas dari olefin dan aromatik sehingga peranan alkilat tersebut cukup besar dalam pembuatan bensin bersyaratkan spesifikasi angka oktana motor (MON) di Eropa dan knock performance ( RON + MON)/2 di Amerika Serikat. Proses alkilasi adalah salah satu proses katalitik dalam pembuatan komponen bensin alkilat terbesar ketiga setelah komponen catalytic cracker gasoline dan reformat. Peranan alkilat menjadi lebih penting lagi dengan adanya pembatasan kadar olefin dan aromatik di dalam bensin ramah lingkungan. Katalis alkilasi padat sedang dikembangkan untuk mengurangi kerusakan lingkungan atas pembuangan katalis asam bekas. Unit pengolahan PERTAMINA mempunyai potensi cukup besar unit proses konversi yang memungkinkan dioperasikannya proses alkilasi, tetapi baru satu unit proses alkilasi dioperasikan pada UP III Plaju/S. Pakning.
Reformasi Katalitik Nafta untuk Pembuatan Bensin dan Aromatik dengan Katalisator Reforming Bifungsional A.S Nasution
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 39 No. 2 (2005): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatnya kebutuhan bensin berangka oktana tinggi dan hidrokarbon aromatik rendah sebagai salah satu bahan baku utama industri petrokimia telah memacu pengolahan minyak bumi untuk meningkatkan jumlah jenis kedua produk tersebut. Reformasi dari fraksi nafta dengan bantuan katalisator bifungsional adalah salah satu proses katalitik untuk pembuatan reformat yang berangka oktana tinggi dan juga sumber aromatik rendah seperti benzena, toluena dan exylena atau BTX". Schubungan dengan kandungan hidrokarbon paraffin dan naftana yang tinggi dari umpan napta tersebut, maka konversi kedua jenis hidrokarbon tersebut dengan bantuan katalis reformasi bifungsional menjadi hidrokarbon aromatik adalah reaksi utama dari proses reformasi katalitik. Untuk meneliti tỉngkah laku katalisator refomasi bifungsional pada konversi hidrokarbon parafin dan naftana menjadi hidro karbon aromatik, maka suatu percobaan telah dilakukan dari katalik reformasi hidrokarbon murni (n.heksana, n.heptana, n.oktana dan metilisklopentana) dan umpan fraksi nafta dengan memakai dua jenis katalisator reformasi (mono dan bi-metalik) pada kondisi operasi: suhu dari 450'sampai 510 C, tekanan: dari 5 sampai 30 kg/cm2 dan perbandingan H/HC = 6 mol/mol dengan memakai alat catatest unit yang diopersikan secara kontinu. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukan bahwa aromatisasi parafin diamati lebih rendah dari pada aromatisasi naftana, dan tingkah laku katalisator re- forming bi-metlik untuk aromatisasi paraffin dan neftana tersebut adalah lebih unggul dari katalisator reforming monometalik.
Reformasi Katalitik Parafin Rendah Menjadi Aromatik dengan Katalis Bifungsional A.S Nasution; E. Jasjfi; Evita H. Legowo
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 37 No. 1 (2003): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Untuk meneliti mekanisme reaksi aromotasi parafin rendah yang merupakan komponen rendah hidrokarbon utama di dalam umpan fraksi, suatu penelitian dilakukan tentang reaksi dehidrosiklisaasi n-heksana, n-heptana, n-oktana dengan memakaikatalis H2/ HC = 6 mol/mol pada alat Catatest mini yang dioperasikan secara kontinu.Komposisi hidrokarbon produk dianalisa dengan memekai alat kromatografi.Kenaikan suhu dari 470 0 C sampai 510 0 C, selektivias reaksi dehidrosiklisasi parafin naik sebagai berikut : untuk umpan n- heksana naik dari 2,55 sampai 7,33 % mole, untuk umpan n.heptana naik dari 3,15 sampai 9,26 % mol dan untuk umpann.oktana naik dari 8.40 sampai 20,02 % mol. Reaksi aromotisasi dan reaksi hidrorengkeh parafin rendah diamati naik dengan bertambahnya jumlah atom karbon umpan parafin.Peranan inti-inti aktif dari katalis reforming bifungsional dalam mekanisme reaksi dehidrosiklisasi, hidroisomerisasi , dan hidrorengkeh dari parafin rendah disajikan dalam tulisan ini.
Peranan Proses Katalitik dalam Pembuatan Bahan Bakar Minyak Ramah Lingkungan A.S Nasution; Oberlin Sidjabat; Morina; Herizal
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 39 No. 3 (2005): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam proses industrialisasi yang berwawasan lingkungan bahan bakar minyak haruslah memenuhi persyaratan ramah lingkungan yang kian meningkat ketat. Masalahnya, kualitas dan jumlah produksi minyak bumi cendrung menurun sedangkan kebutuhan dan persyaratan bahan bakar minyak (bensin dan so- lar) ramah lingkungan semangkin meningkat . Bahan bensin harus berangka oktana tinggi dengan pembatasan kadar hidrokarbon tak jenuh dan juga kadar sulfurnya. Persyaratan bahan bahan solar adalah antara lain berangka setana tinggi dan kadar hidrokarbon tak jenuh dan sulfur rendah. Pembatasan kadar hidrokarbon tersebut dan sulfur dapat menurunkan emisi gas buangnya (Tabel 1) 821 Pembuatan bahan bakar bensin dan solar ramah lingkungan tersebut memerlukan komponen- komponen bensin dan solar bermutu tinggi dengan bantuan proses-proses katalitik. PERTAMINA mengelola berbagai jenis minyak bumi sebesar 1063 MBCD pada 7 unit yang mengoperasikan 24 unit proses katalitik (Tabel 2). Produk kilang PERTAMINA meliputi bahan bakar (LPG, bensin avgas, avtur, kerosin dan solar), bahan dasar pelumas, bahan baku petrokimia (paraxylene, purified terphthalic acid (PTA), propylene) dan polypropylene 415) Pada umumnya proses-proses katalik tersebut adalah proses-proses yang cukup pelik dan rumit ditinjau baik dari segi fundamental/teori maupun dari segi operasionalnya. Pemahaman tingkah laku proses- proses katalik secara lebih terarah dan kontinu adalah salah satu usaha untuk meningkatkan unjuk kerja proses katalik tersebut. Unjuk kerja proses-proses katalik dan konfigurasi kilang minyak PERTAMINA untuk pembuatan bahan bakar bensin dan solar ramah lingkungan, karakteristik komponen bahan bakar dan komposisinya dalam pembuatan bahan bakar ramah lingkungan dan berbagai spesifikasinya serta partisipasi Puslitbangtek Migas "LEMIGAS" pada operasi dan pengembangan kilang minyak pertamina dan beberapa penelitian katalis/proses katalitik disajikan dalam makalah ini.
Pengaruh Inti Asam Katalis Bifungsional pada Produk Hidrokonversi A.S Nasution
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 39 No. 3 (2005): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Salah satu proses katalitik yang cukup penting untuk pemecahan masalah Sumatran Light Waxy Residu (SLWR) dan pembuatan bahan bakar kerosin dan solar adalah proses hidrokonversi. Kajian literatur studi dan penelitian pengolahan SLWR untuk pembuatan distilat sedang dan pelumas telah dilakukan (1,2,3). Katalis hidrokonversi ini mengandung dua jenis inti aktif yaitu inti aktif metal dan inti aktif asam. Untuk mendapatkan data informasi yang lebih banyak mengenai hidrokonversi SLWR tersebut, maka telah dilakukan suatu seri penelitian hidrokonversi distilat vakum SLWR tersebut dengan bantuan dua jenis katalis bifungsional yang inti aktif asamnya berbeda. Untuk bahan pembanding, telah pula diselidiki pengaruh inti aktif asam katalis hidrokraking pada proses hidrokonversi wax dan normal heptana murni. Penelitian ini telah dilakukan pada tem- peratur dari 300°C sampai dengan 420°C dan tekanan dari 30 sampai dengan 110 kg/ cm dengan bantuan alat catatest unit. Alat catatest unit ini dilengkapi dengan alat pengatur temperatur di dalam reaktor dan dapat dijalankan secara kontinu. Makalah ini akan menguraikan hasil penelitian proses hidrokonversi distilat vakum SLWR, wax dan n. heptana dengan memakai katalis bifungsional yang inti aktif asamnya berbeda.
Proses Isomerisasi Katalitik dan Peranannya dalam Pembuatan Bensin Ramah Lingkungan A.S Nasution; Dessy Yoerdiartiny
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 40 No. 2 (2006): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Komposisi komponen bensin perlu disempurnakan dalam pembuatan bensin ramah lingkungan, antara lain dengan menaikkan proporsi isomerat dan membatasi pemakaian reformat, bensin perengkahan katalitik, dan bensin polimer. Katalis isomerisasi bifungsional perlu dikembangkan formulasinya baik dari Dupont Zeolite maupun konsentrasi logam aktifnya, agar proses isomerisasi tersebut dapat dioperasikan pada temperatur rendah yang menaikkan potensi pembentukan produk isomerat bercabang banyak berangka oktana tinggi. Kilang PERTAMINA baru mengoperasikan satu unit proses isomerisasi di Unit Pengolahan VI Balongan, sedang unit pengolahan lainnya berpotensi untuk dibangun proses isomerisasi yang akan menaikkan pula potensi kilang dalam pembuatan bensin ramah lingkungan.
Pengaruh Racun Butilamina pada Dehidrogenasi Sikloheksana dan Hidroisomerisasi N.heptana dengan Katalis Bifungsional A.S Nasution; E. Jasjfi; Evita H. legowo
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 38 No. 3 (2004): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Merosotnya mutu minyak bumi, dan meningkatnya program langit biru yang menuntut spesifikasi bahan bakar bensin ramah lingkungan yang sangat ketat, menghasilkan penyempurnaan komposisi bensin dengan meningkatkan komponen bensin isomerat dan pembatasan proporsi reformat, bensin rengkahan katalitik, dan bensin polimer. Pencampuran komponen bensin isomerat tersebut dengan komponen bensin reformat akan meningkatkan distribusi angka oktana dengan sekaligus penurunan kadar benzena dan total aromat yang kadarnya dalam bensin dibatasi. Proses hidroisomerisasi umpan nafta dengan katalis hidroisomerisasi bi functional menghasilkan produk komponen bensin isomerat. Katalis bi functional tersebut mengandung inti aktif logam (Pt) dan inti aktif asam (A12 03 -C1,A12 O3 -SIO2 dan zeolit). Untuk meneliti mekanisme reaksi hidroisomerisasi parafin rendah, suatu penelitian dilakukan tentang pengaruh racun katalis normal butilamina pada reaksi hidroisomerisasi normal heptana dengan katalis bifungsional. Reaksi dehidrogenasi sikloheksana dilakukan untuk penelitian pengaruh racun katalis tersebut pada inti aktif logam katalis bifungsional. Penelitian dilakukan pada kondisi operasi : suhu dari 370o sampai 4000 C, takanan 20 kg/cm2 dan H2 /HC: 6 mol/mol pada alat Catatest Unit yang dioperasikan secara kontinu. Peranan inti-inti aktif katalis bifungsional pada mekanisme reaksi hidroisomerisasi parafin dan deaktivasi kedua jenis inti aktif dari katalis bifungsional oleh racun normal butil amina disajikan dalam makalah ini.
Deaktivasi Katalis oleh Kotoron Umpan Nafta Proses Reformasi A.S Nasution; E. Jasjfi; Evita H. legowo
Lembaran Publikasi Minyak dan Gas Bumi Vol. 38 No. 3 (2004): LPMGB
Publisher : BBPMGB LEMIGAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Meningkatkan kebutuhan akan bahan bakar bensin ramah lingkungan dan hidrokarbon aromatik untuk bahan baku industri untuk meningkatkan jumlah kedua jenis produk tersebut. Proses reformasi nafta dengan katalis bifungsional dapat menghasilkan komponen bensin bermutu tinggi dan hidrokarbon aromatik rendah (benzene, toulena,dan silena). Umpan nafta mengandung kotoran-kotoran molekul non-hidrokarbon senyawa organik sulfur, nitrogen, oksigen dan juga organik logam, sehingga umpan nafta tersebut perlu dimurnikan lebih dulu pada proses hidromurnian. Katalis reformer bifungsional mempunyai inti aktif logam (mono dan bi-metal) dan inti aktif asam (Al2 O3 C1). Kotoran non-hidrokarbon umpan nafta dapat menurunkan aktivitas katalis reformer bi-fungsional. Untuk meneliti masalah keracunan inti aktif logam katalis reformer bifungsional, telah dilakukan sutu penelitian tentang pengaruh senyawa tiofen, normal butyl amine, etanol dan tetra etil plumbum pada katalis reformer mono dan bi-metal dengan memakai Catatest Unit.