Claim Missing Document
Check
Articles

Found 22 Documents
Search

PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI DI INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR Ngurah Triyana, I Gusti
Jurnal Penjaminan Mutu Vol 3, No 1 (2017): Pebruari 2017
Publisher : LPM IHDN Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (31.181 KB) | DOI: 10.25078/jpm.v3i1.98

Abstract

Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar utilize information technology to support the vision and mission. Besides utilized to assist in the administration of education, information technology is also used for the development of quality IHDN. For example, the implementation of SPMI by the Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IHDN Denpasar by utilizing information technology in empowering educators, staff, service for learners. Information technology can make SPMI process becomes more transparent and accountable, so as to improve the quality of education in IHDN Denpasar.In 2016, the lecturers of IHDN Denpasar have been using applications Beban Kerja Dosen (BKD) so that the implementation of the Tri Dharma Perguruan Tinggi of each Lecturer can be calculated in a professional manner. Application Beban Kerja Dosen (BKD) which uses Microsoft Access greatly assist the lecturers of IHDN Denpasar in preparing the report of BKD, which became the basis allowances of lecturer certification. Scientific Journal Publication as research journals have been managed by using information technology in website’s form http://www.ejournal.ihdn.ac.id. Process research and community service in IHDN Denpasar, ranging from proposals to reporting already using online application that Management Information Systems Institute of Research and Community Service (LPPM). Implementation of the obligations of officials in Denpasar IHDN in education have used the system of financial information which relating to applications such as SPAN and SILABI, and for IHDN affairs personnel data in Denpasar using http://ropeg.kemenag.go.id information system. whereas for asset management or inventory in IHDN Denpasar is managed by using the application of State Property (BMN). Services to students, starting from recruitment of new students, the learning process through graduation in Denpasar IHDN also have been managed through a new Student Information System Admissions, Academic Information Systems, and Information Systems Graduation.
The Use Of Moodle-Based E-Learning In Evaluating Students’ Learning Triyana, I Gusti Ngurah; Sri Ratmini, Ni Ketut; Mandra, I Wayan; Ruscitadewi, Ni Wayan
Jurnal Penjaminan Mutu Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : LPM IHDN Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (506.427 KB) | DOI: 10.25078/jpm.v5i2.1089

Abstract

Education is a very important thing in Indonesia. It is the main concern of this nation, because education will determine the direction of progress of a nation. Education is a conscious and planned guidance from educators on the physical and spiritual development of students towards the formation of humans who have the main knowledge and personality. In the process of education, science must be owned by educators and taught to students so that it will be able to be absorbed and developed more optimally. To find out the success or failure of the guidance received by students, it is necessary to conduct an evaluation to find out the development of knowledge taught by the teacher. In teaching, successful evaluation determines the steps that can be taken by students and teachers in knowing the development and improving the quality of education in the future. Currently technological advances have a direct impact on the world of education where e-learning-based teaching becomes an option that can support and teach students in developing materials and abilities in the field of technology. Moodle is one of the evaluation programs that use technological progress to facilitate and teach students to get to know more about technological progress.
MEDIA SOSIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI Triyana, I Gusti Ngurah
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2780.333 KB) | DOI: 10.25078/gw.v5i1.614

Abstract

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial.  Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated contens.  Fungsi aplikasi ini adalah untuk memudahkan manusia berinteraksi satu dengan lainnya. Aplikasi media sosial ada banyak,  seperti facebook,  twitter, instagram,  dll. Fitur-fitur yang dikembangkan media sosial setiap hari disempurnakan oleh pengembangnya. Fiturfitur yang ada pada media sosial ini menentukan jenis/kelompok media sosial berdasarkan kegunaanya. Berikut ini adalah contoh media sosial dilihat dari fungsi atau kegunaanya : (1). Relationship Networks (2). Media Sharing Networks (3). Online Reviews (4). Forum Diskusi (5). Social Publishing Platforms (6). Bookmarking Sites (7). Interest-based networks (8). E-commerce.  Media sosial sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari internet telah menjadi tren baru di masyarakat. Penggunaannya yang begitu masif juga dapat dimanfaatkan dalam mendukung proses pembelajaran di perguruan tinggi. Media sosial memiliki  beberapa kelebihan diantaranya mudah untuk digunakan, membangun hubungan atau relasi, jangkauanya global, dan terukur. Selain e-learning, perguruan tinggi dapat memanfaatkan media untuk sharing materi, diskusi, maupun tanya jawab. Beberapa contoh pemanfaatan media sosial untuk menunjang proses pembelajaran : (1). Tugas Kelompok Menggunakan Grup Facebook; (2). Konferensi Video Kelas Menggunakan Google Hangouts; (3). The Flipped Classroom Menggunakan Youtube; (4). Jaringan Industri Menggunakan LinkelIn; (5) Q & A Menggunakan Twitter / Reddit; (6) Penelitian dan Debat Menggunakan Quora; (7) Pengembangan Kesenian dan Kerajinan Tangan ?Pinterest. Kata Kunci : Media Sosial, Pembelajaran.
Kawin Massal/Makandal Massal Studi Kasus Di Desa Songan A Dan B Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli parsua, gede rai; Triyana, I Gusti Ngurah
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v7i1.1212

Abstract

Perkawinan merupakan suka sama suka antara orang Pria dan Perempuan dengan di saksikan oleh tiga saksi yaitu Dewa saksi, Manusia saksi, Bhuta saksi. Perkawinan yang dilakukan di luar itu belum sah. Perkawinan yang paling sering terjadi di Bali adalah Perkawinan meminang (meminta) oleh pihak laki-laki kerumah perempuan. Biaya perkawinan dizaman modern ini lumayan besar menghabiskan uang apalagi istrinya dari jauh desa yang berbeda. Besarnya biaya tersebut dari pertama mesedek (memberitaukan kepihak wanita), meminang (mengambil), upacara perkawinan sampai resepsi. Besarnya biaya yang dihabiskan termasuk di Songan sehingga banyak melakukan tahapan Perkawinan satu tahapan saja. Tidak semua masyarakat yang melakukan upacara kawin massal di Songan. Yang melakukan upacara kawin massal di Songan hanya karena ada masalah saja. Penyebab adanya upacara kawin massal di Songan karena kawin lari, karena ada yang mengambi listri lebih dari satu, yang istrinya kedua, ketiga dan seterusnya di upacarai dengan kawin massal disamping itu juga ada yang karena belum tamat sekolah keburu kawin, karena keburu meninggal, karena ekonominya lemah. Berbagai macam fenomena ini khususnya yang keburu meninggal karena ekonomi lemah dan karena pada zaman dulu sering ada bencana, belum disetujui oleh orang tua yang perempuan sehingga sampai belum lengkap tahapan perkawinannya. Semua masyarakat Songan upacara perkawinannya dilakukan di Pura Desa. Tetapi sebelum ke Pura Desa terlebih dahulu dilakukan tahapan-tahapan. Tahapan yang pertama beakaon di rumah masing-masing. Tahapan selanjutnya seperti misalnya metipatbantalan (mendatangi rumah yang perempuan) bagi yang sudah meninggal biasanya dilakukan setelah diaben dengan mepiuning/nangiang Dewa Hyang untuk diiring diajak untuk kerumah perempuan dengan simbul pejati atau Daksina sebagaimana layaknya orang yang masih hidup dengan proses yang sama. Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : Bagaimanakah Bentuk Perkawinan Massal Di Desa Songan, Kintamani, Bangli ?, Mengapa Perkawinan Massal di lakkukan di Songan, Kintamani, Bangli ?, Bagaimanakah Implikasi Perkawinan Massal Di Songan, Kintamani, Bangli ?. teori yang digunakan adalah teori fungsionalis struktural, teori fenomenologi dan teori perubahan sosial. Metode Penelitian ; Jenis dan Pendekatan Penelitian, Jenis dan Sumber Data. Metode Pengumpulan Data ; observasi langsung nonpartisifan, wawancara tidak berstruktur, Pustaka, pencatatan dokumen. Tehnik Analisis Datanya; Pengelompokan Data, Reduksi Data, Transformasi Data, Pengecekan Keabsahan temuan, Penyajian Data, Penyimpulan dan VerifikasiPerkawinan di Desa Songan ada yang melakukan Perkawinan/Makandal sendiri-sendiri atau non massal, dan ada yang melakukan Perkawinan Massal/Makandal Massal. Perkawinan massal maupun Perkawinan non massal di Songan dilakukan di Pura Bale Agung, semua masyarakat Songan melakukan Upacara Perkawinan di Pura Bale Agung baik massal maupun non massal. Idealnya sebuah perkawinan di Songan yaitu kalau sudah ada Tri Upasaksi (tiga saksi) yaitu Bhuta Saksi, Manusa Saksi, Dewa Saksi, maka Perkawinan menurut adat Songan tersebut Sah.Perkawinan Massal atau Makandal Massal dilakukan di Pura Desa/Pura Bale Agung Songan karena sudah turun temurun dan setelah Makandal Massal agar bisa memasuki Pura-pura yang ada di Songan. Selain itu Kawin Massal atau Makandal Massal dilakukan agar lebih efektif dan efisien karena jauh lebih hemat dibandingkan dengan non massalImplikasi Perkawinan Massal atau Makandal Massal di Songan  membawa dampak yang sangat jelas dirasakan, semua masyarakat Songan kalau sudah kawin langsung otomatis ngayah, atau disebut Ngayahang Kurenan, Ngayahang Kurenan artinya begitu kawin langsung melaksanakan kewajiban membayar peturunan di desa adat, segala macam urunan atau biaya upacara di Pura maupun suka-duka langsung mereka kena peturunan baik itu orang tuanya masih hidup maupun orang tuanya sudah meninggal.
PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER TOLERANSI SISWA DI SMK NEGERI 1 DENPASAR Ari Setiawati, Ni Putu; Sutriyanti, Ni Komang; Triyana, I Gusti Ngurah
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v7i2.1471

Abstract

Membentuk karakter toleransi merupakan suatu tujuan yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena akan terkait dengan keluaran (output) karena peserta didik yang selalu diharapkan oleh semua pihak terutama orang tua. Salah satu dalam pembentukan karakter toleransi, sekolah merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan pendidikan toleransi manusia sejak dini. Terdapat salah satu sekolah yang berada pada tingkat menengah kejuruan atau biasa disebut dengan SMK, sekolah tersebut ialah SMK Negeri 1 Denpasar, Keberadaan sekolah ini berada di pusat kota, yang dimana siswanya tidak saja beragama Hindu. Maka dari itu diperlukan rasa toleransi dan saling menghormati antar sesama umat beragama, untuk menunjang rasa toleransi antar umat beragama peran guru sangatlah penting karena guru yang dapat membentuk karakter siswa agar memiliki rasa toleransi disekolah maupun dimasyarakat nantinya. peranan guru agama Hindu dalam menumbuhkembangkan karakter toleransi siswa yaitu, menumbuhkembangkan karakter toleransi siswa melalui kegiatan intrakurikuler (intra curricular activities) dan ekstrakurikuler (exstra curricular activities). Kedua kegiatan ini memiliki konstribusi besar dalam tumbuhkembang karakter toleransi siswa peserta didik diskolah. (2) kendala-kendala yang dihadapi guru agama Hindu dalam menumbuhkembangkan karakter toleransi siswa disebabkan dua faktor yaitu: (Faktor internal (faktor bawaan, minat peserta didik, dan emosional) yang bersifat alami dan bawaan dari dalam diri siswa). Faktor eksternal (keluarga, sekolah, masyarakat, dan media massa) yang berasal dari luar diri siswa. Untuk itu siswa harus mampu memilah diri dan diimbangi perhatian dari orang tua dan sekolah agar kendala-kendala ini tidak mengganggu perkembangan karakter siswa tersebut. (3) upaya-upaya yang dilakukan oleh guru agama Hindu untuk mengatasi kendala-kendala dalam menumbuhkembangkan karakter toleransi siswa di SMK Negeri 1 Denpasar dilakukan dengan cara Penerapan Sikap 3 S (Senyum, Salam, Sapa), Pembiasaan Kegiatan di Dalam Kelas, Pengembangan Suasana Lingkungan Pembelajaran.
The Use Of Moodle-Based E-Learning In Evaluating Students’ Learning Triyana, I Gusti Ngurah; Sri Ratmini, Ni Ketut; Mandra, I Wayan; Ruscitadewi, Ni Wayan
Jurnal Penjaminan Mutu Vol 5, No 2 (2019)
Publisher : LPM IHDN Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/jpm.v5i2.1089

Abstract

Education is a very important thing in Indonesia. It is the main concern of this nation, because education will determine the direction of progress of a nation. Education is a conscious and planned guidance from educators on the physical and spiritual development of students towards the formation of humans who have the main knowledge and personality. In the process of education, science must be owned by educators and taught to students so that it will be able to be absorbed and developed more optimally. To find out the success or failure of the guidance received by students, it is necessary to conduct an evaluation to find out the development of knowledge taught by the teacher. In teaching, successful evaluation determines the steps that can be taken by students and teachers in knowing the development and improving the quality of education in the future. Currently technological advances have a direct impact on the world of education where e-learning-based teaching becomes an option that can support and teach students in developing materials and abilities in the field of technology. Moodle is one of the evaluation programs that use technological progress to facilitate and teach students to get to know more about technological progress.
PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI TEKNOLOGI INFORMASI DI INSTITUT HINDU DHARMA NEGERI DENPASAR Ngurah Triyana, I Gusti
Jurnal Penjaminan Mutu Vol 3, No 1 (2017): Pebruari 2017
Publisher : LPM IHDN Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/jpm.v3i1.98

Abstract

Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar utilize information technology to support the vision and mission. Besides utilized to assist in the administration of education, information technology is also used for the development of quality IHDN. For example, the implementation of SPMI by the Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) IHDN Denpasar by utilizing information technology in empowering educators, staff, service for learners. Information technology can make SPMI process becomes more transparent and accountable, so as to improve the quality of education in IHDN Denpasar.In 2016, the lecturers of IHDN Denpasar have been using applications Beban Kerja Dosen (BKD) so that the implementation of the Tri Dharma Perguruan Tinggi of each Lecturer can be calculated in a professional manner. Application Beban Kerja Dosen (BKD) which uses Microsoft Access greatly assist the lecturers of IHDN Denpasar in preparing the report of BKD, which became the basis allowances of lecturer certification. Scientific Journal Publication as research journals have been managed by using information technology in website’s form http://www.ejournal.ihdn.ac.id. Process research and community service in IHDN Denpasar, ranging from proposals to reporting already using online application that Management Information Systems Institute of Research and Community Service (LPPM). Implementation of the obligations of officials in Denpasar IHDN in education have used the system of financial information which relating to applications such as SPAN and SILABI, and for IHDN affairs personnel data in Denpasar using http://ropeg.kemenag.go.id information system. whereas for asset management or inventory in IHDN Denpasar is managed by using the application of State Property (BMN). Services to students, starting from recruitment of new students, the learning process through graduation in Denpasar IHDN also have been managed through a new Student Information System Admissions, Academic Information Systems, and Information Systems Graduation.
PERANAN GURU AGAMA HINDU DALAM MENUMBUHKEMBANGKAN KARAKTER TOLERANSI SISWA DI SMK NEGERI 1 DENPASAR Ni Putu Ari Setiawati; Ni Komang Sutriyanti; I Gusti Ngurah Triyana
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 7, No 2 (2020)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v7i2.1471

Abstract

Membentuk karakter toleransi merupakan suatu tujuan yang sangat penting dalam dunia pendidikan karena akan terkait dengan keluaran (output) karena peserta didik yang selalu diharapkan oleh semua pihak terutama orang tua. Salah satu dalam pembentukan karakter toleransi, sekolah merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan pendidikan toleransi manusia sejak dini. Terdapat salah satu sekolah yang berada pada tingkat menengah kejuruan atau biasa disebut dengan SMK, sekolah tersebut ialah SMK Negeri 1 Denpasar, Keberadaan sekolah ini berada di pusat kota, yang dimana siswanya tidak saja beragama Hindu. Maka dari itu diperlukan rasa toleransi dan saling menghormati antar sesama umat beragama, untuk menunjang rasa toleransi antar umat beragama peran guru sangatlah penting karena guru yang dapat membentuk karakter siswa agar memiliki rasa toleransi disekolah maupun dimasyarakat nantinya. peranan guru agama Hindu dalam menumbuhkembangkan karakter toleransi siswa yaitu, menumbuhkembangkan karakter toleransi siswa melalui kegiatan intrakurikuler (intra curricular activities) dan ekstrakurikuler (exstra curricular activities). Kedua kegiatan ini memiliki konstribusi besar dalam tumbuhkembang karakter toleransi siswa peserta didik diskolah. (2) kendala-kendala yang dihadapi guru agama Hindu dalam menumbuhkembangkan karakter toleransi siswa disebabkan dua faktor yaitu: (Faktor internal (faktor bawaan, minat peserta didik, dan emosional) yang bersifat alami dan bawaan dari dalam diri siswa). Faktor eksternal (keluarga, sekolah, masyarakat, dan media massa) yang berasal dari luar diri siswa. Untuk itu siswa harus mampu memilah diri dan diimbangi perhatian dari orang tua dan sekolah agar kendala-kendala ini tidak mengganggu perkembangan karakter siswa tersebut. (3) upaya-upaya yang dilakukan oleh guru agama Hindu untuk mengatasi kendala-kendala dalam menumbuhkembangkan karakter toleransi siswa di SMK Negeri 1 Denpasar dilakukan dengan cara Penerapan Sikap 3 S (Senyum, Salam, Sapa), Pembiasaan Kegiatan di Dalam Kelas, Pengembangan Suasana Lingkungan Pembelajaran.
Kawin Massal/Makandal Massal Studi Kasus Di Desa Songan A Dan B Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli gede rai parsua; I Gusti Ngurah Triyana
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 7, No 1 (2020)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v7i1.1212

Abstract

Perkawinan merupakan suka sama suka antara orang Pria dan Perempuan dengan di saksikan oleh tiga saksi yaitu Dewa saksi, Manusia saksi, Bhuta saksi. Perkawinan yang dilakukan di luar itu belum sah. Perkawinan yang paling sering terjadi di Bali adalah Perkawinan meminang (meminta) oleh pihak laki-laki kerumah perempuan. Biaya perkawinan dizaman modern ini lumayan besar menghabiskan uang apalagi istrinya dari jauh desa yang berbeda. Besarnya biaya tersebut dari pertama mesedek (memberitaukan kepihak wanita), meminang (mengambil), upacara perkawinan sampai resepsi. Besarnya biaya yang dihabiskan termasuk di Songan sehingga banyak melakukan tahapan Perkawinan satu tahapan saja. Tidak semua masyarakat yang melakukan upacara kawin massal di Songan. Yang melakukan upacara kawin massal di Songan hanya karena ada masalah saja. Penyebab adanya upacara kawin massal di Songan karena kawin lari, karena ada yang mengambi listri lebih dari satu, yang istrinya kedua, ketiga dan seterusnya di upacarai dengan kawin massal disamping itu juga ada yang karena belum tamat sekolah keburu kawin, karena keburu meninggal, karena ekonominya lemah. Berbagai macam fenomena ini khususnya yang keburu meninggal karena ekonomi lemah dan karena pada zaman dulu sering ada bencana, belum disetujui oleh orang tua yang perempuan sehingga sampai belum lengkap tahapan perkawinannya. Semua masyarakat Songan upacara perkawinannya dilakukan di Pura Desa. Tetapi sebelum ke Pura Desa terlebih dahulu dilakukan tahapan-tahapan. Tahapan yang pertama beakaon di rumah masing-masing. Tahapan selanjutnya seperti misalnya metipatbantalan (mendatangi rumah yang perempuan) bagi yang sudah meninggal biasanya dilakukan setelah diaben dengan mepiuning/nangiang Dewa Hyang untuk diiring diajak untuk kerumah perempuan dengan simbul pejati atau Daksina sebagaimana layaknya orang yang masih hidup dengan proses yang sama. Dari latar belakang tersebut dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut : Bagaimanakah Bentuk Perkawinan Massal Di Desa Songan, Kintamani, Bangli ?, Mengapa Perkawinan Massal di lakkukan di Songan, Kintamani, Bangli ?, Bagaimanakah Implikasi Perkawinan Massal Di Songan, Kintamani, Bangli ?. teori yang digunakan adalah teori fungsionalis struktural, teori fenomenologi dan teori perubahan sosial. Metode Penelitian ; Jenis dan Pendekatan Penelitian, Jenis dan Sumber Data. Metode Pengumpulan Data ; observasi langsung nonpartisifan, wawancara tidak berstruktur, Pustaka, pencatatan dokumen. Tehnik Analisis Datanya; Pengelompokan Data, Reduksi Data, Transformasi Data, Pengecekan Keabsahan temuan, Penyajian Data, Penyimpulan dan VerifikasiPerkawinan di Desa Songan ada yang melakukan Perkawinan/Makandal sendiri-sendiri atau non massal, dan ada yang melakukan Perkawinan Massal/Makandal Massal. Perkawinan massal maupun Perkawinan non massal di Songan dilakukan di Pura Bale Agung, semua masyarakat Songan melakukan Upacara Perkawinan di Pura Bale Agung baik massal maupun non massal. Idealnya sebuah perkawinan di Songan yaitu kalau sudah ada Tri Upasaksi (tiga saksi) yaitu Bhuta Saksi, Manusa Saksi, Dewa Saksi, maka Perkawinan menurut adat Songan tersebut Sah.Perkawinan Massal atau Makandal Massal dilakukan di Pura Desa/Pura Bale Agung Songan karena sudah turun temurun dan setelah Makandal Massal agar bisa memasuki Pura-pura yang ada di Songan. Selain itu Kawin Massal atau Makandal Massal dilakukan agar lebih efektif dan efisien karena jauh lebih hemat dibandingkan dengan non massalImplikasi Perkawinan Massal atau Makandal Massal di Songan  membawa dampak yang sangat jelas dirasakan, semua masyarakat Songan kalau sudah kawin langsung otomatis ngayah, atau disebut Ngayahang Kurenan, Ngayahang Kurenan artinya begitu kawin langsung melaksanakan kewajiban membayar peturunan di desa adat, segala macam urunan atau biaya upacara di Pura maupun suka-duka langsung mereka kena peturunan baik itu orang tuanya masih hidup maupun orang tuanya sudah meninggal.
MEDIA SOSIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN DI PERGURUAN TINGGI I Gusti Ngurah Triyana
GUNA WIDYA: JURNAL PENDIDIKAN HINDU Vol 5, No 1 (2018)
Publisher : Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25078/gw.v5i1.614

Abstract

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai 63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk mengakses jejaring sosial.  Andreas Kaplan dan Michael Haenlein mendefinisikan media sosial sebagai "sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang membangun di atas dasar ideologi dan teknologi Web 2.0, dan yang memungkinkan penciptaan dan pertukaran user-generated contens.  Fungsi aplikasi ini adalah untuk memudahkan manusia berinteraksi satu dengan lainnya. Aplikasi media sosial ada banyak,  seperti facebook,  twitter, instagram,  dll. Fitur-fitur yang dikembangkan media sosial setiap hari disempurnakan oleh pengembangnya. Fiturfitur yang ada pada media sosial ini menentukan jenis/kelompok media sosial berdasarkan kegunaanya. Berikut ini adalah contoh media sosial dilihat dari fungsi atau kegunaanya : (1). Relationship Networks (2). Media Sharing Networks (3). Online Reviews (4). Forum Diskusi (5). Social Publishing Platforms (6). Bookmarking Sites (7). Interest-based networks (8). E-commerce.  Media sosial sebagai bagian yang tidak dapat dipisahkan dari internet telah menjadi tren baru di masyarakat. Penggunaannya yang begitu masif juga dapat dimanfaatkan dalam mendukung proses pembelajaran di perguruan tinggi. Media sosial memiliki  beberapa kelebihan diantaranya mudah untuk digunakan, membangun hubungan atau relasi, jangkauanya global, dan terukur. Selain e-learning, perguruan tinggi dapat memanfaatkan media untuk sharing materi, diskusi, maupun tanya jawab. Beberapa contoh pemanfaatan media sosial untuk menunjang proses pembelajaran : (1). Tugas Kelompok Menggunakan Grup Facebook; (2). Konferensi Video Kelas Menggunakan Google Hangouts; (3). The Flipped Classroom Menggunakan Youtube; (4). Jaringan Industri Menggunakan LinkelIn; (5) Q & A Menggunakan Twitter / Reddit; (6) Penelitian dan Debat Menggunakan Quora; (7) Pengembangan Kesenian dan Kerajinan Tangan –Pinterest. Kata Kunci : Media Sosial, Pembelajaran.