Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

The Impact of Component Modification of “Double Bottom Filter” Recirculation System to Concentration of Ammonia in Water and Survival Rate at Rearing Media of Blue Devil Fish (Chrysiptera cyanea) F. Sahetapy, Jacqueline M; Louhenapessy, Daniel G; Riry, Elna C
Aquacultura Indonesiana Vol 17, No 1 (2016)
Publisher : Indonesian Aquaculture Society (MAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (384.859 KB) | DOI: 10.21534/ai.v17i1.51

Abstract

Blue devil (Chrysiptera cyanea), blue damselfish, is a variety of marine ornamental fish. In rearing ornamental fish, water quality management is required to maintain the optimal condition of water quality. Filtration and recirculation are proven as preeminent ways to manage the optimal condition of water quality in aquarium as the vessel for rearing ornamental fish. Simple recirculation system double bottom filter was applied in this research with treatments of components modification of the system. The objective of the research was to identify the concentration of ammonia in rearing media of blue devil (C. cyanea) using recirculation system double bottom filter with several modification components. The treatments are i.e. (1) no recirculation/aeration only (treatment A), (2) system with components of sand and dacron (treatment B), (3) sand and sponge (treatment C). The result showed that the ammonia concentration in system A (control) was 0.890 mg/L, system B (sand and dacron) was 0.129 mg/L, and system C (sand and sponge) was 0.7 mg/L. The highest value of survival rate was in system B (components sand and dacron) which valued 90%. As the conclusion, component sand and dacron in recirculation system double bottom filter provided better performance in reducing ammonia in rearing media of blue devil (C. cyanea) which also confirmed with the survival rate value.
The Growth of Abalone (Haliotis squamata) In Net Floating Cage At Hulaliu Waters, Central District of Moluccas M.F Sahetapy, Jacqueline; Latuihamallo, Magdalena
Aquacultura Indonesiana Vol 15, No 1 (2014): Volume 15 Issue 1 Year 2014
Publisher : Indonesian Aquaculture Society (MAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (256.654 KB) | DOI: 10.21534/ai.v15i1.28

Abstract

Growth of abalone Haliotis squamata were studied over 5 weeks in net floating cages at Hulaliu waters, the Central District of Mollucas. The objectives of the research were to analyze a daily growth rateand absolute growth of abalone Haliotis squamata in net floating cage. A total of 45 abalones were observed, with average initial weight ranged of 8.0-8.5 g. The abalones were treated with 3 types of natural foods, and 3 replications were held. The foods type treatment were using 2 species of macroalga namely Ulva sp., Gracillaria sp. and combination of Ulva sp. and Gracillaria sp.. The water quality was monitored twice a day included water temperature (28.1 – 29.9°C), pH (7-8.5), dissolved oxygen (8.2-10.1 mg/L) and water salinity (29.6-34 ppt). The highest daily growth rate of weight was gained in Ulva sp. treatment which had rate of 0.068 g/day at the fifth week, and also the absolute growth of weight was obtained in Ulva sp. treatment which had rate of 4.0 g in 56 days.
PENGARUH PERBEDAAN KONSENTRASI DETERJEN BUBUK TERHADAP FREKUENSI BUKAAN OPERKULUM DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN MAS (Cyprinus carpio) Sahetapy, Jacqueline M F; Borut, Ruku R
TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 14 No 1 (2018): Jurnal TRITON
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Fisheries and Marine Science Faculty, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (344.996 KB)

Abstract

The increase in urbanization in the last decades has produced and increase in discharges of domestic and industrial waste. During this period, detergents have become a severe problem in aquatic systems. These substances are rarely found in concentrations lethal to aquatic organisms, however they cause stress and interfere with their fitness. The aims of the study were to know the effect of surfactant on the frequency of openings operculum and survival rate of Grass carp (Cyprinus carpio). It was carried out from February-March 2018 at Sea farming Laboratory, Fisheries and Marine Science Faculty, Pattimura University. Experimented fish was given to different concentrations of detergent. The experimental design was used Completely Randomized Design with three treatments and 3 replications. The treatments were : (A) Control, B (Detergent 0,005 mg/l), C (Detergent 0,01 mg/l) and D (0,015 mg/l). Data was collected every 7 days. Observed parameters were frequency of openings operculum, survival rate and water quality parameters (temperature, pH and DO). The results showed that different concentrations of detergents has effects on frequency of opening operculum and survival rate. The increasing of detergent concentration resulting in decreasing of frequency opening operculum and survival rate. The lowest frequency opening operculum was on D treatment (0,015 mg/l) which was 26 times/minute and survival rate was 50%. Water quality during the research was in normal range namely temperature (26,1-26,4°C), pH (7,42-8,68 ) and DO (3,5-5,1 mg/l). ABSTRAK Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan permasalahan lingkungan yang salah satunya berdampak terhadap meningkatnya deterjen setiap hari. Deterjen memiliki dampak terhadap kesehatan lingkungan karena selain menimbulkan busa di permukaan air juga menghambat difusi udara bebas ke dalam kolom air dan akan berdmapak pada organisme yang hidup di kolom air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh deterjen terhadap frekuensi bukaan operkulum dan kelangsungan hidup ikan mas (Cyprinus carpio). Penelitian diakukan pada bulan Februari-Maret 2018 di laboratorium Seafarming Fakultas Perikanan dan Ilmu Kekautan Unpatti. Penelitian bersifat observasi dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan tiga perlakukan yaitu (A) kontrol, B (deterjen 0,005 mg/l), C (deterjen 0,01 mg/l) dan D (deterjen 0,015 mg/l). Parameter yang diteliti yaitu frekuensi bukaan operkulum, mortalitas ikan dan parameter kualitas air (suhu, pH dan DO). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan konsentrasi deterjen berdampak terhadap frekuensi bukaan operkulum dan kelangsungan hidup ikan mas. Semakin tinggi konsentrasi deterjen akan menurunkan frekuensi bukaan operkulum dan kelangsungan hidup ikan mas (C. carpio). Frekuensi bukaan operkulum terendah ditemukan pada perlakukan D (0,015 mg/l) yaitu 26 kali/menit, begitu pula dengan kelangsungan hidup yaitu 50%. Parameter kualitas air selama penelitian berada pada kisaran normal yaitu suhu (26,1-26,4°C), pH (7,42-8,68 ) dan DO (3,5-5,1 mg/l). Kata Kunci : pengaruh, surfaktan, frekuensi bukaan operculum, kelangsungan hidup, ikan mas
Analisis Bentuk dan Kelimpahan Mikroplastik Pada Ikan Budidaya di Perairan Teluk Ambon Novianty C Tuhumury; Jacqueline M. F. Sahetapy
Grouper: Fisheries Scientific Journal Vol 13, No 1 (2022): Grouper : Jurnal Ilmiah Fakultas Perikanan Universitas Islam Lamongan
Publisher : Universitas Islam Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30736/grouper.v13i1.106

Abstract

Tingginya aktivitas masyarakat mengakibatkan terjadinya degradasi sumberdaya perairan di sekitar Perairan Teluk Ambon. Munculnya bahan pencemar mikroplastik merupakan hasil dari semakin meningkatnya penduduk di Kota Ambon dan pola konsumsi bahan kemasan plastik yang tidak dapat dihindari. Tujuan dari penelitian ini yaitu: 1) menganalisis keberadaan mikroplastik berdasarkan bentuk pada ikan budidaya di Perairan Teluk Ambon, dan 2) menganalisis kelimpahan mikroplastik pada ikan budidaya di Perairan Teluk Ambon. Penelitian ini dilakukan pada Juli-September 2021 di perairan Teluk Ambon khususnya pada beberapa tempat budidaya ikan. Pengambilan sampel ikan budidaya yang siap dipanen dan dikonsumsi, dilakukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Analisa mikroplastik dilakukan di Laboratorium Mikroplastik PPLD LIPI Ambon. Sampel yang diperoleh didestruksi secara peroksida, kemudian ditambahkan larutan NaCl jenuh. Selanjutnya sampel diamati dengan menggunakan mikroskop dan didokumentasikan serta ditampilkan dalam bentuk gambar/grafik untuk dibahas selanjutnya. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh empat bentuk partikel mikroplastik yaitu fiber, fragmen, film dan granul. Jumlah partikel mikroplastik pada kolom air secara keseluruhan sebesar 2.724 partikel. Mikroplastik bentuk fiber memiliki jumlah partikel tertinggi yaitu sebesar 2.208 partikel dengan kelimpahan sebesar 55,2 partikel/ltr. Secara keseluruhan, jumlah partikel mikroplastik pada ikan budidaya sebesar 1.489 partikel. Mikroplastik bentuk fiber memiliki jumlah partikel tertinggi yaitu sebesar 831 partikel dengan kelimpahan sebesar 55,4 partikel/ind. Dapat dikatakan bahwa ikan budidaya pada Perairan Teluk Ambon telah dicemari oleh mikroplastik.
PERTUMBUHAN IKAN MAS DAN KIJING TAIWAN YANG DIPELIHARA PADA SISTEM RESIRKULASI Elizabeth M Palinussa; Jacqueline MF Sahetapy
Jurnal Media Akuakultur Indonesia Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Media Akuakultur Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (989.611 KB) | DOI: 10.29303/mediaakuakultur.v1i1.117

Abstract

Abstrak Kegiatan budidaya ikan secara intensif berarti melakukan pemeliharaan ikan dengan padat penebaran yang tinggi dan pemberian pakan buatan. Selain itu membutuhkan kuantitas air yang cukup besar. Hal ini akan berdampak terhadap kualitas air yang buruk dan pertumbuhan dari organisme yang dibudidaya. Untuk mengatasi masalah yang dihadapi maka dilakukan budidaya ikan mas bersama kijing taiwan menggunakan sistem resirkulasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengukur pertumbuhan ikan mas dan kijing taiwan. Penelitian ini menggunakan rancangan percobaan dengan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari padat tebar ikan mas (Cyprinus carpio) 30 individu dan berat awal (20 gr) kemudian padat tebar kijing taiwan (Anodonta woodiana) 0, 20, 40, 60 individu dengan ukuran berat awal, (11 gr). Wadah percobaan yang digunakan adalah akurium dengan ukuran panjang 100 cm x lebar 50 cm x tinggi 50 cm sebanyak 12 buah. Masing-masing akuarium dilengkapi aerasi dan sistem resirkulasi, 3 buah bak tandon, 3 buah pompa (kapasitas 28000 l/jam), pipa pvc, jangka sorong, timbangan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adanya penambahan bobot tubuh ikan mas selama pengamatan berbeda unutuk setiap perlakuan. Dan pertumbuhan yang baik pada perlakuan dengan padat tebar yang banyak, berdasarkan hasil analisa ragam terjadi perbedaan nyata antar perlakuan (P<0,05). Untuk pertumbuhan kijing taiwan terlihat adanya penambahan bobot tubuh pada setiap minggu, dan pertumbuhan yang baik pada perlakuan padat terbar yang banyak. Berdasarkan hasil analisa ragam terjadi perbedaan nyata antar perlakuan (P<0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pertumbuhan ikan mas dan kijing taiwan yang baik dengan padat penebaran yang tinggi.
PENGARUH SISTEM RESIRKULASI TERHADAP KUALITAS AIR DAN KELULUSAN HIDUP IKAN BANGGAI CARDINAL (Pterapogon kauderni) Jacqueline M.F Sahetapy; Absalom Luturmas; Muhamad Renaldy Kiat
Jurnal Media Akuakultur Indonesia Vol 1 No 1 (2021): Jurnal Media Akuakultur Indonesia
Publisher : Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1120.057 KB) | DOI: 10.29303/mediaakuakultur.v1i1.119

Abstract

ABSTRAK Sistem Resirkulasi merupakan suatu metode pemeliharaan ikan dalam wadah terkontrol dalam menggunakan kembali air bekas setelah proses penyaringan secara fisik dan biologi. Salah satu bentuk sistem resirkulasi yaitu multi layer filter. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter kualtas air dan tingkat kelangsungan hidup pada pemeliharaan ikan banggai cardinal (P. kauderni) dengan menggunakan variasi sistem resirkulasi multi layer filter. Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan selama 1 bulan dari bulan februari – maret 2019 di Laboratorium Unit Kultivasi Program Studi Budidaya Perairan-Universitas Pattimura Ambon. Penelitian ini menggunakan desain wadah resirkulasi dengan 2 perlakuan sistem dan media filter yang digunakan yaitu dakron, arang aktif, pasir pantai, bioball, dan keramik mika. Data yang diperoleh kemudian dianalisa menggunakan analisis deskriptif, kemudian data tersebut diolah pada Microsoft office Excel 2010, disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil pengukuran konsentrasi amonia yang diperoleh bahwa pada perlakuan B (Bioball, arang aktif, dakron, dan pasir) dapat mereduksi amonia lebih optimal dengan nilai konsentrasi di minggu terakhir yaitu 0.3 mg/l dan perlakuan ini dapat menjaga kelangsungan hidup ikan banggai cardinal berkisar 66.67 % lebih baik dibandingkan perlakuan yang lainnya. Dapat disimpulkan bahwa variasi komponen sistem resirkulasi multi layer filter pada perlakuan dengan kombinasi filter bioball, arang aktif, dakron dan pasir mampu mereduksi amonia, serta memberikan pengaruh yang lebih baik terhadap kualitas air sehingga mampu meningkatkan kelangsungan hidup ikan banggai cardinal.
DESAIN SISTEM AKUAPONIK PADA KEGIATAN BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR DI DESA WAAI, KABUPATEN MALUKU TENGAH Elizabeth M. Palinussa; Jacobus W. Mosse; Jolen Matakupan; Mauren M. Pattinasarany; Daniel. G. Louhenapessy; Jacqueline M. F. Sahetapy
Jurnal Abdi Insani Vol 10 No 4 (2023): Jurnal Abdi Insani
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/abdiinsani.v10i4.1169

Abstract

Large amounts of fish production will have an impact on the need for land area and water use. One of the designs used is an aquaponic model. The concept of the aquaponics model is efficiency in land use and saving water use, then it is used properly by aquatic plants to be able to grow from the results of unconsumed food waste and the results of fish metabolism so that the cultivation environment and water quality are clean. This activity was carried out so that the public could understand how to make an aquaponic model, then experiments were carried out on raising fish and vegetables. The method of implementing the activity is in the form of training in making models of aquaponic cultivation systems so that they can solve problems faced by the community, but previously material is provided to business groups to increase knowledge before implementing the creation of a series of aquaponic systems. The community is directly involved in making a series of aquaponic models for freshwater fish cultivation. The aquaponics model is one of the offers provided to be a solution so that sustainable food production can be carried out to meet people's basic needs. The system created in this activity is a media bed model because it is suitable for beginner businesses or household scale. The people of Waai village are beginners in running a business, so this system can be put into practice. Because it is space efficient, and the manufacturing costs are relatively cheap, the electricity used is small, all types of plants can be grown. After the design has been formed, the fish and vegetable rearing process is carried out and after two months the harvest is carried out. The community understands how to make an aquaponic system model and practices it in raising fish and vegetables so that they can be harvested. So the activities of freshwater cultivation business groups must continue to develop.
Processing Banana Peel Organic Waste in Tourism Areas as an Effort to Control Aquatic Environmental Pollution Tuhumury, Novianty; Sahetapy, Jacqueline M F; Matakupan, Jolen; Rijoly, Stefanno M A
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 12 No. 1 (2024): ISSUE JANUARY-JUNE 2024
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v12i1.55446

Abstract

This study aims to analyze the weight of waste, recycling potential, and processing of banana peel organic waste into eco enzyme as an effort to control environmental pollution. The research was conducted in August-November 2023 in the Pasar Minggu Beach tourist area, Ambon City. The data collection method used direct observation in the field. Banana peel waste data was collected for 4 days, then weighed for further processing into eco enzyme for 3 months. Waste generation data and recycling potential were calculated using the formula set by the National Standardization Agency. The results showed that the weight of banana peel waste generated was 32.2 kg with 195 visitors. The average waste generation obtained was 0.17 or 0.2 kg/person/day, meaning that every visitor who comes to the tourist attractions produces 0.2 kg of banana peel waste. Banana waste that can be recycled is 30 kg and produces 112.5 l of ready-to-use eco enzyme solution. Processing banana peel organic waste into eco enzyme solution contributes ecologically and economically positively. Keywords: Banana peel; Eco enzyme; Organic waste; Tourism; Waste generation. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis berat timbulan, potensi daur ulang, serta pengolahan sampah organik kulit pisang menjadi eco enzyme sebagai upaya pengendalian pencemaran lingkungan. Penelitian dilakukan pada Agustus–November 2023 di kawasan wisata Pantai Pasar Minggu, Kota Ambon. Metode pengambilan data menggunakan metode observasi langsung di lapangan. Pengambilan data sampah kulit pisang dilakukan selama 4 hari, kemudian ditimbang beratnya untuk selanjutnya diolah menjadi eco enzyme selama 3 bulan. Data timbulan sampah dan potensi daur ulang dihitung merujuk pada rumus yang ditetapkan oleh Badan Standarisasi Nasional. Hasil penelitian menunjukan berat sampah kulit pisang yang dihasilkan sebesar 32,2 kg dengan jumlah pengunjung sebanyak 195 orang. Rata-rata timbulan sampah yang diperoleh sebesar 0,17 atau 0,2 kg/org/hr, artinya setiap pengunjung yang datang ke tempat wisata menghasilkan sampah kulit pisang sebesar 0,2 kg. Sampah pisang yang dapat didaur ulang sebesar 30 kg dan menghasilkan larutan eco enzyme siap pakai sebanyak 112,5 l. Pengolahan sampah organik kulit pisang menjadi larutan eco enzyme berkontribusi positif baik secara ekologis maupun ekonomis. Kata Kunci: Kulit pisang; Eco enzyme; Sampah organik; Wisata, Timbulan sampah
AKTIVITAS ANTIBAKTERI ECO ENZYME TERHADAP BAKTERI YANG DIISOLASI DARI RUMPUT LAUT TERINFEKSI ICE-ICE Tuhumury, Novianty C; Sahetapy, Jacqueline M F; Matakupan, Jolen; Rijoly, Stefanno M A
TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan Vol 20 No 1 (2024): TRITON: Jurnal Manajemen Sumberdaya Perairan
Publisher : Departement of Aquatic Resources Management, Fisheries and Marine Science Faculty, Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/TRITONvol20issue1page54-61

Abstract

Eco enzyme is the result of fruit peel fermentation mixed with brown sugar water. Eco enzyme contains acetic acid that can inhibit the growth of bacteria, including bacteria isolated from seaweed infected with ice-ice disease. The purpose of this study was to analyze the antibacterial activity of eco enzyme to inhibit bacteria isolated from seaweed infected with ice-ice. This research was conducted in July-November 2023. The inhibition test was conducted at the BPBL Ambon Testing Laboratory, while the phytochemical test was conducted at the Herbal Materia Medica Laboratory in Batu, Malang. Eco enzyme was made at the Aquatic Resource Management Laboratory, Faculty of Fisheries and Marine Science, Pattimura University for three months. The method for antibacterial test of eco enzyme used disc diffusion method. There are four types of bacteria that have been isolated from ice-ice infected seaweed, namely Vibrio alginolyticus, Vibrio fluvalis, Vibrio cholerae, and Aeromonas cavie. There are four concentrations of eco enzyme used to inhibit the growth of isolated bacteria, namely 25%, 50%, 75% and 100%. Phytochemical test results showed that the eco enzyme solution contained phenol of 319.0921 mg GA/g, total flavonoids of 133.5000 mg Q/g, total tannins of 224.6916 mg ET/g, and IC50 value on DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil) method of 290.9558 ppm. Based on the results of the inhibition test, the greater the concentration of eco enzyme, the greater the inhibition zone produced. Inhibition zone with moderate category was found in bacteria V. alginolticus and A. cavie with 100% concentration, while others were included in the weak category. ABSTRAK Eco enzyme merupakan hasil fermentasi kulit buah dicampur dengan gula merah air. Eco enzyme mengandung asam asetat yang dapat menghambat pertumbuhan bakteri, antara lain bakteri yang diisolasi dari rumput laut yang terinfeksi penyakit ice-ice. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis aktivitas antibakteri eco enzyme untuk menghambat bakteri yang diisolasi dari rumput laut terinfeksi ice-ice. Penelitian ini dilakukan pada Juli-November 2023. Uji hambat dilakukan di Laboratorium Penguji BPBL Ambon, sedangkan untuk uji fitokimia dilakukan di Laboratorium Herbal Materia Medica Batu, Malang. Eco enzyme dibuat di Laboratorium MSP FPIK UNPATTI selama tiga bulan. Metode untuk uji antibakteri eco enzyme menggunakan metode difusi cakram. Terdapat empat jenis bakteri yang telah diisolasi dari rumput laut terinfeksi ice-ice yaitu Vibrio alginolyticus, Vibrio fluvalis, Vibrio cholerae, dan Aeromonas cavie. Terdapat empat konsentrasi eco enzyme yang digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri isolasi yaitu 25%, 50%, 75% dan 100%. Hasil uji fitokimia menunjukan bahwa larutan eco enzyme mengandung Fenol sebesar 319,0921 mg GA/g, total Flavonoid sebesar 133,5000 mg Q/g, total Tanin sebesar 224,6916 mg ET/g, dan nilai IC50 pada metode DPPH (1,1-diphenil-2-picrylhydrazil) sebesar 290,9558 ppm. Berdasarkan hasil uji hambat diperoleh semakin besar konsentrasi eco enzyme maka semakin besar pula zona hambat yang dihasilkan. Zona hambat dengan kategori sedang ditemukan pada bakteri V. alginolticus dan A. cavie dengan konsentrasi 100%, sedangkan lainnya termasuk dalam kategori lemah. Kata Kunci: Eco enzyme, antibakteri, fitokimia, rumput laut, ice-ice
PENGENALAN SUMBERDAYA MOLUSKA DAN EKOSISTEM LAMUN SERTA PENGENALAN MIKROPLASTIK DAN DAMPAKNYA BAGI LINGKUNGAN PESISIR BAGI SISWA SISWI SDN NEGERI LAMA KECAMATAN TELUK BAGUALA KOTA AMBON Supusepa, Junita; Hulopi, Mahriyana; Sahetapy, Jacqueline M F; Kalay, Degen A
Balobe: Jurnal Pengabdian Masyarakat Vol 1 No 1 (2022): BALOBE: Jurnal Pengabdian Masyarakat
Publisher : Pattimura University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/balobe.1.1.27-37

Abstract

Teluk Ambon dalam dengan tingkat pemanfaatan sumberdaya dan aktivitas kegiatan di laut yang tinggi mengakibatkan teluk Ambon banyak mendapat tekanan. Sumberdaya moluksa dan lamun merupakan sumberdaya yang ada di pesisir teluk Ambon. Isu mengenai polusi lautan oleh partikel mikroplastik telah membuka mata banyak orang tentang potensi bahaya yang mengincar biota laut dan manusia akibat pembuangan sampah plastik ke laut secara sembarangan. Metode yang digunakan dalam kegiatan penyuluhan ini yaitu metode tahapan pendidikan, yaitu metode yang dilakukan melalui penyampaian materi melalui metode penyuluhan. Hasil dari pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini adalah Pengenalan sumberdaya moluska dan ekosistem lamun serta mengenal mikroplastik dan dampak bagi lingkungan pesisir