Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Induction Time And Sedative (Recovery) Time In Closed System Transportation Of Tawes Fish (Barbonymus gonionotus) Anesthetized With Clove Oil At Different Temperatures Saragih, Debby Dyanessa; Ngangi, Edwin L.A.; Pangkey, Henneke; Sumilat, Deiske Adeliene; Salindeho, Indra R.N.; Kreckhoff, Reni Lusia; Kusen, Diane Joula
Jurnal Ilmiah Platax Vol. 13 No. 1 (2025): ISSUE JANUARY-JUNE 2025
Publisher : Sam Ratulangi University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35800/jip.v13i1.60961

Abstract

The conservation of tawes fish (Barbonymus gonionotus) is carried out through aquaculture and restocking, where seed transportation is a crucial factor affecting survival rates. Mishandling during transport can increase stress, metabolism, and mortality risk. Reducing stress during transport can be achieved by using natural anesthetic agents such as clove oil (Eugenia aromatica) and low-temperature regulation. This study aims to analyze the effects of clove oil dosage and temperature on the induction time and recovery of tawes fish seeds. The experiment was designed using a completely randomized design (CRD) with two factors: clove oil dosage (0 ppm, 5 ppm, 10 ppm) and temperature (16–19°C and 24–27°C), with 18 experimental units (3 replications). Data were analyzed using ANOVA (JMP-SAS). The results showed that combining clove oil and temperature significantly affected induction and recovery times. The 10 ppm clove oil treatment at 16–19°C resulted in the fastest induction time, while the 0 ppm treatment at 24–27°C led to the fastest recovery. The interaction between these factors demonstrated that clove oil significantly influenced the fish's response to temperature changes. Keywords: tawes fish seed, transportation, temperature, clove oil, induction, sedative.   Abstrak   Pelestarian ikan tawes (Barbonymus gonionotus) dilakukan melalui budidaya dan restocking, di mana transportasi benih menjadi faktor krusial yang memengaruhi tingkat kelangsungan hidupnya. Kesalahan dalam penanganan dapat meningkatkan stres, metabolisme, dan risiko kematian benih. Upaya menekan stres selama transportasi dilakukan dengan penggunaan agen pembius alami, seperti minyak cengkih (Eugenia aromatica) dan pengaturan suhu rendah.Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh dan dosis minyak cengkih serta suhu terhadap waktu induksi dan pemulihan (recovery) benih ikan tawes. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan dua faktor: dosis minyak cengkih (0 ppm, 5 ppm, 10 ppm) dan suhu (16–19°C dan 24–27°C), dengan 18 unit percobaan (3 ulangan). Data dianalisis menggunakan ANOVA (JMP-SAS).Hasil penelitian menunjukkan bahwa kombinasi minyak cengkih dan suhu berpengaruh signifikan terhadap waktu induksi dan pemulihan benih. Perlakuan 10 ppm minyak cengkih pada suhu 16–19°C menghasilkan waktu induksi tercepat, sedangkan tanpa minyak cengkih pada suhu 24–27°C mempercepat pemulihan. Interaksi kedua faktor ini menunjukkan bahwa minyak cengkih secara nyata mempengaruhi respons ikan terhadap perubahan suhu. Kata kunci: benih tawes, transportasi, suhu, minyak cengkih, induksi, sedatif.
Pengaruh Minyak Cengkih Terhadap Glukosa Darah dan Sintasan Ikan Tawes (Barbonymus gonionotus) pada Transportasi Sistem Tertutup Saragih, Debby Dyanessa; Ngangi, Edwin Leonardo Apolonio; Pangkey, Henneke; Kusuma, Ni Putu Dian; Sumilat, Deiske Adeliene; Salindeho, Indra R. N.; Kreckhoff, Reni Lucia; Joula Kusen, Diane
Akuatika Indonesia Vol 10, No 2 (2025): Jurnal Akuatika Indonesia (JAkI)
Publisher : Direktorat Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan Universitas Padjadjaran, Grha. Kandaga (P

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jaki.v10i2.62511

Abstract

Pengangkutan benih ikan sering kali menyebabkan stres fisiologis yang berdampak negatif terhadap kesehatan dan kelangsungan hidup ikan, terutama akibat perubahan lingkungan seperti suhu dan perlakuan anestetik. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pengaruh dosis minyak cengkeh dan suhu sebagai anestetik terhadap glukosa darah dan sintasan benih ikan Tawes. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) Faktorial, dengan dua faktor yakni faktor dosis minyak cengkih (A) dengan 3 taraf yaitu A1 (0 ppm), A2 (5 ppm), dan A3 (10 ppm), dan faktor suhu (B) terdiri dari 2 taraf yaitu B1 (16-19 °C) dan B2 sebagai kontrol (24-27 °C), dengan tiga kali ulangan. Penelitian ini terdiri atas 18 unit percobaan, di mana setiap unit diisi dengan 50 ekor benih ikan Tawes sehingga total ikan yang digunakan sebanyak 900 ekor. Benih dimasukkan ke dalam kantong berisi 5 L air (1/3 dari volume kantong), ditambahkan oksigen sebanyak 2/3 volume kantong. Selanjutnya dilakukan uji transportasi selama 12 jam, setelah proses pengangkutan, ikan dipelihara di akuarium berukuran 60 x 40 x 40 cm, dengan volume 96 L. Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) pada program statistik JMP Pro 16 (SAS 9.4). Perlakuan terbaik ditemui pada perlakuan dosis minyak cengkih 10 ppm + suhu 24-27°C dengan kadar glukosa darah setelah transportasi dan setelah pemeliharaan masing-masing sebesar 119,9±6,80 mg/dL dan 86,56±5,01 mg/dL. Sintasan setelah transportasi dan setelah pemeliharaan masing-masing sebesar 98,7±1,16 % dan 96,7±1,16 %. Interaksi faktor minyak cengkih dan suhu menunjukkan bahwa faktor minyak cengkih tidak memberikan pengaruh secara nyata terhadap glukosa darah dan sintasan.