Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Community participation in waste management Lidia Br Tarigan; Yuanita C. Rogaleli; Ferry W.F Waangsir
International Journal of Public Health Science (IJPHS) Vol 9, No 2: June 2020
Publisher : Intelektual Pustaka Media Utama

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (268.345 KB) | DOI: 10.11591/ijphs.v9i2.20380

Abstract

Improper management of waste can be a source of health and environmental problems. Community participation contributes to effective waste management. The study was aimed at analyzing community participation in waste management at Liliba Village in Kupang City. This research is an analytic study with cross sectional study approach. The population was the entire population of Liliba Village in Kupang City. There were 133 respondents participated in this study. The data were analyzed using the structural equation model test. Education and occupation had strong correlation and significant influence to community participation. Community participation had strong relation and significant effect on waste production. Population had weak correlation and insignificant effect on waste production. It is recommended that interventions should be done for invalid indicator such as of waste utilization in the form of counseling or training on waste recycling.
Pengelolaan Limbah Pada Sentra Pedagang Makanan Jajanan Di Kota Kupang Lidia Br. Tarigan
Oehònis Vol 3 No 1 (2019): Sanitasi Dasar, Teknologi Sanitasi dan Pengendalian Vektor
Publisher : Sanitation Departement of Health Polytechnic of Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (426.931 KB)

Abstract

Pedagang makanan jajanan dalam kegiatan produksinya menghasilkan bahan buangan (limbah). Bahan buangan ini berupa limbah cair dan limbah padat (sampah). Pengelolaan limbah dengan dibuang ke selokan kota memberi dampak terhadap lingkungan berupa pencemaran lingkungan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengelolaan limbah pada Sentra Pedagang Makanan Jajanan di Kota Kupang. Jenis penelitian deskriptif, dengan metode survei. Populasi pedangan makanan jajanan di tiga Sentra Pedagang Makanan Jajanan yaitu Kampung Solor, Taman Nostalgia dan jalan Lalamentik sebanyak 100 pedagang. Sampel yaitu pedagang yang berjualan pada saat pengambilan data dilaksanakan. Data hasil penelitian dianalisa secara deskriptif dengan tampilan berupa tabel dan atau grafik. Jumlah pedagang sebanyak 82 pedagang. Responden 61 % perempuan. Usia responden antara 18 tahun sampai 62 tahun, responden terbanyak usia 40 tahun. Tingkat pendidikan yang paling banyak adalah SMA (48 %). Volume limbah cair yang dihasilkan rata rata 1.662 liter perhari. Volume sampah yang dihasilkan rata rata 23,62 meter kubik perhari. Sampah yang paling banyak dihasilkan adalah sampah plastik (53,19 %). Tingkat pengetahuan pedagang tentang pengelolaan sampah kategori baik (80%). Sikap pedangang terhadap pengelolaan sampah sangat setuju (90%). Diharapkan pengelola membuat kesepakatan dengan pedagang untuk dapat mengelola limbah cair yang dihasilkan, memilah sampah sebelum dibuang ke tempat penampungan sementara dan pemerintah menyediakan tempat penampungan sampah sementara khusus untuk sentra pedagang makanan jajanan.
Kualitas Fisik udara ruangan perkantoran Provinsi Nusa Tenggara Timur Olga Dukabain; Lidia Br Tarigan; Albina Bare Telan
Oehònis Vol 5 No 01 (2022): Sanitasi dan Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sanitation Departement of Health Polytechnic of Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (321.064 KB)

Abstract

Kualitas udara lingkungan kerja perkantoran wajib memenuhi syarat kesehatan yang meliputi persyaratan fisika, kimia, dan biologi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Berdasarkan PMK 48 tahun 2016 Bahaya fisik meliputi tingkat kebisingan, intensitas pencahayaan, laju pergerakan udara, temperatur dan kelembaban udara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor fisik udara yaitu suhu,kelembaban, ventilasi, pencahayaan dan kebisingan. Jenis penelitian kuantitatif dengan desain penelitian analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observational. Populasinya adalah semua kantor pemerintah di provinsi NTT dan sampelnya adalah 5 kantor bupati,1 Kantor walikota, Dinkes Provinsi, Dinkes Kota/kab di daratan Timor. Teknik pengambilan sampel adalah cluster sampling. Hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu ruang kerja 25 oC – 32 oC dan 91,67 % ruangan tidak memenuhi syarat; kelembaban berkisar 38-68,5 % RH dan 83,3 % ruangan kerja tidak memenuhi syarat; 75 % ruangan kerja menggunakan AC; 66,6 % luas ventilasi tidak sesuai luas lantai; 83,3 % pencahayaan ruang kerja tidak memenuhi syarat; 83,3 % kebisingan ruangan memenuhi syarat. perlu memperhatikan suhu nyaman kerja yaitu 18-28 oC, menggunakan AC sesuai kapasitas ruangan, melakukan, optimasi penggunaan pencahayaan alami, mengatur tata letak barang/lemari dokumen,penanaman pohon disekitar kantor.
Perilaku Masyarakat dan Spasial Lidia Br Tarigan; Johanis Jusuf Pitreyadi Sadukh
Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal Vol 12 No 4 (2022): Jurnal Ilmiah Permas: jurnal Ilmiah STIKES Kendal: Supp Oktober 2022
Publisher : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (300.132 KB)

Abstract

Filariasis merupakan penyakit menular dan dapat menimbulkan kecacatan seumur hidup. Perilaku masyarakat dan kondisi spasial menjadi faktor dalam pencegahan dan penyebaran filariasis. Tujuan penelitian untuk mengetahui perilaku dan spasial filariasis di Kelurahan Wangkung Kabupaten Mangarai. Penelitian bersifat deskriptif dengan metode survei. Variabel penelitian, perilaku masyarakat tentang filariasis dan spasial filarisis. Sampel penelitian 54 orang. Data diperoleh melalui wawancara dan GIS. Data dianalisis secara deskriptif. Pengetahuan tentang filariasis rendah. Responden tidak mengetahui penyebab filariasis, gejala filariasis dan tidak mengetahui filariasis dapat dicegah dan diobati. Responden memiliki sikap setuju terhadap pencegahan filariasis. Tindakan pencegahan dengan menggunakan kelambu, menggunakan penangkal nyamuk, mengenakan baju berlengan panjang saat keluar rumah malam hari, minum obat pencegah filariasis. Habitat vektor filariasis yaitu sawah, sungai dan rawa-rawa. Penderita yang tinggal pada habitat sawah sebanyak 10 orang, 9 penderita berada pada zona merah dan 1 penderita pada zona hijau. Pada habitat sungai terdapat 5 penderita, berada pada zona hijau. Pada habitat rawa-rawa terdapat 6 penderita, 4 penderita pada zona merah dan 2 penderita pada zona kuning. Perilaku masyarakat tentang filariasis dengan pengetahuan rendah, sikap setuju dan melakukan tindakan pencegahan. Penderita sebahagian besar tinggal di zona merah habitat vektor filariasis.
Community-Based Total Sanitation Practices in Families Suffering from Stunting in Raknamo Village, District Amabi Oefeto, Kupang Regency Albina Bare Telan; Lidia Br Tarigan; Enni Rosida Sinaga; Yulia
Jurnal Penelitian Pendidikan IPA Vol 11 No 4 (2025): April
Publisher : Postgraduate, University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/jppipa.v11i4.10744

Abstract

The stunting rate in Raknamo village is the highest with a total of 45 cases. The research objectives are: Analyzing the relationship between community-based total sanitation (STBM) practices and the incidence of stunting and analyzing the STBM practice factors that are most dominant in their relationship to the incidence of stunting. Therefore, research on STBM practices is very important to find out STBM factors that are related to stunting so that efforts can be made to prevent and overcome stunting. Types of qualitative and quantitative descriptive research (mixed methods). This approach was chosen to understand complex phenomena related to community-based total sanitation (STBM) practices in families of stunting sufferers, identify factors that influence the implementation of STBM, analyze the level of knowledge and community sanitation practices in depth. Qualitative research reveals subjective aspects, people's perceptions of STBM, quantitative research provides an accurate numerical picture of existing conditions. The results show that the defecation habits of respondents in cases with a latrine are 27 (69%), and families who do not have a latrine but still share are 12 (31%). (69%) have a private latrine, but there are still 31% who do not have a latrine and use shared facilities or defecate in the garden. The CTPS practice of families of toddlers with stunting is still low, only 33% always do it, while 64% sometimes do it. All families of toddlers with stunting (100%) boil water before consuming it, but only 79% keep the water source clean.
KAJIAN RESIKO PENULARAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN OEBOBO DAN KECAMATAN KOTA RAJA, KOTA KUPANG, TAHUN 2012 ETY RAHMAWATI; LIDIA BR TARIGAN
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 11 No 2 (2013): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Kupang, dari tahun 2009 jumlahnya terus meningkat secara bermakna hingga awal tahun 2012. Kasus pada periode terakhir tersebut terdapat angka kematian sebanyak 9 orang atau Case Fatality Rate (CFR) sebesar 1,97% yang terjadi pada penderita usia 2 – 9 tahun. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui Resiko Penularan DBD pada Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Kota Raja dan Kecamatan Oebobo Kota Kupang Tahun 2012. Jenis Penelitian Deskriptif dengan metode survei. Populasi penelitian adalah 43 SD dengan jumlah sampel sebanyak 30 SD. Data hasil penelitian dianalisis secara Deskriptif dan penyajian data dengan menggunakan tabel dan grafik. Hasil penelitian kondisi kesehatan lingkungan SD di Kecamatan Kota Praja dan Kecamatan Oebobo Kota Kupang, menunjukkan 73 % SD tidak menyalurkan air hujan ke saluran umum dan halaman sekolah tidak bersih, 70 % SD memiliki lingkungan yang tidak bebas jentik Aedes sp., dan SD yang tidak mengosongkan bak air yang tidak digunakan dalam waktu lama atau saat libur sebanyak 80 %. Container Index jentik Aedes s. 28,51 %, dan House Index sebesar 23,33% atau angka bebas jentik. Jentik Aedes sp. yang ada pada SD merupakan spesies Aedes aegypti.
Community Perception and Spatial Diaper Waste in Liliba Village, Kupang City Tarigan, Lidia Br; Dukabain, Olga Mariana; Telan, Albina Bare; Sadukh, Johanis J.P.
Jurnal Health Sains Vol. 6 No. 4 (2025): Journal Health Sains
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jhs.v6i4.2025

Abstract

The improper management of diaper waste in Liliba Village, Indonesia, poses a serious environmental and public health concern. Currently, diaper waste is often discarded indiscriminately without prior processing, resulting in unpleasant odors and public complaints. This study aims to analyze community perceptions regarding diaper waste and to map its spatial distribution within Liliba Village. Employing an observational research design, the study investigated two main variables: public perception of diaper waste and the spatial distribution of diaper waste. A total of 111 respondents, all of whom were parents of toddlers, were selected as the study sample. Data were collected using structured questionnaires and Geographic Information System (GIS) applications. Analysis was conducted using univariate and bivariate statistical techniques. The results indicate that both gender and occupation significantly influence community perceptions of diaper waste and their views on proper waste management. Spatial analysis revealed that diaper waste is primarily found in temporary disposal sites (TPS) and in various unregulated locations, especially within the buffer zones surrounding residential areas of the respondents. These findings highlight the urgent need for targeted waste management education and infrastructure development to improve sanitation practices in Liliba Village. The integration of spatial data through GIS provides valuable insights for local authorities to implement geographically focused waste intervention strategies.
Community Actions in Preventing Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) Mirensa Elretma Baok; Lidia Br Tarigan; Wanti Wanti; Siprianus Singga; Rr.Sri Endang Pujiastuti; Jiniati Jiniati
Journal of Tropical Diseases and Health Science Vol. 3 No. 2 (2024): Journal of Tropical Diseases and Health Science
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/jtdhs.v3i2.2231

Abstract

Dengue Fever is an acute epidemic disease caused by a virus transmitted by Aedes aegypti and Aedesalbopictus. Infected sufferers will have symptoms ranging from mild to high fever, accompanied by headaches, pain in the eyes, muscles and joints, to spontaneous bleeding. There are four different dengue viruses, which can cause dengue fever. Dengue virus is a virus from the genus Flaviviridea, family flaviviridea. This study aims to determine community actions in preventing dengue hemorrhagic fever (DHF) in Liliba sub-district, Kupang City. This type of research is descriptive research with research variables namely the use of abate, how to store clean water, mosquito breeding places (breeding places), the use of repellents/anti-mosquito drugs and the number of free larvae (ABJ). The community's water storage practices were categorized as insufficient at 40.2%, and community actions in water storage were categorized as insufficient at 1.0%. Community actions in mosquito breeding places in Liliba Village were categorized as insufficient at 5.2%. Community actions in the use of mosquito repellents were categorized as insufficient at 19.6%. The larvae-free rate (ABJ) in Liliba Village was 74.2%. It is hoped that stricter evaluation and control of Aedes sp. larvae through PSN-DBD activities will be carried out. More frequent outreach and encouraging the community to implement the 3M activities, leaflets and larvicide distribution will be carried out to break the life cycle of Aedes sp. mosquitoes, which aims to break the chain of dengue transmission and thus increase the Larvae-Free Rate (ABJ)