Claim Missing Document
Check
Articles

Found 18 Documents
Search

ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAJANAN MERKURI PADA MASYARAKAT KECAMATAN BULAWA KABUPATEN BONE BOLANGO PROVINSI GORONTALO Siprianus Singga
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 9 No. 1: MARET 2013
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (244.788 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v9i1.433

Abstract

Pencemaran merkuri di lingkungan dapat menimbulkan masalah kesehatan. Provinsi Gorontalo terdapat lebih dari 200 tromol pengolahan emas dengan merkuri yang dibuang ke lingkungan mencapai lebih dari 6.000kg/bulan. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran risiko kesehatan pajanan merkuri pada masyarakat danmanajemen risiko untuk mengurangi akibat pajanan merkuri. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan rancangan analisis risiko kesehatan lingkungan. Sampel penelitian ini sebanyak 100 denganmenggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan nilai median konsentrasi merkuri dalamdarah dan rambut adalah 101,665 µg/L dan 4,075 µg/g. Rata-rata konsentrasi merkuri dalam sampel ikan dan airminum adalah 0,0298 mg/kg dan 0,000478 mg/L. Nilai median laju konsumsi ikan 0,2098 kg/hari. Nilai mediandurasi pajanan 30 tahun. Nilai median RQ untuk pajanan 30 tahun dan 70 tahun adalah 1,1477 dan 0,4919. Secaradeskriptif, laju konsumsi ikan dan durasi pajanan berpengaruh pada tingkat risiko kesehatan responden.
GANGGUAN KESEHATAN PADA PEMULUNG DI TPA ALAK KOTA KUPANG Siprianus Singga
Media Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 10 No. 1: MARET 2014
Publisher : Faculty of Public Health, Hasanuddin University, Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.726 KB) | DOI: 10.30597/mkmi.v10i1.475

Abstract

Pemulung merupakan salah satu dari kelompok pekerja informal yang berisiko mengalami gangguan kesehatan akibat pekerjaannya. Penelitian  ni bertujuan menganalisa gangguan kesehatan yang dialami pemulung selama bekerja di TPA Alak. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional dengan rancangan cross sectional study yang dianalisis menggunakan uji chi square. Responden penelitian sebanyak 100 orang yan diambil menggunakan teknik simpel random sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 10 jenis gangguan kesehatan yang dialami pemulung di TPA Alak dengan jumlah gangguan bervariasi pada setiap responden. Hasil analisis statistik diperoleh umur (p=0,000), lokasi tinggal (p=0,004), jam kerja (p=0,000) dan masa kerja (p=0,002) berkorelasi secara signifikan dengan jumlah gangguan kesehatan yang dialaminya. Kesimpulan penelitian ini adalah umur, lokasi tinggal, jam kerja, dan masa kerja berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah gangguan kesehatan yang dialami pemulung di TPA Alak.
Pengolahan Sampah Rumah Tangga Menjadi Kompos Pada Perumahan Lahan Sempit: Processing Household Waste Into Compost In Narrow Land Housing Enni R. Sinaga; Siprianus Singga
Oehònis Vol 4 No 2 (2021): Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi
Publisher : Sanitation Departement of Health Polytechnic of Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (402.629 KB)

Abstract

The increase of household waste time to time leads to serious public health problem in daily life which is seriously not managed for instance the waste generated by household that would impact on pollutions and public health problems. The aim of this study is to measure the volume of generated waste and the waste volume which could be reducted by composting in household level. The mehthod of this study is an action research that conducted by measuring organic waste home composting, there are 25 houses are chosen as samples with some characteristics such as housewives as their work, collecting data is done by measuring household waste and waste management by tube system. The study results shows the volume waste generation of 25 houses resulted 366 litre per day. The waste volume can be reduced drastically to be compost to the level 52 litre per day. Therefore, if organic waste management is done by people in 264 units of simple houses /Rumah Sangat Sederhana (RSS) of Baumata Village , then organic waste could be reduced until 549 litre per day. The drastic waste reduction system is by planting the tube underground which the number of tubes per house is 10 pieces. The quantity of an organic waste which is generated by simple houses /Rumah Sangat Sederhana (RSS) of Baumata Village is 14.782 litre per day. Meanwhile household waste transportation is carried out once in every 3 days and the increase of waste volume until 10% then the 3 units of temporary waste disposal Centre (TPSS) needs with 3m3 the size of TPSS at the simple houses in Baumata Village. There was no TPSS found in the simple houses of Baumata Village and the community disposed of the waste both around their houses and outside the housing complex. This has an impact on disturbing esthetics and lead to breeding place for disease vectors and nuisance animals which lead to public health problems. The conclusion of this study is both organic Waste and inorganic waste volume generation from the household reached 366 liters per day and it can be reduced until 52 liters per day.
Analisis Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Berdasarkan Kepadatan Penduduk dan Luas Pemukiman Di Wilker PKM Sikumana, Kota Kupang Tahun 2019 Johannis J.P. Sadukh; Deborah G. Suluh; Ety Rahmawaty; Siprianus Singga
Oehònis Vol 4 No 2 (2021): Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi
Publisher : Sanitation Departement of Health Polytechnic of Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (291.399 KB)

Abstract

Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan di dunia terutama negara yang sedang berkembang, Berdasarkan Laporan Dinas Kesehatan Kota Kupang Tahun 2019 terjadi peningkatan kasus DBD diseluruh wilayah kerja puskesmas dan dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB), berdasarkan Keputusan Walikota Kupang. Dilaporkan seluruh Wilayah kerja Puskesmas se-Kota Kupang ditemukan kasus DBD terhitung dari bulan Januari s/d Maret 2019. Pemanfaatan teknologi SIG (Sistem Informasi geografis) yang dipadu dengan teknologi penginderaan jarak jauh (inderaja) dapat membuahkan informasi spasial dengan tiga komponen utama yaitu, data lokasi, non lokasi dan dimensi waktu. SIG dapat digunakan untuk pengamatan vektor DBD yang dapat memberikan informasi tentang daerah-daerah rentan terhadap kejadian DBD.
Gambaran Sanitasi Sekolah Dasar Katolik St. Arnoldus Penfui Kupang Erika Resi; Byantarsih Widyaningrum; Siprianus Singga
Oehònis Vol 6 No 1 (2023): Sanitasi dan Kesmas
Publisher : Sanitation Departement of Health Polytechnic of Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Sistem sanitasi terpadu sekolah dasar merupakan media untuk sekolah dapat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat kepada siswa dan pronasihat adalah program preventif promotifnya. Data per September 2017 menunjukkan seluruh sekolah disemua jenjang sebanyak 35% sekolah tak punya akses ke air bersih layak atau tak ada akses sama sekali. Jumlah SD yang memiliki toilet berkisar 70,88% dan sisa 29,12% SD belum sama sekali memiliki toilet sebagai sarana sanitasi sekolah yang wajib ada. Akses jamban, air bersih, dan tempat cuci tangan merupakan tiga indikator pada Sustainable Development Goals (SDGs) yang mesti dicapai pada 2030. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan observasional. Variabel penelitian ini adalah sarana penyediaan air, sarana jamban, sarana pembuanngan sampah dan sarana pembuangan air limbah. Obyek penelitian ini adalah Sekolah Dasar Katolik Santo Arnoldus Penfui Kupang. Hasil penelitian menunjukkan gambaran sanitasi sekolah di lihat dari sarana air bersih sudah memenuhi standar kesehatan, jumlah jamban masih sangat kurang karena hanya terdapat 1 jamban pria dan 1 jamban wanita untuk melayani sekitar 525 orang siswa, sistim pembuangan limbah belum memenuhi standar, untuk sarana cuci tangan sudah ada tetapi masih belum memenuhi standar seperti tidak memiliki saluran pembuangan dan tidak tersedianya sabun cuci tangan dan kain lap/tisu. Dapat disimpulkan bahwa Sanitasi Sekolah di SDK St. Arnoldus Penfui Kupang belum memenuhi standar yang telah ditetapkan dalam Permenkes 1429/MENKES/SK/XII/2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Sekolah. Disarankan kepada Sekolah Dasar Katolik St. Arnoldus Penfui agar melakukan perbaikan sanitasi sekolah agar proses belajar mengajar dapat berjalan dengan baik dan siswa dapat dengan aman dan sehat mengikuti pelajaran di sekolah.
Pemanfaatan Serbuk Biji Pepaya dan Biji Asam Sebagai Koagulan dalam Menurunkan Kekeruhan Air Sumur Gali Singga, Siprianus; Anjar Paut, Veren; Agustina; M. Mauguru, Edwin
Oehònis Vol 7 No 1 (2024): Kesehatan Masyarakat
Publisher : Sanitation Departement of Health Polytechnic of Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kekeruhan merupakan salah satu indikator pencemrana air secara fisik. Air dengan kekeruhan tinggi tidak bisa digunakan sebagai air bersih. Serbuk biji pepaya (Carica Papaya L.) dan serbuk biji asam jawa (Tamarindus Indica L.) memiliki beberapa senyawa aktif yang dapat menurunkan kekeruhan air. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui efektifitas serbuk biji pepaya dan serbuk biji asam jawa dalam menurunkan kandungan kekeruhan pada air bersih sumur gali. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan rancangan “one group pretest posttest”. Variabel yang diteliti yaitu kekeruhan air baku, kekeruhan sesudah pengolahan dengan koagulan biji pepaya dan biji asam serta efektifitas penurunan kekeruhan air. Dosis koagulan yang digunakan adalah 4 g/l.. Obyek penelitian ini adalah air sumur gali di Kelurahan Kelapa Lima. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kekeruhan air baku sebesar 620 NTU. Kekeruhan air setelah pemanfaatan serbuk biji pepaya adalah 32 NTU dan setelah pemanfaatan serbuk biji asam jawa adalah 34 NTU. Efektivitas penurunanan kekeruhan untuk koagulan biji pepaya adalah 94,83% sedangkan serbuk biji asam jawa adalah 94,51%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa serbuk biji pepaya dan serbuk biji asam jawa dapat menurunkan kekeruhan air sumur gali. Kepada masyarakat disarankan untuk memanfatakan koagulan biji pepaya dan biji asam untuk menurunkan kekeruhan air.
Pemberdayaan Siswa Sekolah Dasar Dalam Pencegahan Kecacingan Di Kota Kupang Christine J K Ekawati; Wanti; Siprianus Singga; Edwin Mauguru
Asthadarma : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2023): Maret
Publisher : Universitas Merdeka Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55173/asthadarmajurnalpengabdiankepadamasyarakat.v4i1.26

Abstract

Worms are caused by human behavior. Types of worms that are often the cause of worms are hookworn and Trichuris trichiura. Until now there are still school-age children who are infected by Soil Transmitted Helminth (STH), but public awareness to prevent and deal with helminthiasis is still lacking. Due to the ignorance of the community, especially students and teachers, the school must prepare facilities for washing hands and soap that meet the requirements so that children after playing or before eating at school wash their hands first and the risk of worm infection can decrease. The method used is counseling and training. The results obtained from 14 respondents who took part in this Abdimas activity were at the time of the pretest as many as 57.14% of respondents knew about intestinal worms and their prevention. After being given counseling and training, the results increased to 73.21%. This means that the level of knowledge of respondents about worms rose 16.07%. Through this Abdimas students participate in the socialization of helminthiasis in the environment where they are located, namely at school, at home and in the surrounding environment.
Edukasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Orang Tua dan Pemberian Makanan Bergizi pada Bayi dan Balita Stunting di Posyandu Melati 9 Kelurahan Liliba Kota Kupang Agustina, Agustina; G. Suluh, Debora; Singga, Siprianus; Wanti, Wanti
Idea Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 03 (2024): September
Publisher : PT.Mantaya Idea Batara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53690/ipm.v4i03.282

Abstract

Perialaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) merupakan kebiasaan yang wajib dilakukan oleh setiap individu untuk mencegah penyakit. PHBS di Rumah Tangga harus terus dipraktekan secara rutin seperti, pemberian ASI eksklusif pada Bayi, menimbang balita setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan pakai sabun di air mengalir, menggunakan jamban sehat (Stop Buang Air Besar Sembarangan/Stop BABS), memberantas sarang dan jentik nyamuk, makan makanan bergizi atau buah dan sayur setiap hari, melakukan aktivitas fisik setiap hari, menghindari asap rokok atau tidak merokok di dalam rumah. Kejadian Stunting di Kota Kupang khususnya di Kelurahan Liliba merupakan permasalahan gizi yang kompleks karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung. Metode pengabdian masyarakat yang dilakukan adalah melalui, penyuluhan PHPS untuk peningkatan pengetahuan Ibu Bayi dan Balita, menjadi orang Tua Asu bagi dua orang Balita, Pemberian makanan bergizi setiap hari selama 90 hari terhadap 2 Balita Stunting di Posyandu Melati 9 Kelurahan Liliba, Kota Kupang Tahun 2023.
PENGGUNAAN BAHAN BAKAR DAN FAKTOR RISIKO KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI KELURAHAN SIKUMANA SIPRIANUS SINGGA; ALBERTUS ATA MARAN
JURNAL INFO KESEHATAN Vol 11 No 1 (2013): JURNAL INFO KESEHATAN
Publisher : Research and Community Service Unit, Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penggunaan bahan bakar dalam rumah tangga menjadi salah satu faktor penyebab kejadian ISPA pada balita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan bahan bakar dan faktor risiko kejadian ISPA pada balita di kelurahan Sikumana. Penelitian ini bersifat deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita yang menderita ISPA di kelurahan sikumana pada bulan Juni tahun 2013 dengan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 100 orang balita. Hasil penelitian menunjukan bahwa jenis-jenis bahan bakar yang paling banyak digunakan pada rumah penderita ISPA adalah minyak tanah dan kayu api. Rata-rata jumlah bahan bakar yang dalam rumah tangga adalah minyak tanah sebanyak 5 l/minggu dan kayu api sebanyak 10 ikat/minggu. Faktor risiko kejadian ISPA yang paling dominan adalah letak dapur yang dekat dengan ruang sebesar 100%, diikuti oleh kebiasaan ibu membawa anak saat memasak sebesar 96%dan terdapat asap dalam rumah ketika memasak sebesar 74%. Masyarakat disarankan untuk mengurangi penggunaan bahan bakar yang banyak mengeluarkan asap, menjauhkan dapur dari ruang keluarga dan tidak membawa anak ke dapur ketika memasak dan membuat ventilasi rumah yang memenuhi syarat.
Basic Sanitation With Diarrhea Lahming, Lahming; B, Muslimin; Indrayadi, Indrayadi; Singga, Siprianus; Yermi, Yermi; Ata Maran, Albertus; Wahyuni, Sri
International Journal of Health Sciences Vol. 1 No. 2 (2023): IJHS : International Journal of Health Sciences
Publisher : Asosiasi Guru dan Dosen Seluruh Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (395.439 KB) | DOI: 10.59585/ijhs.v1i2.63

Abstract

Aroppoe hamlet is the hamlet with the highest number of cases of diarrhea. The data obtained shows that the hamlet is one of the most densely populated hamlets with a total of 389 heads of household. There are many houses whose latrines do not meet health requirements, and the average clean water consumed is from dug wells, as well as air pollution. as a result of sewerage that does not meet health requirements. The purpose of this study was to determine basic environmental sanitation with the incidence of diarrhea in Aroppoe Hamlet, Tellumpanua Village, Tanete Rilau District, Barru Regency. The type of research used was an analytic survey research with a cross sectional study approach from a sample of 60 families of a total population of 289 families. Data presentation was carried out in the form of a table distribution accompanied by an explanation in the form of a narrative, and data analysis used the Chi-Square statistical test. The results showed that there was a relationship between the condition of clean water and the incidence of diarrhea (p=0.01), there was no relationship between the condition of the sewerage (SPAL) and the incidence of diarrhea (p=0.1). There is a relationship between the condition of the latrine and the incidence of diarrhea (p=0.03). There is a relationship between the state of clean water and latrines. The conclusion is that the lack of healthy toilet facilities is due to the lack of a residential environmental sanitation program targeting house floors and physical handling of clean water quality in Aroppoe Hamlet, Tellumpanua Village, Tanete Rilau District, Barru Regency.