Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

EDUKASI STUNTING DAN PELATIHAN PENGOLAHAN MAKANAN BERBAHAN DASAR IKAN DI DESA MENINTING Permatasari, Lina; Muliasari, Handa; Rachmalia Izzatul Mukhlishah, Neneng; Fersiyana Deccati, Rizqa; Anandia Intan Maulidya, Selvira; Junaida, Alfini; Guban Juniarza, A'yuni; Tasya Kamila, Afifah; Hayyatun Nufus, Fadirah; Patya Putri, Hudaynu; Magfira Nurmalasanti, Nadia; Azariani, Wiwin; M. Rifqi Azami S, Lalu; Tunggal Arya Rezky, Noval; Afriza Faishal, Imam
Jurnal Pepadu Vol 5 No 4 (2024): Jurnal PEPADU
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v5i4.5940

Abstract

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis akibat rendahnya asupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan. Stunting juga didefinisikan dengan kondisi tinggi badan seseorang yang kurang dari normal berdasarkan usia dan jenis kelamin akibat dari malnutrisi kronis yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Pola makan merupakan salah satu faktor yang menjadi faktor kejadian stunting. Makanan yang tinggi protein hewani, misalnya ikan, merupakan bahan makanan yang mampu mencegah dan mengobati terjadinya stunting. Desa Meninting merupakan salah satu desa di Daerah Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat yang mata pencaharian utamanya yaitu nelayan. Banyak jenis ikan laut yang dihasilkan, namun anak-anak tidak menyukai mengkonsumsi ikan. Oleh karena itu, pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi terkait stunting pada Ibu-Ibu di Desa Meninting dan memberikan pelatihan cara pengolahan ikan laut menjadi nugget yang lebih disukai oleh anak. Tahapan pada kegiatan ini meliputi persiapan kegiatan, pelaksanaan sosialisasi berupa edukasi terkait stunting dan pelatihan pengolahan ikan laut (ikan tongkol dan ikan guling-guling) dan evaluasi kegiatan melalui pemberian umpan balik oleh peserta. Berdasarkan hasil pendataan, peserta pengabdian 61% merupakan usia produtif (20-40 tahun) dan 79,5% merupakan Ibu Rumah Tangga. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat terkait stunting setelah dilakukan edukasi stunting. Sementara itu, pelatihan pembuatan nugget berbahan dasar ikan ini 88% responden menyatakan bahwa acara ini sangat penting. Selain itu, 79% responden meyatakan bahwa pengabdian ini sangat bermanfaat bagi mereka. Hasil pengabdian ini dapat dilanjutkan dengan pelatihan lanjutan terkait pengolahan nugget ikan berskala besar, pengemasan dan pendaftaran produk sehingga selain dapat meningkatkan kesehatan, namun dapat meningkatkan perekonomian masyarakat
Determination of Total Flavonoid Content from Extract and Fractions of Mangrove Leaves (Rhizopora mucronata) Sammanta, Rahula Vijja; Permatasari, Lina; Muliasari, Handa; Rachmalia Izzatul Mukhlishah, Neneng; Fersiyana Deccati, Rizqa
Acta Chimica Asiana Vol. 7 No. 2 (2024)
Publisher : The Indonesian Chemical Society, Chapter Nusa Tenggara and The University of Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/aca.v7i2.199

Abstract

Indonesia, an archipelagic country, includes Lombok Island, known for its extensive mangrove forests, where Rhizopora mucronata is the dominant species. Rhizopora mucronata, from the Rhizoporaceae family, is known for its antibacterial, antifungal, and antioxidant properties due to its secondary metabolites, including flavonoids. However, research on the flavonoid content of its leaves remains unexplored. This study aimed to determine the total flavonoid content in extracts and fractions of R. mucronata leaves using the UV-Vis spectrophotometric method. Leaves were extracted with 96% ethanol using sonication and fractionated with n-hexane, ethyl acetate, and water. The extract and fractions yielded 42.33%, 43.15%, 40.49%, 9.74%, and 32.49%, respectively. TLC tests indicated the presence of flavonoids marked by blue spots. The flavonoid contents in the extract and fractions were 12,980; 14,160; 23,880; and 25,350 mg Quercetin equivalent/gram sample (mg QE/g). The total flavonoid content was analyzed using One-way ANOVA, showing higher levels in the n-hexane and ethyl acetate fractions than in the ethanol extract and water fraction. The high flavonoid content contributes to the biological activities of R. mucronata leaves.
Socialization of the Utilization of Pegagan as an Innovation of Functional Food Ingredients in Improving Public Health in Bengkaung Village Dian Safitri, Afifa; Nona Rusdianti Pratami, Baiq; Mas’ud Rahmatullah, Lalu; Rahma Putri, Rahma Putri; Julia Amanda, Raina; Rachmalia Izzatul Mukhlishah, Neneng
Jurnal Wicara Vol 3 No 3 (2025): Jurnal Wicara Desa
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/wicara.v3i3.6797

Abstract

Pegagan merupakan salah satu tanaman liar yang memiliki potensi cukup baik sebagai tanaman obat herbal karena memiliki khasiat yang tinggi bagi kesehatan. Manfaat kesehatan dari pegagan diantaranya sebagai penyembuh luka, demam, batuk, sakit kepala dan menjaga kesehatan kulit. Akan tetapi, pemanfaatan pegagan masih terbatas di kalangan masyarakat. Inovasi olahan pegagan sebagai makanan dapat menjadi alternatif dalam pemanfaatan pegagan, salah satunya berupa keripik pegagan. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk melakukan kegiatan penyuluhan kepada ibu-ibu PKK Desa Bengkaung, Lombok Barat, mengenai pemanfaatan pegagan sebagai inovasi bahan pangan fungsional dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Metode kegiatan pengabdian yang digunakan adalah dengan penyampaian materi secara langsung menggunakan media PowerPoint dan leaflet. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat melalui penyampaian materi yang interaktif, diskusi yang menarik, dan pembagian leaflet informatif, kader PKK memperoleh pemahaman tentang khasiat pegagan untuk kesehatan serta berbagai inovasi olahan pangan, seperti keripik, puding, dan urap pegagan. Selain itu, kader PKK sangat antusias mencoba produk olahan keripik pegagan. Hal ini menunjukkan bahwa olahan keripik pegagan dapat menjadi salah satu produk olahan pangan yang dapat diterima oleh masyarakat untuk dimanfaatkan menjadi menjadi produk pangan fungsional. Kegiatan ini telah berhasil meningkatkan pemahaman para kader mengenai pemanfaatan pegagan untuk meningkatkan kesehatan melalui berbagai inovasi olahan pangan fungsional dari pegagan yang salah satunya berupa keripik pegagan.
EDUKASI STUNTING DAN PELATIHAN PENGOLAHAN MAKANAN BERBAHAN DASAR IKAN DI DESA MENINTING Permatasari, Lina; Muliasari, Handa; Rachmalia Izzatul Mukhlishah, Neneng; Fersiyana Deccati, Rizqa; Anandia Intan Maulidya, Selvira; Junaida, Alfini; Guban Juniarza, A'yuni; Tasya Kamila, Afifah; Hayyatun Nufus, Fadirah; Patya Putri, Hudaynu; Magfira Nurmalasanti, Nadia; Azariani, Wiwin; M. Rifqi Azami S, Lalu; Tunggal Arya Rezky, Noval; Afriza Faishal, Imam
Jurnal Pepadu Vol 5 No 4 (2024): Jurnal PEPADU
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/pepadu.v5i4.5940

Abstract

Stunting merupakan masalah kurang gizi kronis akibat rendahnya asupan gizi pada 1000 hari pertama kehidupan. Stunting juga didefinisikan dengan kondisi tinggi badan seseorang yang kurang dari normal berdasarkan usia dan jenis kelamin akibat dari malnutrisi kronis yang sudah berlangsung bertahun-tahun. Pola makan merupakan salah satu faktor yang menjadi faktor kejadian stunting. Makanan yang tinggi protein hewani, misalnya ikan, merupakan bahan makanan yang mampu mencegah dan mengobati terjadinya stunting. Desa Meninting merupakan salah satu desa di Daerah Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat yang mata pencaharian utamanya yaitu nelayan. Banyak jenis ikan laut yang dihasilkan, namun anak-anak tidak menyukai mengkonsumsi ikan. Oleh karena itu, pengabdian ini bertujuan untuk memberikan edukasi terkait stunting pada Ibu-Ibu di Desa Meninting dan memberikan pelatihan cara pengolahan ikan laut menjadi nugget yang lebih disukai oleh anak. Tahapan pada kegiatan ini meliputi persiapan kegiatan, pelaksanaan sosialisasi berupa edukasi terkait stunting dan pelatihan pengolahan ikan laut (ikan tongkol dan ikan guling-guling) dan evaluasi kegiatan melalui pemberian umpan balik oleh peserta. Berdasarkan hasil pendataan, peserta pengabdian 61% merupakan usia produtif (20-40 tahun) dan 79,5% merupakan Ibu Rumah Tangga. Hasil pengabdian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan masyarakat terkait stunting setelah dilakukan edukasi stunting. Sementara itu, pelatihan pembuatan nugget berbahan dasar ikan ini 88% responden menyatakan bahwa acara ini sangat penting. Selain itu, 79% responden meyatakan bahwa pengabdian ini sangat bermanfaat bagi mereka. Hasil pengabdian ini dapat dilanjutkan dengan pelatihan lanjutan terkait pengolahan nugget ikan berskala besar, pengemasan dan pendaftaran produk sehingga selain dapat meningkatkan kesehatan, namun dapat meningkatkan perekonomian masyarakat
Socialization of the Utilization of Pegagan as an Innovation of Functional Food Ingredients in Improving Public Health in Bengkaung Village Rahma Putri, Rahma Putri; Dian Safitri, Afifa; Nona Rusdianti Pratami, Baiq; Mas’ud Rahmatullah, Lalu; Rahma Putri, Latifa; Julia Amanda, Raina; Rachmalia Izzatul Mukhlishah, Neneng
Jurnal Wicara Vol 3 No 3 (2025): Jurnal Wicara Desa
Publisher : Universitas Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29303/wicara.v3i3.6797

Abstract

Pegagan merupakan salah satu tanaman liar yang memiliki potensi cukup baik sebagai tanaman obat herbal karena memiliki khasiat yang tinggi bagi kesehatan. Manfaat kesehatan dari pegagan diantaranya sebagai penyembuh luka, demam, batuk, sakit kepala dan menjaga kesehatan kulit. Akan tetapi, pemanfaatan pegagan masih terbatas di kalangan masyarakat. Inovasi olahan pegagan sebagai makanan dapat menjadi alternatif dalam pemanfaatan pegagan, salah satunya berupa keripik pegagan. Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk melakukan kegiatan penyuluhan kepada ibu-ibu PKK Desa Bengkaung, Lombok Barat, mengenai pemanfaatan pegagan sebagai inovasi bahan pangan fungsional dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Metode kegiatan pengabdian yang digunakan adalah dengan penyampaian materi secara langsung menggunakan media PowerPoint dan leaflet. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat melalui penyampaian materi yang interaktif, diskusi yang menarik, dan pembagian leaflet informatif, kader PKK memperoleh pemahaman tentang khasiat pegagan untuk kesehatan serta berbagai inovasi olahan pangan, seperti keripik, puding, dan urap pegagan. Selain itu, kader PKK sangat antusias mencoba produk olahan keripik pegagan. Hal ini menunjukkan bahwa olahan keripik pegagan dapat menjadi salah satu produk olahan pangan yang dapat diterima oleh masyarakat untuk dimanfaatkan menjadi menjadi produk pangan fungsional. Kegiatan ini telah berhasil meningkatkan pemahaman para kader mengenai pemanfaatan pegagan untuk meningkatkan kesehatan melalui berbagai inovasi olahan pangan fungsional dari pegagan yang salah satunya berupa keripik pegagan.