Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Collaboration Dynamics in Hajj Pilgrim Reception Services at Bekasi Hajj Dormitory 2024M 1445H Anggraini, Dwi Isti; Pradita, Andre Rosi; Tanuwijaya, Frianka; Asropi, Asropi; Rahayu , Neneng Sri
JENTRE Vol. 5 No. 2 (2024): JENTRE: Journal of Education, Administration, Training and Religion
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38075/jen.v5i2.512

Abstract

Operasional haji tahun 1445 H/ 2024M masih mengusung Tema Haji Ramah Lansia. Sebagai bentuk optimalisasi layanan kepada jemaah khususnya jemaah lansia diterbitkan Kepdirjen PHU 185/2023 yang mengamanatkan pelaksanaan pelayanan satu atap pada penerimaan jemaah haji. untuk pelaksanaan regulasi tersebut dibutuhkan kolaborasi dari berbagai lembaga diantaranya Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Kelas I Bandung, Petugas imigrasi, UPT Asrama Haji Embarkasi Bekasi, dan Kantor Kementerian Agama Kab/ Kota. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dinamika kolaborasi yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika kolaborasi dimulai dari kajian yang diinisiasi Kepala Subdirektorat Asrama Haji. Setiap unit memiliki peran yang terdefinisi dengan jelas dengan terbitnya SOP, Juklak, Juknis dari semua bidang PPIH. Kepemimpinan yang konstruktif dalam menyelesaikan konflik serta sistem pelatihan yang komprehensif membantu dalam membangun sinergi yang kuat antar pihak. Kata Kunci : Haji Ramah Lansia, Dinamika Kolaborasi, Layanan Satu Atap, Kepdirjen PHU 185/2023
Collaboration Dynamics in Hajj Pilgrim Reception Services at Bekasi Hajj Dormitory 2024M 1445H Anggraini, Dwi Isti; Pradita, Andre Rosi; Tanuwijaya, Frianka; Asropi, Asropi; Rahayu , Neneng Sri
JENTRE Vol. 5 No. 2 (2024): JENTRE: Journal of Education, Administration, Training and Religion
Publisher : Balai Diklat Keagamaan Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38075/jen.v5i2.512

Abstract

Operasional haji tahun 1445 H/ 2024M masih mengusung Tema Haji Ramah Lansia. Sebagai bentuk optimalisasi layanan kepada jemaah khususnya jemaah lansia diterbitkan Kepdirjen PHU 185/2023 yang mengamanatkan pelaksanaan pelayanan satu atap pada penerimaan jemaah haji. untuk pelaksanaan regulasi tersebut dibutuhkan kolaborasi dari berbagai lembaga diantaranya Kantor Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat, Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Kelas I Bandung, Petugas imigrasi, UPT Asrama Haji Embarkasi Bekasi, dan Kantor Kementerian Agama Kab/ Kota. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis dinamika kolaborasi yang ada. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dinamika kolaborasi dimulai dari kajian yang diinisiasi Kepala Subdirektorat Asrama Haji. Setiap unit memiliki peran yang terdefinisi dengan jelas dengan terbitnya SOP, Juklak, Juknis dari semua bidang PPIH. Kepemimpinan yang konstruktif dalam menyelesaikan konflik serta sistem pelatihan yang komprehensif membantu dalam membangun sinergi yang kuat antar pihak. Kata Kunci : Haji Ramah Lansia, Dinamika Kolaborasi, Layanan Satu Atap, Kepdirjen PHU 185/2023
Implementasi Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba: Hasil Pengawasan Apotek Aryati, Ferry Tri; Qohary, Yusuf; Tanuwijaya, Frianka; Asropi
JURNAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN ILMU SOSIAL Vol. 6 No. 4 (2025): Jurnal Manajemen Pendidikan dan Ilmu Sosial (Juni - Juli 2025)
Publisher : Dinasti Review

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38035/jmpis.v6i4.5249

Abstract

Resistensi antimikroba adalah merupakan silent pandemic, yang dapat meningkatkan beban biaya kesehatan dan penyebab kematian yang tinggi di dunia. Kementerian Kesehatan mengungkap peningkatan resistensi antimikroba di Indonesia pada tahun 2023, yang disebabkan antara lain karena maraknya apotek yang menjual antibiotik tanpa resep. Penelitian Implementasi Kebijakan Pengendalian Resistensi Antimikroba: Hasil Pengawasan Apotek bertujuan untuk mengidentifikasi penyebab maraknya apotek yang menjual antibiotik tanpa resep dan merumuskan rekomendasi strategi untuk mengatasinya. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teori implementasi kebijakan Richard E. Matland. Pengumpulan data dilakukan melalui library research dengan sumber informasi: 1) peraturan perundang-undangan; 2) dokumen kebijakan pemerintah daerah; 3) artikel jurnal; 4) laman resmi otoritas negara lain; 5) laporan hasil pengawasan Badan POM dan 6) laporan hasil survei kesehatan. Wawancara dilakukan terhadap sejumlah personel apotek untuk mengonfirmasi dan memperkuat temuan dari studi dokumen. Dapat disimpulkan bahwa implementasi kebijakan ini merupakan kategori political implementation. Penyebab maraknya penjualan antibiotik tanpa resep dokter oleh apotek: 1) belum optimalnya pengawasan dan penegakan regulasi; 2) rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat serta 3) kurangnya kesadaran dan kepatuhan pelaku usaha apotek. Rekomendasi strategi untuk mengatasi permasalahan ini: 1) optimalisasi  pengawasan dan perkuatan regulasi, antara lain mendorong Pemerintah Daerah untuk menerbitkan kebijakan pelarangan penjualan antibiotik tanpa resep dokter; 2) peningkatan edukasi kepada masyarakat serta 3) pengembangan program bimbingan teknis untuk pelaku usaha apotek dan tenaga kesehatan. Koordinasi dean kolaborasi antara Badan POM dengan Pemerintah Daerah, Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Kemenkom info dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi merupakan suatu keharusan.