Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Dalihan na Tolu Dalam Budaya Batak pada Konteks Pendekatan Sosiologi Sastra Siregar, Tina Arsita; Syalaisha, Nadhifa; Silva, Silva; Hulu, Silfani; Silaban, Desclaudia; Sitepu, Ayu Wandira Br; Zai, Rani Citra Lestari; Harahap, Rosmawaty
Indonesian Journal of Education and Development Research Vol 3, No 1 (2025): Januari 2025
Publisher : CV. Rayyan Dwi Bharata

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.57235/ijedr.v3i1.4599

Abstract

Dalihan na Tolu dalam budaya Batak pada konteks pendekatan sosiologi sastra menyoroti pentingnya sistem kekerabatan yang diwakili oleh tiga elemen: mora, kahanggi, dan anak boru. Konsep ini berfungsi sebagai filosofi hidup yang mengatur interaksi sosial dan nilai-nilai budaya, seperti saling menghormati dan menolong. Dalam karya sastra, Dalihan Na Tolu mencerminkan dinamika hubungan antar anggota masyarakat Batak, serta konflik yang muncul dari perbedaan nilai dan norma. Salah satu konflik yang kerap kali muncul dalam karya sastra yang berhubungan dengan budaya adalah sistem kekerabatan masyarakat. Inilah yang dipilih leluhur suku Batak sebagai falsafah hidup dalam tatanan kekerabatan antara sesama yang bersaudara, dengan mora dan anak boru. Penelitian ini mengungkap bagaimana Dalihan Na Tolu membentuk identitas sosial kekerabatn dan budaya masyarakat Batak. Makna yang terkandung dalam Dalihan na Tolu dalam sosiologi sastra mencerminkan struktur sosial dan nilai-nilai budaya masyarakat Batak.
PENGARUH KEBIASAAN BAHASA GAUL TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS BAHASA INDONESIA YANG BENAR Silaban, Desclaudia; Silva, Silva; Harahap, Safinatul Hasanah
SECONDARY: Jurnal Inovasi Pendidikan Menengah Vol. 5 No. 4 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/secondary.v5i4.7332

Abstract

Students' habit of using slang impacts their ability to write Indonesian correctly. Teenagers use slang extensively in everyday interactions and on social media. However, excessive use is feared to negatively impact students' ability to write according to standard Indonesian language rules. This study was conducted using a quantitative approach and designed as a descriptive survey. The study sample consisted of fifty randomly selected high school students. Data were collected using a slang habits questionnaire and an Indonesian writing test. The results showed that the more slang students used, the more likely they were to make writing errors, both in terms of spelling, vocabulary, and sentence structure. Furthermore, data analysis indicated that formal reading and writing practice is crucial as a balancing factor that can mitigate the impact of slang. This study concluded that slang is not inherently bad, but it needs to be controlled through contextual awareness and consistent Indonesian language learning. It is hoped that these findings can help teachers, parents, and policymakers improve Indonesian language learning in the digital age. ABSTRAKKebiasaan siswa menggunakan bahasa gaul berdampak pada kemampuan mereka menulis bahasa Indonesia dengan benar. Remaja menggunakan bahasa gaul secara luas dalam interaksi sehari-hari dan di media sosial. Namun, penggunaan yang berlebihan dikhawatirkan akan berdampak negatif pada kemampuan siswa untuk menulis sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia standar. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan kuantitatif dan dirancang sebagaiĀ  survei deskriptif. Sampel penelitian terdiri dari lima puluh siswa sekolah menengah atas yang dipilih secara acak. Data dikumpulkan dengan menggunakan angket kebiasaan berbahasa gaul dan tes menulis bahasa Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak bahasa gaul yang digunakan siswa, semakin besar kemungkinan mereka melakukan kesalahan penulisan, baik dalam hal ejaan, kosa kata, maupun struktur kalimat. Selain itu, analisis data menunjukkan bahwa latihan membaca dan menulis formal sangat penting sebagai faktor penyeimbang yang dapat mengurangi dampak bahasa gaul. Penelitian ini menyimpulkan bahwa bahasa gaul tidak sepenuhnya buruk, tetapi perlu dikendalikan melalui kesadaran kontekstual dan pembelajaran bahasa Indonesia yang konsisten. Diharapkan temuan ini dapat membantu guru, orang tua, dan pembuat kebijakan memperbaiki pembelajaran bahasa Indonesia di era digital.