Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kadar Ferritin Serum Pada Penderita Infeksi M. Tuberculosis Umizah, Larasti Putri; Yuliandari, Neta; Utami, Enny Tri
Jurnal Ilmu Kedokteran dan Kesehatan Vol 11, No 12 (2024): Volume 11 Nomor 12
Publisher : Prodi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jikk.v11i12.18102

Abstract

M.Tuberculosis merupakan penyebab utama kematian dan kesakitan di negara-negara berkembang. Salah satu dari lima Negara dengan kasus tuberculosis paling banyak adalah Indonesia. Paru-paru merupakan organ yang rawan berhubungan dengan stress oksidatif yang diinduksi logam terkait dengan pertukaran udara dari luar tubuh dengan darah. Ferritin merupakan protein di dalam darah yang berperan penting dalam metabolisme zat besi sebagai pengikat zat besi. Ferritin juga merupakan depot zat besi di dalam tubuh. Indicator akurat dari total penyimpanan zat besi tubuh adalah kandungan ferritin dalam serum plasma, namun di lain sisi ferritin juga merupakan protein fase akut dan kadarnya akan meningkat pada kondisi peradangan dan infeksi seperti infeksi M.Tuberculosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar ferritin serum penderita M.Tuberculosis dibandingkan dengan control sehat. Deskriptif observational dan Crossectional merupakan rancangan dan pendekatan yang digunakan pada penelitian ini dengan menggunakan 30 sampel penderita M.Tuberculosis. Rata-rata kadar feritin serum pada pasien yang terinfeksi M. tuberkulosis adalah 115,83 ng/mL, sedangkan rata-rata kadar feritin pada kontrol sehat adalah 113,73 ng/mL, menurut temuan pada penelitian ini kadar feritin serum pada pasien yang terinfeksi M. tuberkulosis tidak berbeda dengan kontrol sehat, menurut hasil uji statistik (p<0,05).
Hitung Sel Eosinofil dan Imunoglobulin E Sebagai Penanda Biologis Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) Fardiah Tilawati; Sakdiah, Siti; Simanjuntak, James Perdinan; Mustopa, Raden; Yuliandari, Neta
Syntax Literate Jurnal Ilmiah Indonesia
Publisher : Syntax Corporation

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (413.694 KB) | DOI: 10.36418/syntax-literate.v7i12.11374

Abstract

Peningkatan jumlah penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) sudah menjadi permasalahan kesehatan yang semakin mengkhawatirkan terutama dalam masyarakat di dunia saat ini. Peningkatan terutama terjadi di negara berkembang yang memiliki proporsi risiko utama, perokok, yang masih tinggi. Studi ini mengamati potensi parameter pemeriksaan laboratorium hitung sel eosinofil yang sederhana untuk menilai potensinya sebagai penanda kondisi perkembangan PPOK. Dengan desain case control hasil uji tersebut dianalisis dengan membandingkan antar subjek yang belum pernah didiagnosis menderita PPOK namun memiliki kebiasaan merokok yang merupakan faktor risiko utamanya dengan subjek bukan perokok. Pengujian hitung sel eosinofil terhadap spesimen darah dan saliva adalah parameter yang dapat diterapkan dalam analisis laboratorium klinik untuk diagnosis berbagai kondisi alergi. Namun dalam analisis rutin pengujian tersebut tidak dilakukan terhadap spesimen saliva (air liur. Pengujian dilakukan terhadap parameter hitung sel eosinofil dan keberadaan Imunoglobulin E (IgE), baik pada spesimen darah maupun saliva sebagai bahan yang akan dianalisis. Hasil penelitian mendapatkan jumlah eosinofil dan IgE pada saliva dan darah lebih tinggi pada pasien PPOK dibandingkan dengan kontrol (Non PPOK perokok dan Non PPOK non perokok), sedangkan eosinofil dan IgE pada saliva dan darah juga lebih tinggi pada kelompok kontrol perokok dibandingkan dengan non perokok dengan perbedaan yang signifikan. Selain itu parameter jumlah eosinofil pada saliva serta IgE pada saliva dapat menggambarkan deteksi dini dari perjalanan penyakit PPOK dengan ditunjukkan dengan korelasi yang kuat antar parameter.