Claim Missing Document
Check
Articles

Found 12 Documents
Search

AN ANALYSIS OF INDONESIAN STUDENTS' PERCEPTIONS OF THE SEX RECESSION PHENOMENON IN EAST ASIA Pangestu, Cindy Eka Ananda; Khuluq, Arif Husnul
Mawaizh : Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosial Kemanusiaan Vol. 15 No. 2 (2024): Vol 15 No 2 (2024) : Islamic Society
Publisher : Faculty of Da’wa and Islamic Communication, State Institute for Islamic Studies of Syaikh Abdurrahman Siddik Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32923/maw.v15i2.4374

Abstract

Sexual recession is a significant issue in modern life. Modern society has undergone several shifts in its perspectives on marriage. In several non-Muslim majority countries, marriage is no longer deemed appropriate for contemporary lifestyles. This study aims to investigate the phenomena of sexual recession by analyzing the perspectives of Indonesian students on marital issues in East Asia and how these issues may influence their attitudes toward marriage. It also seeks to explore the students' apprehensions over marriage. This research qualifies as descriptive qualitative research. The data was collected through interviews with 32 students, consisting of 16 women and 16 men, from various major cities on the island of Java, including Surabaya, Yogyakarta, and DKI Jakarta. The research shows that Indonesian students' perspectives on this matter are influenced by different factors such as socio-cultural aspects of East Asian society, religion, financial economics, technology, and demographics. This issue significantly influences the tendency of Indonesian students to postpone marriage. Conversely, some students remain unaffected due to their excellent perception of marriage, religious values, and Indonesian societal norms. Male students express several concerns about marriage, including financial stability, family leadership skills, and uncertainty about the future. Female students find their partner's demeanor, poor self-confidence, and acceptance of their partner's family challenging.
Fenomena Kawin Lari Akibat Adat Belis, Faktor Penyebabnya dan Implikasinya Terhadap Keharmonisan Rumah Tangga Studi Kasus Kecamatam Kelubagolit Flores Timur NTT Yusuf, Choirun Nissa; Khuluq, Arif Husnul
Al-Usariyah: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 3 No 1 (2025): AL-USARIYAH: JURNAL HUKUM KELUARGA ISLAM
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/al-usariyah.v3i1.834

Abstract

ABSTRACT Eloping is the act of bringing a woman without permission with the aim of living together or getting married and avoiding obligations in marriage customs, such as giving a belis. Belis is elephant tusk that must be given by the groom's family to the bride's family as a condition for marriage. Eloping is a tradition that is still carried out by the people of Kelubagolit District on Flores Island, NTT, Indonesia. This research adopts a qualitative approach with a case study type. The main aim of this research is to analyze and reveal the phenomenon of elopement caused by the influence of the belis custom, the factors that encourage it, and its impact on household harmony in the Kelubagoli District community. The results of this research show: (1) The phenomenon of elopement in the people of Kelubagolit District is a tradition to avoid traditional obligations, especially giving belis. However, marriages carried out through elopement are carried out legally according to religious and state law. (2) The occurrence of eloping is partly due to low economic conditions, the high price of belis according to women's social status, and difficulties in obtaining belis. (3) The phenomenon of elopement in the people of Kelubagolit District has an impact on household harmony, namely positive impacts in the form of growing feelings of love between the two partners, a strong sense of caring for each other and belonging to each other, and negative impacts such as feeling guilty towards the partner, triggering arguments, economic uncertainty, and trigger divorce. Keywords: marriage; eloping ; belis ABSTRAK Kawin lari adalah perbuatan membawa perempuan tanpa izin dengan tujuan untuk hidup bersama atau menikah dan menghindari kewajiban dalam adat perkawinan, seperti pemberian belis. Belis adalah gading gajah yang harus diberikan oleh keluarga mempelai laki-laki kepada keluarga mempelai perempuan sebagai syarat dalam pernikahan. Kawin lari merupakan tradisi yang masih dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Kelubagolit di Pulau Flores, NTT, Indonesia. Penelitian ini mengadopsi pendekatan kualitatif dengan jenis studi kasus. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan mengungkap fenomena kawin lari yang disebabkan oleh pengaruh adat belis, faktor-faktor yang mendorongnya, serta dampaknya terhadap keharmonisan rumah tangga di masyarakat Kecamatan Kelubagoli. Hasil dari penelitian ini menunjukan: (1) Fenomena kawin lari pada masyarakat Kecamatan Kelubagolit merupakan tradisi untuk menghindari kewajiban adat, terutama pemberian belis. Meskipun demikian, pernikahan yang dilakukan melalui kawin lari dilakukan secara sah menurut hukum agama dan negara. (2) Terjadinya kawin lari antara lain karena rendahnya kondisi ekonomi, tingginya harga belis sesuai status sosial perempuan, serta kesulitan dalam memperoleh belis. (3) Fenomena kawin lari pada masyarakat Kecamatan Kelubagolit memiliki dampak terhadap keharmonisan rumah tangga yaitu dampak positif berupa, menumbuhkan rasa cinta antara kedua pasangan, kuatnya rasa saling menjaga dan memiliki sesama pasangan, dan dampak negatif seperti merasa bersalah terhadap pasangan, memicu terjadinya pertengkaran, ketidakpastian ekonomi, dan memicu terjadinya perceraian. Kata Kunci: perkawinan; kawin lari; belis
PERAN KELUARGA MUSLIM DALAM MENCEGAH PENYIMPANGAN SEKSUAL (LGBT) PADA REMAJA DI KABUPATEN NATUNA Andani, Rizqi Putri; Khuluq, Arif Husnul
Al-Usariyah: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 1 No 2 (2023): AL-USARIYAH: JURNAL HUKUM KELUARGA ISLAM
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/al-usariyah.v1i2.410

Abstract

LGBT merupakan bentuk penyimpangan orientasi seksual pada manusia. LGBT banyak dijumpai di kalangan remaja yang mana seseorang masih labil, mudah terpengaruh, dan sedang mencari jati dirinya. Keberadaan keluarga muslim diharapkan menjadi tameng bagi anggotanya untuk tetap pada koridor agama yang benar dan menjauhi penyimpangan sosial. Kabupaten Natuna merupakan salah satu kabupaten terluar Indonesia. Berkembangnya fasilitas pendidikan serta sarana komunikasi di daerah ini memudahkan masyarakat terutama para remaja untuk mengakses apapun dari media sosial, termasuk isu mengenai LGBT. Penelitian ini bertujuan untuk; (1) menganalisis dan menemukan pandangan remaja di Kabupaten Natuna tentang LGBT, (2) menganalisis dan menemukan peran keluarga muslim dalam mencegah LGBT pada remaja di Kabupaten Natuna, (3) menganalisis dan menemukan tinjauan hukum Islam mengenai LGBT. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis. Informan dalam penelitian ini adalah para remaja dan orang tua di Kabupaten Natuna. Teknik pengambilan data yaitu dengan wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) LGBT merupakan suatu ketidaknormalan, ketidakwajaran, dan bukan sebuah pilihan, (2) peran keluarga dalam mencegah LGBT pada remaja yaitu dengan menanamkan nilai agama pada anak sejak dini, bersahabat dengan anak, dan menjadi teladan terbaik bagi anak, (3) LGBT dilarang oleh syariat dan lebih keji dari pada zina. Kata Kunci: LGBT; Remaja; Keluarga Muslim.
POLA KOMUNIKASI PASANGAN DALAM MEMBANGUN KEHARMONISAN KELUARGA: (Studi Kasus pada Aktivis Mahasiswa STDI Imam Syafi’i Jember) Ashari, Winning Son; Ramadhan, Abdul Rahman; Khuluq, Arif Husnul
Al-Usariyah: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 2 No 2 (2024): AL-USARIYAH: JURNAL HUKUM KELUARGA ISLAM
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/al-usariyah.v2i2.702

Abstract

Komunikasi  merupakan kebutuhan fundamental  dalam upaya membangun hubungan  keluarga yang harmonis.  Komunikasi yang baik antara pasangan dapat membangun kelangsungan hidup keluarga sekaligus menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan individu dalam keluarga tersebut.  Sebaliknya, komunikasi yang kurang baik akan memicu terjadinya konflik perkawinan. Kesibukan masing-masing anggota keluarga  menjadi  salah  satu  penyebab kurangnya  hubungan  yang  harmonis  dan  berkurangnya    komunikasi  efektif dalam keluarga.  Hal ini lah yang sangat mungkin dialami oleh para aktivis mahasiswa STDI Imam Syafi’i Jember yang telah menikah. Kesibukan yang tinggi tersebut dapat menyebabkan kurangnya waktu dan perhatian yang cukup terhadap pasangan, sehingga mengganggu komunikasi bersama istri. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, survei dan wawancara. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan menemukan hambatan yang dihadapi dalam komunikasi serta pola komunikasi pasangan suami-istri aktivis mahasiswa STDI Imam Syafi’i Jember dalam membangun keharmonisan keluarga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hambatan dalam komunikasi pasangan suami-istri mahasiswa aktivis STDI Imam Syafi’i Jember meliputi frekuensi komunikasi yang kurang, dan timbulnya kesalahpahaman. Adapun pola komunikasi pasangan suami-istri aktivis mahasiswa STDI Imam Syafi’i Jember dalam membangun keharmonisan keluarga antara lain saling terbuka, deep talk, dukungan emosional, dan komunikasi efektif di waktu yang ada. Kata Kunci: pola, komunikasi, mahasiswa, harmonis, keluarga.
Implementasi Hak dan Kewajiban Suami Istri terhadap Pernikahan Jarak Jauh Athifah, Najla Aliyah; Khuluq, Arif Husnul
SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum Vol 7 No 2 (2023)
Publisher : Fakultas Syariah IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/sangaji.v7i2.1830

Abstract

Terjadinya akad nikah yang sah memiliki konsekuensi, di antaranya hak dan kewajiban sebagai suami dan istri. Pernikahan yang dilangsungkan saat menempuh masa studi menuntut pasangan untuk tetap dapat menjalankan hak dan kewajibannya sebagai pasangan suami dan istri sekaligus sebagai seorang pelajar. . Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan gabungan antara pendekatan lapangan (field research) dan pendekatan kepustakaan (library research). Hasil penelitian ini adalah Islam sangat memperhatikan hak dan kewajiban suami istri dan keharusan untuk saling berusaha untuk memenuhi hak dan kewajiban tersebut, kemudian banyak usaha yang dilakukan oleh pasangan suami istri yang melakukan pernikahan jarak jauh untuk memenuhi hak dan kewajiban walaupun masih ada beberapa hak dan kewajiban yang tidak atau kurang terpenuhi disebabkan oleh terpisahnya jarak antara suami dan istri dan disibukkan oleh kegiatan masing-masing sebagai pelajar. Menurut hasil penelusuran terhadap penelitian-penelitian yang terdahulu, sejauh ini belum ada penulis yang meneliti mengenai implementasi hak dan kewajiban suami istri saat menempuh pendidikan terhadap pernikahan jarak jauh secara khusus.
LEGALITAS PERNIKAHAN BEDA AGAMA (STUDI ANALISIS TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO.1400K/PDT/1986) permata, Rahma salsabila; Khuluq, Arif Husnul
SANGAJI: Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum Vol 8 No 2 (2024)
Publisher : Fakultas Syariah IAI Muhammadiyah Bima

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52266/sangaji.v8i2.2720

Abstract

Perkawinan memiliki keterkaitan yang sangat kuat dengan agama atau kepercayaan sehingga aturan agama menjadi patokan terhadap keabsahan suatu perkawinan selama tidak bertentangan dengan Undang-Undang atau tidak ditentukan lain dalam Undang-Undang. Pada tahun 1986 Hakim Mahkamah Agung mengabulkan permohonan perkawinan beda agama yang dijukan oleh Andy Vanny Gani P dengan pertimbangan bahwa pemohon tidak lagi tunduk terhadap agamanya (in case islam) serta adanya kekosongan hukum atas kebolehan dan larangan perkawinan beda agama. Penelitian ini mengggunakan pendekatan Kualitatif dengan jenis penelitian Hukum Normatif. Hasil penelitian yang didapat dalam penelitian ini bahwa dasar hakim mengabulkan perkawinan beda agama pada tahun 1986 ialah adanya kekosongan hukum mengenai perkawinan beda agama pada saat itu. Pada akhirnya pada 7 juli 2023 Mahkamah Agung menerbitkan surat edaran nomor 2 tahun 2023 yang dapat menjawab bahwasanya perkawinan beda agama di Indonesia dilarang sehingga peraturan ini dapat menutup celah hukum yang tidak mengatur dengan tegas mengenai perkawinan beda agama di Indonesia.
Implikasi Narsisme pada Wanita terhadap Pemilihan Pasangan dalam Perspektif Hukum Keluarga Islam: Studi Kasus pada Pengguna Aktif Instagram Halizah, Alifian Nur; Khuluq, Arif Husnul; Hilwa, Hilwa; Ni’am , Wilda Maulidatun
Al-Usariyah: Jurnal Hukum Keluarga Islam Vol 3 No 2 (2025): AL-USARIYAH: JURNAL HUKUM KELUARGA ISLAM
Publisher : Sekolah Tinggi Dirasat Islamiyah Imam Syafi'i Jember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37397/al-usariyah.v3i2.871

Abstract

Penelitian ini mengkaji fenomena kecenderungan narsisme pada wanita dan pengaruhnya terhadap prefensi dalam pemilihan pasangan, melalui pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus pada wanita pengguna aktif sosial media Instagram. Penelitian ini mengungkap bahwa narsisme secara signifikan mempengaruhi prefensi dan kriteria dalam memilih pasangan. Beberapa faktor yang teridentifikasi memiliki kontribusi seperti adanya kesulitan menerima kritik, merasa mudah kecewa, serta kebutuhan yang tinggi terhadap validasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita narsisme cenderung menginginkan pasangan yang memiliki kesabaran yang tinggi, tidak mudah mengkritik, dapat memberikan apresiasi verbal, serta dukungan emosional secara konsisten. Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi pada pemahaman yang lebih komprehensif mengenai peran kecenderungan narsisme dalam dinamika interpersonal, khususnya dalam konteks pernikahan bagi individu yang hendak menikah untuk melakuakan evaluasi diri dan pasangan secara lebih objektif, seta bagi pasangan yang telah menikah dalam mengelola dan memberikan solusi pada masalah. Melalui pemahaman tentang dinamika narsisme diharapakan pasangan dapat mengembangkan pendekatan yang tepat untuk membangun hubungan yang lebih sehat, dan harmonis dalam pernikahan.Kata kunci: narsisme; kriteria; pemilihan pasangan  
ANALISIS KONSUMSI KOMIK DIGITAL TERHADAP PERSEPSI PASANGAN IDEAL OLEH PENGGUNA MUSLIM Husna, Azizah Nur; Khuluq, Arif Husnul
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 19 No 2 (2025): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsut.v19i2.2450

Abstract

Abstract: The digitalization of media has significantly transformed information consumption preferences among Muslim communities, including the rising trend of digital comic readership across diverse age groups and genders. Digital comics have evolved beyond mere entertainment platforms to become influential agents in shaping social and relational constructs among Muslim users. This study aims to examine the implications of digital comic consumption on the perception of ideal partners among Muslim readers. Employing a qualitative research design with a descriptive analytical approach, data were collected through observation and in-depth interviews with 42 Muslim informants who actively engage with digital comics. The findings reveal four primary motives underlying digital comic consumption: information seeking, personal identity formation, social integration and interaction, and entertainment. The dominant genres consumed by Muslim users include action, romance, slice of life, fantasy, and royalty-themed narratives. Character representations and portrayals of ideal relationships within digital comics have the potential to positively influence users’ perceptions of ideal partners, including the reinforcement of positive values and character traits, integration of Islamic principles into partner preferences, formulation of realistic criteria for ideal partners, encouragement of self-reflection and understanding, and enhancement of media literacy and critical attitudes. Conversely, this trend may also yield negative implications, such as the formation of unrealistic partner expectations, decreased personal productivity, diminished real-world socialization skills, and adverse effects on physical and psychological well-being. This study contributes to a deeper understanding of the role of digital media in shaping relational constructs and ideal partner values within Muslim communities. Keywords: Analysis, Digital comics, Perception, Muslim, Ideal partner.
DAMPAK KOREAN WAVE TERHADAP KRITERIA MEMILIH PASANGAN HIDUP PADA PENGGEMAR MUSLIM (Studi Kasus Penggemar K-pop di Lampung) Irawan, Yufitri Syafia; Khuluq, Arif Husnul
Al-Mabsut: Jurnal Studi Islam dan Sosial Vol 18 No 2 (2024): SEPTEMBER
Publisher : Institut Agama Islam Ngawi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56997/almabsutjurnalstudiislamdansosial.v18i2.1528

Abstract

South Korean culture is highly popular in many countries nowadays, including Indonesia. Slowly, the Korean Wave has shaped popular culture, influencing the thoughts and habits of its fans. This study aims to understand the impact of Muslim fans’ interest in K-Pop culture on their criteria for selecting a partner, specifically in Lampung. The researcher used a qualitative method with a case study approach, collecting data through interviews and observations. The research results show that enthusiasm and love for K-Pop affect the habits and thoughts of Muslim fans, particularly in partner selection criteria. The biggest impact of the Korean Wave on Muslim K-Pop fans in Lampung is related to partner characteristics, appearance, and physical attributes due to the portrayal of idealized idol traits. Simultaneously, Muslim fans still consider criteria set by Islam, such as religious values, good character, and assessing economic background, lineage, family, and educational background of potential partners.” Keywords: Korean Wave; Popular Culture; Partner Criteria; K-Pop.
The role of husband and wife in managing family finances from the perspective of maqashid sharia Khuluq, Arif Husnul; Ashari, Winning Son; Haq, Yusdi
Asy-Syari’ah : Jurnal Hukum Islam Vol. 11 No. 1 (2025): Asy-Syari'ah: Jurnal Hukum Islam, Januari 2025
Publisher : LP3M Universitas Islam Zainul Hasan Genggong

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55210/assyariah.v11i1.1921

Abstract

Every married couple certainly wants harmony and happiness from their marriage. However, in reality, marriages often fail to realize these noble goals, and end in divorce. One of the most common causes of divorce is economic factors. The good role of husband and wife in managing family finances is expected to be part of the solution to these problems. Islam has noble goals in its legal regulations (maqashid sharia), including those related to marriage. This study was conducted with the aim of analyzing how good the role of husband and wife is in managing family finances from the perspective of maqashid sharia to realize the desired harmony and happiness. This research is a literature review, and uses library research as a data collection method, using maqashid sharia theory as the analytical tool. The results of the study show that in order for the goals of marriage to be realized, husband and wife need to play an equal role and synergize with each other in managing family finances, both during planning, implementation and evaluation. How big each role is in managing family finances can vary from one family to another, depending on each family's expertise in financial management, but still by considering the husband's status as head of the household. Allocation of funds should be based on needs, not just following desires. The more urgent the need, the more worthy it is to be the reason for allocating funds. Likewise, it is necessary to weigh the priority scale when there is a contradiction between needs according to the maqashid sharia, so that financial management is successful, a harmonious family is realized and happiness in the world and in the hereafter is achieved which is desired by every human being.