Nadila, Tiya
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efektivitas terapi bermain puzzle terhadap perkembangan motorik halus anak usia prasekolah di Panti Asuhan Bussaina Bandar Lampung Nadila, Tiya; Novikasari, Linawati; Winarno, Rudi
JOURNAL OF Qualitative Health Research & Case Studies Reports Vol 4 No 2 (2024): December Edition 2024
Publisher : Published by: Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/quilt.v4i2.424

Abstract

Background: The growth and development of children in Indonesia requires serious attention, because delays in growth and development are still quite high, namely around 5-10% of children experience general delays. Children who receive targeted stimulation can develop more quickly than children who receive less stimulation. Therefore, providing stimulation is very important to optimize children's fine motor development. One way to overcome delays in fine motor development in preschool children is to learn through play. Puzzles are a type of game that improves thinking skills, makes it easier for children to remember and understand concepts, and increases children's creativity. Purpose: To determine the effectiveness of playing puzzles on the fine motor development of children aged 5-6 years. Method: This type of research uses descriptive qualitative research, this research uses descriptive research methods in the form of case studies with a Nursing Care approach, which includes assessment, nursing diagnosis, planning, implementation and evaluation. The research was conducted at the Bussaina Orphanage in Bandar Lampung in April-May 2024 on two patients, namely An. S and An. Y. Data analysis was carried out by comprehensive data collection. Data interpretation has two narrow and limited aspects, namely only the research questions answered by the data obtained. Result: The results of nursing data analysis on patient An.S who was only able to carry out 6 out of 20 fine motor assessments of toddlers so he was said to be experiencing growth and development disorders. Apart from that, patient An.Y also experienced growth and development disorders because he could only carry out 8 of the 20 assessments in the research conducted. After providing nursing care for 4 meetings, at the last meeting, patient An.S (49 months) showed enjoyment in playing puzzles and actively answering known pictures. In addition, the evaluation results of patient An.Y (50 months) show that it is now easier to play puzzles and participate in therapy actively and expressively. Conclusion: Puzzle games given to children aged 5 to 6 years have proven to be effective in improving children's fine motor development. Suggestion: It is hoped that the Bussaina Orphanage in Bandar Lampung can provide and utilize puzzle playing media to improve the fine motor development of children in the orphanage.   Keywords: Fine Motor Development; Preschool; Puzzle Play Therapy. Pendahuluan : Tumbuh kembang anak di Indonesia memerlukan perhatian serius, karena keterlambatan tumbuh kembang masih cukup tinggi yaitu sekitar 5-10% anak mengalami keterlambatan umum. Anak yang mendapat stimulasi tepat sasaran dapat berkembang lebih cepat dibandingkan anak yang mendapat stimulasi lebih sedikit. Oleh karena itu pemberian stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan perkembangan motorik halus anak. Salah satu cara mengatasi keterlambatan perkembangan motorik halus pada anak prasekolah adalah dengan belajar melalui bermain. Puzzle merupakan salah satu jenis permainan yang meningkatkan kemampuan berpikir, memudahkan anak mengingat dan memahami konsep, serta meningkatkan kreativitas anak. Tujuan : Untuk mengetahui efektivitas bermain puzzle terhadap perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun. Metode : Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif, penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dalam bentuk studi kasus dengan pendekatan Asuhan Keperawatan, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Penelitian dilakukan di Panti Asuhan Bussaina Bandar Lampung pada bulan April-Mei 2024 pada dua pasien yaitu An. S dan An. Y. Analisis data dilakukan dengan pengumpulan data secara menyeluruh. Penafsiran data mempunyai dua aspek yang sempit dan terbatas, yaitu hanya pada pertanyaan penelitian yang dijawab oleh data yang diperoleh. Hasil : Hasil analisa data keperawatan pada pasien An.S yang hanya dapat melakukan 6 dari 20 penilaian motorik halus balita sehingga dikatakan mengalami gangguan tumbuh kembang. Selain itu, pasien An.Y juga mengalami gangguan tumbuh kembang karena hanya dapat melakukan 8 dari 20 penilaian dalam penelitian yang dilakukan. Setelah menjalani asuhan keperawatan selama 4 pertemuan, pada pertemuan terakhir pasien An.S (49 bulan) menunjukkan rasa senang bermain puzzle dan dengan aktif menjawab gambar yang diketahui. Selain itu, hasil evaluasi pasien An.Y (50 bulan) menunjukkan sekarang lebih mudah memainkan puzzle dan mengikuti terapi dengan aktif dan ekspresif. Simpulan: Permainan puzzle yang diberikan kepada anak usia 5 sampai 6 tahun terbukti efektif dalam peningkatan perkembangan motorik halus anak. Saran: Panti Asuhan Bussaina Bandar Lampung diharapkan dapat menyediakan dan memanfaat media bermain puzzle untuk meningkatkan perkembangan motorik halus anak di panti.   Kata Kunci : Perkembangan Motorik Halus; Prasekolah; Terapi Bermain Puzzle.  
Edukasi gizi seimbang sejak dini pada anak prasekolah sebagai upaya pencegahan masalah stunting Djamaludin, Djunizar; Aryastuti, Nurul; Nadila, Tiya; Hidayanti, Sisca; Hasanah, Uswatun
JOURNAL OF Public Health Concerns Vol. 3 No. 4 (2023): JOURNAL OF Public Health Concerns
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerja sama dengan: Unit Penelitian dan Pengabdian Kep Akademi Keperawatan Baitul Hikmah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/phc.v3i3.315

Abstract

Introduction: The problem of stunting nutrition can not only be intervened in the first thousand days of life (1000 HPK) but can still be intervened at pre-school age to school age and adolescents so that the impact does not get worse to the next stage. Therefore, various efforts need to be made to prevent this nutritional problem from being overcome. One of the efforts that can be done is nutrition education to parents, children, and schools from an early age in the community. This educational activity is part of community service activities. Purpose: This counseling aims to increase the knowledge and attitudes of mothers, children, and teachers in the application of balanced nutritious food consumption in children from an early age. This is an effort to prevent and overcome sustainable stunting at school age in the Pinang Jaya Region. Method: The intervention method used to achieve this goal is interactive counseling using audio-visual counseling media. A total of 40 participants attended Results: After the counseling activities, it was found that all participants, both mothers and children, experienced an increase in knowledge related to the application of balanced nutrition in children's daily menus by an average of 80%. Conclusion: From the results of the counseling, it was concluded that there was a need for mentoring activities from the puskesmas to provide nutrition education to pre-school and school children as well as monitoring the nutritional status of children in schools so that children avoid nutritional problems and have good nutritional status.   Keywords: Children; Education; Stunting; Preschool.   Pendahuluan: Masalah gizi stunting tidak hanya dapat diintervensi pada seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) namun masih bisa dilakukan intervensi pada usia pra sekolah hingga usia sekolah dan remaja agar tidak semakin parah dampaknya ke tahap selanjutnya. Oleh karena itu, berbagai upaya perlu dilakukan untuk mencegah agar masalah gizi ini dapat diatasi. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah edukasi gizi kepada orangtua, anak, dan pihak sekolah sejak dini di masyarakat. Kegiatan edukasi ini merupakan bagian dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Tujuan: penyuluhan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu, anak, dan guru dalam penerapan konsumsi makanan bergizi seimbang pada anak sejak usia dini. Hal ini sebagai upaya mencegah dan mengatasi stunting yang berkelanjutan pada usia sekolah di Wilayah Pinang Jaya. Metode: Metode intervensi yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan penyuluhan interaktif menggunakan media penyuluhan audio visual. Sebanyak 40 peserta yang hadir Hasil: Setelah kegiatan penyuluhan diperoleh hasil bahwa seluruh peserta baik ibu, dan anak mengalami peningkatan pengetahuan terkait penerapan gizi seimbang pada menu harian anak dengan rata-rata sebesar sebesar 80%. Simpulan: Dari hasil penyuluhan disimpulkan bahwa perlu adanya kegiatan pendampingan dari puskesmas untuk memberikan edukasi gizi pada anak pra sekolah dan anak sekolah serta monitoring status gizi anak di sekolah agar anak terhindar dari masalah gizi dan memiliki status gizi yang baik.