Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KARYA ARSITEKTUR SEBAGAI PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (PKM) Nelly Fatmawati, Teungku; Budi Purnomo, Agus
Kocenin Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol. 4 No. 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Konsorsium Cendekiawan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) adalah kegiatan ahli seperti arsitek untuk mengabdikan keahliannya kepada masyarakat. Sebagai profesional arsitek kerja dan karya mereka dapat dianggap sebagai PKM. Tulisan ini menjelaskan berbagai karya arsitek yang bersifat tanpa imbalan (probono), tidak berdasarkan penugasan (non commissioned), dan sering tidak dibangun, yang pada dasarnya dapat dianggap sebagai sejenis PKM. Melalui tulisan singkat ini, bisa muncul suatu kesadaran baru di kalangan arsitek dan arsitektur tentang pentingnya akan PKM
STRATEGI PENGEMBANGAN WILAYAH BERKELANJUTAN KABUPATEN SUKABUMI MELALUI OPTIMALISASI POTENSI LOKAL: PENGELOLAAN PARIWISATA GURILAPS, PERTANIAN, DAN EKONOMI KREATIF Hartanti, Nurhikmah Budi; Fatmawati, Teungku Nelly; Punto, Wijayanto; Mohammad, Ischak; Christina, Sari
JURNAL PENELITIAN DAN KARYA ILMIAH LEMBAGA PENELITIAN UNIVERSITAS TRISAKTI Volume 10, Nomor 1, Januari 2025
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/pdk.v10i1.21711

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk merumuskan strategi pengembangan wilayah Kabupaten Sukabumi yang berkelanajutan dengan mengoptimalkan potensi lokal dalam pariwisata, pertanian, dan ekonomi kreatif melalui GURILAPS. Penelitian ini mengidentifikasi potensi Sukabumi yang meliputi keanekaragaman alam, hasil agrikultur, dan ekonomi kreatif, serta menganalisis masalah yang dihadapi dalam pengelolaannya dengan menggunakan metode deskriptif berbasis data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menggunakan pendekatan holistik untuk integrasi lintas sektor dapat membantu pembangunan berkelanjutan yang seimbang antara elemen ekonomi, sosial, dan lingkungan. Strategi utama untuk integrasi lintas sektor termasuk memperluas atraksi wisata berbasis alam dan budaya, meningkatkan infrastruktur pariwisata, membangun klaster industri lokal yang berbasis kreatif, dan menerapkan sistem pertanian berkelanjutan. Untuk mencapai tujuan pembangunan yang inklusif dan berdaya saing di seluruh dunia, penting untuk menerapkan prinsip keberlanjutan seperti efisiensi sumber daya, pemberdayaan masyarakat lokal, dan perlindungan lingkungan
PENGARUH MASSA BANGUNAN DAN POLA PEMBAYANGAN SEBAGAI DAMPAK PEMBANGUNAN GEDUNG BARU TERHADAP PELESTARIAN CAGAR BUDAYA NIAS Nelly Fatmawati, Teungku; Wijayanto, Punto; Immaculata Ririk Winandari, Maria; Nur Lailika, Alfiani
Vitruvian : Jurnal Arsitektur, Bangunan dan Lingkungan Vol 15, No 2 (2025)
Publisher : Universitas Mercu Buana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22441/vitruvian.2025.v15i2.002

Abstract

Pembangunan gedung baru di kawasan cagar budaya dapat menimbulkan tantangan dalam menjaga keseimbangan antara kebutuhan modernisasi dan pelestarian warisan sejarah. Penelitian ini mengkaji dampak pembangunan Gedung Health Science Universitas Airlangga terhadap Gedung NIAS, yang merupakan bangunan cagar budaya nasional. Fokus utama penelitian adalah analisis pola pembayangan yang dihasilkan oleh gedung baru bertingkat tinggi (16 lantai) terhadap kondisi fisik bangunan cagar budaya di sekitarnya. Pembayangan dapat memberikan masalah krusial pada keberlanjutan material, keseimbangan iklim mikro, serta kelangsungan nilai visual dan historis bangunan bersejarah. Paparan sinar matahari yang tidak seimbang akibat pembayangan berlebih dapat meningkatkan kelembaban, memicu pertumbuhan jamur, pengelupasan cat, serta mempercepat kerusakan struktural. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan simulasi pembayangan menggunakan Curic Sun pada perangkat lunak SketchUp. Analisis dilakukan sepanjang tahun 2024 pada 5 (lima) sesi waktu (08.00, 10.00, 12.00, 14.00, dan 16.00 WIB). Temuan menunjukkan bahwa bangunan dengan kategori signifikansi istimewa mengalami pembayangan tambahan yang signifikan, terutama pada bulan April. Kondisi ini dapat mempengaruhi ketahanan material dan mempercepat degradasi elemen arsitektural, sehingga menegaskan pentingnya evaluasi pembayangan dalam rencana pembangunan di kawasan cagar budaya.
Analisis Konektivitas Pejalan Kaki dan Entropi Tata Guna Lahan pada Lima Simpul Transit di Kawasan TOD Dukuh Atas, Jakarta Pusat Fatmawati, Teungku Nelly; Agus Budi Purnomo; Punto Wijayanto
Jurnal Lingkungan Binaan Indonesia Vol. 14 No. 3 (2025): JLBI
Publisher : Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32315/jlbi.v14i3.493

Abstract

Kawasan Transit Oriented Development (TOD) Dukuh Atas mencakup lima simpul transit: Stasiun KRL Sudirman, BNI City, MRT Dukuh Atas, LRT Dukuh Atas, dan BRT TransJakarta Bundaran HI. Penelitian ini bertujuan menganalisis konektivitas pejalan kaki melalui pengukuran rata-rata waktu dan jarak tempuh dari tiap simpul transit kesepuluh fungsi lahan dalam radius 800 meter dari simpul transit, serta mengevaluasi tingkat keberagaman tata guna lahan menggunakan entropi. Penelitian ini juga bertujuan untuk melihat keterkaitan antara konektivitas simpul transit dengan keberagaman tata guna lahanĀ  pada kawasan TOD Dukuh Atas, Jakarta. Data penelitian ini dikumpulkan dari Google Maps. Hasil menunjukkan waktu dan rata-rata jarak jalan kaki ke simpul transit (konektivitas) terpendek terdapat di sekitar simpul transit KRL Sudirman (6,58 menit; 490,75 m), dan keberagaman tata guna lahan (entropi) tertinggi ada di kawasan simpul transit BRT TransJakarta Bundaran HI (SE = 0,957}. Berdasarkan model Node-Place Bertolini, simpul BRT TransJakarta Bundaran HI dikategorikan sebagai Stressed area, LRT Dukuh Atas sebagai Dependence node, BNI City sebagai Unbalanced Place, serta KRL Sudirman dan MRT Dukuh Atas sebagai Unbalanced Nodes.