Claim Missing Document
Check
Articles

Pengoptimalan estetika desain fasad dengan fungsi utama dan penunjang pada gedung serbaguna UNDIP Mei, Irfan Riswan; Winandari, Maria Immaculata Ririk; Handjajanti, Sri
JURNAL ARSITEKTUR PENDAPA Vol 4, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Widya Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37631/pendapa.v4i1.232

Abstract

Sebuah kawasan sudah seharusnya memiliki karakter tersendiri yang khas. Hal yang sama berlaku juga untuk kawasan pendidikan. Salah satu cara untuk mencapai karakter khas tersebut melalui optimalisasi fasad bangunan. Gedung serbaguna UNDIP direncanakan bertaraf internasional sehingga memerlukan desain fasad yang optimal. Desain tersebut sudah seharusnya menyesuaikan dengan lingkungan sekitar namun terlihat modern. Perencanaan Gedung Serbaguna di kawasan tersebut memperhatikan faktor perkembangan kawasan UNDIP dengan mempertimbangkan penambahan fungsi, kegiatan, dan kapasitas. Paper ini mengeksplorasi estetika desain fasad bangunan setempat yang sesuai untuk diterapkan di Gedung serbaguna UNDIP. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan desain fasad yang optimal. Variable yang dieksplorasi meliputi atap bangunan, kolom, dan ornament kaca. Hasil menunjukkan bahwa setiap sisi bangunan harus memiliki fasad sesuai bangunan sekitar. Kesesuaian tersebut meliputi atap pelana, kolom soko guru, ornament kaca dengan desain cembung.
KONSEP ARSITEKTUR POST-MODERN DI FASAD BANGUNAN KASUS: TEATER TAMAN ISMAIL MARZUKI, CIKINI Putra, Maharjuno Erlanda; Winandari, Maria Immaculata Ririk; Handjajanti, Sri
Jurnal Ilmiah Desain & Konstruksi Vol 20, No 1 (2021)
Publisher : Universitas Gunadarma

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35760/dk.2021.v20i1.2905

Abstract

Kawasan Taman Ismail Marzuki merupakan Kawasan budaya pendidikan dan kesenian di Cikini yang memiliki nuansa bangunan kolonial yang kuat pada area sekitar Kawasan. Kawasan tersebut telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai Pusat Kesenian Jakarta. sebagai bangunan yang berada di wilayah Pusat Kesenian Jakarta, Terdapat permasalahan pada fasad bangunan teater Taman Ismail Marzuki seperti fasad bangunan kurang merepresentasikan arsitektur khas Jakarta. Konsep Arsitektur Post-Modern yang menerapkan elemen historis dan sifat modernisme dapat dikatakan sebagai solusi dalam menanggapi permasalahan yang terdapat pada Kawasan. Paper ini mengeksplorasi konsep post-modern yang dapat di terapkan di bangunan baru kawasan Taman Ismail Marzuki. Dalam pengumpulan data, metode kualitatif exploratif digunakan untuk mendapatkan elemen post-modern yang cocok untuk bangunan baru di Kawasan tersebut. Variabel yang digunakan terdiri dari atap, penggunaan material, pewarnaan, dan ornamentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa atap post-modern pada kawasan Cikini dapat berupa atap arsitektur neoklasik yang berbentuk kubah yang memiliki keterkaitan elemen historis dengan arsitektur neoklasik zaman kolonial Belanda. Penggunaan material dan pewarnaan menggunakan material modern dalam selubung bangunan penggunaan material utama seperti penggunaan material bata hebel dan curtain wall kaca untuk menimbulkan unsur modernisme pada bangunan dan menggunakan pewarnaan putih dengan perpaduan warna terracotta untuk membawakan suasana historis bangunan peninggalan kolonial Belanda di Jakarta. Penggunaan ornamentasi pada bangunan seperti ornamentasi garis-garis horizontal pada kolom neoklasik kolonial Belanda dan list atap untuk memperkuat kesan historis yang terdapat pada bangunan.
INSPIRASI ARSITEKTUR LOKAL TERHADAP BANGUNAN BUDAYA, KASUS DI CINA, NORWEGIA, DAN FINLANDIA UNTUK BANDUNG Faradila Faradila; Maria Immaculata Ririk Winandari; Sri Tundono
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 22, No 1 (2021): Maret 2021
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26905/jam.v1i1.4713

Abstract

ABSTRAK Bangunan seni dan budaya sudah seharusnya merepresentasikan kawasan setempat. Representasi tersebut dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan antara lain melalui arsitektur lokal atau setempat. Makalah ini mengeksplorasi arsitektur lokal yang digunakan untuk menginspirasi bangunan budaya di Cina, Norwegia, dan Finlandia serta penerapan dari ketiga kasus tersebut terhadap bangunan budaya di Bandung. Kasus studi terdiri dari tiga bangunan yaitu Flekkefjord Cultural Center di Norwegia, Shijiazhuang International Convention and Exhibition Center di Cina, dan Sami Cultural Center Sajos di Finlandia. Metode kualitatif melalui explorasi deskriptif terhadap ketiga kasus digunakan untuk mendapatkan inspirasi arsitektur lokal yang hasilnya diterapkan untuk bangunan budaya West Java Art and Cultural Center di Bandung. Variabel yang digunakan meliputi inspirasi bentuk tapak, inspirasi orientasi alam, dan inspirasi bentuk setempat yang dianalisis melalui gambar yang dibandingkan sebagai inspirasi bagi penerapan budaya di Bandung. Hasil memperlihatkan bahwa inspirasi arsitektur lokal dapat dilakukan melalui penyesuaian bentuk massa bangunan dengan bentuk tapak, penentuan arah hadap bangunan menghadap unsur alam di sekitar tapak serta pemilihan material yang mendukung orientasi atau arah hadap bangunan tersebut, dan penerapan bentuk lokal baik bangunan maupun pemilihan material yang sesuai dengan ketersediaan alam ke dalam bangunan. Hasil ini mendukung lokalitas bangunan modern di dalam kawasan dengan membawa unsur lokal dan alam ke dalam bangunan.     Kata kunci: arsitektur lokal, bandung, bangunan budaya. AbstractArt and cultural center building mostly represents their environment. Art and cultural building uses varios architecture approach to suites the building and its environment. This paper explores local architecture that inspiring cultural center building in China, Norway, and Finland, and also its applications on cultural building in Bandung. Study cases consist of Flekkefjord Cultural Center, Shijiazhuang International Convention and Exhibition Center, and Sami Cultural Center Sajos. Using descriptive exploration method to find the inspiration of local architecture that will be use on West Java Art and Cultural Center in Bandung. Variables that use to analys is the inspiration of shape of site, the inspiration of nature orientation, and the inspiration of local form that will be analized by picturescomparison as inspiration for cultural building in Bandung. The results show local architecture inspiration can be applied by adjust building mass shape to the shape of site, the definition of direction on the building to local elements and building material that can supported the orientation of the building, and using local form of the building or the election of building material that represents local nature. This result can showed the locality of modern building in site by adjust local dan nature element to the building.   Keywords: Local Architecture, Bandung, Cultural Center.
TIPOLOGI FASAD ARSITEKTUR TRADISIONAL MELAYU RIAU Nadhira Aurelia; Maria Immaculata Ririk Winandari; Julindiani Iskandar
Mintakat: Jurnal Arsitektur Vol 20, No 1 (2019): Maret 2019
Publisher : Architecture Department University of Merdeka Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (457.202 KB) | DOI: 10.26905/mj.v20i1.3240

Abstract

Arsitektur Melayu Riau memiliki keunikan yang terletak pada aspek-aspek yang selalu berkaitan dengan adat dan agama masyarakat Melayu. Arsitektur Melayu memiliki peran penting dalam pelestarian budaya Melayu Indonesia di Riau karena merupakan batas terluar Indonesia dengan negara Singapura dan Malaysia. Mayoritas hotel resort di Riau tidak memiliki karakteristik arsitektur melayu melainkan karakteristik bangunan yang lebih modern. Penelitian ini dilakukan dengan metode tipologi yaitu dengan cara pengelompokan berdasarkan tipe atau elemen arsitektur melayu pada hotel resort dari konteks arsitektur tradisional Melayu Riau. Elemen yang diteliti terdiri dari muka bangunan (Fasad) Rumah Melayu adalah bumbung (atap), dinding, pintu dan tingkap (jendela) yang disetiap elemennya dikategorikan kembali sesuai dengan peletakan dan bentuk nya. Elemen yang mendominasi Arsitektur Melayu Riau pada atap berupa atap layar, pada dinding menggunakan kayu kaset, pada pintu berupa pintu kayu dua daun, pada jendela berupa jendela jejarak dan pada ornament berupa kaluk pakis dan lebang gantung pada lisplank dan ventilasi. DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v20i1.3240
Rancangan Perumahan dan Interaksi Penghuni dengan Sekitar Studi Kasus : Perumahan Menengah Atas di Yogyakarta Maria Immaculata Ririk Winandari; Bambang Hari Wibisono; Achmad Djunaidi; Heddy Shri Ahimsa-Putra
Forum Teknik Vol 35, No 2 (2013)
Publisher : Faculty of Engineering, Universitas Gadjah Mada

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1577.093 KB)

Abstract

Upper middle-class housing has been growing fast in Yogyakarta, most of these being exclusive estate with limited acces. There has been curiosity that this condition minimizes interaction between in habitants of  housing estate and people in the surrounding area. Therefore, the purpose of this study was to examine the relatianshif  between housing layout, inhabitants’ interaction, and people in the surrounding area. The study was conducted in four Yogyakarta’s housing estate representhing the upper middle-class income community, they are Pertamina Complex Estate, Nandan Griya ldaman Estate, Griya lntan Permai Estate and Casa Grand Estate. The case study method was used to establish the relatianshif  between housing layout and inhabitants’ interaction through comparison of cases. The results of the study show that the number of  housing entrances, public, and commercial facilities as well as the obscure physical boundaries influence the interaction among inhabitants of  housing estate and people in the surrounding area. The high expectation of safety, security warranty, and the housing surveillance minimised the interaction between in habitants of  housing estates and people in the surrounding area eenwendfng ered. The design af the estates that enables local people to use the estates' facilities contributed to the increased interaction between inhabitants of  housing estate and people in the surrounding area.Keywords:  housing layout, public open space, interaction, upper midd/e-class, Yogyakarta
BANTEN LAMA LANDMARK BASED ON VISITORS PERCEPTION Sangiru Kasmo Suweko; Maria Immaculata Ririk winandari; Etty Retnowati Kridarso
International Journal on Livable Space Vol. 3 No. 2 (2018): Resilient Built Environment
Publisher : Jurusan Arsitektur - FTSP - Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/livas.v3i2.3168

Abstract

Old Banten Region is an area that is famous for trading at its time. Currently, related to the past glory this place turn into a religious tourist destination .There are still many relics of ancient buildings which show the image of the past glory as well as the element of the city image in Old Banten Region . This study has aim to explore the image of the city of Banten Lama based on visitors' visual perception. The research method uses visual perception method with a rating rating of 14 Landmarks (tetenger) selected based on case selection. Respondents consisted of 40 visitors. The results showed that the image of Banten Lama area based on visual perception of visitors was built based on the image of Banten Lama Great Mosque at 39.63%, Avalokitesvara Vihara 16.16% and Surosowan palace 9.76%. 
THE GUEST’S PREFERENCES OF THREE-STAR HOTEL ROOMS BASED ON VISUAL AND PHYSICAL PERCEPTION Nadya Nilafianty Prasetya; Maria Immaculata Ririk Winandari
International Journal on Livable Space Vol. 4 No. 2 (2019): MANAGING AND ACCOMMODATING LIVABILITY
Publisher : Jurusan Arsitektur - FTSP - Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/livas.v4i2.5529

Abstract

ABSTRACT The development of the tourism industry in Indonesia needs to be supported by appropriate facilities and infrastructure. Hotel as one of the supporting tourism in Indonesia has to be properly expanded. According to the data from Central Bureau of Statistics (BPS), the occupancy rate of star-rated hotels continues to increase over time. One of the factors affecting the customer's decision in choosing a hotel is its interior design. Interior elements consist of floor, wall, ceiling, and furniture. The wall element is one of the interior elements that are attractive to visitors. To find out the perception of hotel visitors, the author surveyed five three-star hotels in Jakarta. The five hotels are Maxone hotel in Matraman, Yellow Hotel in Harmoni, Lynt Hotel in Gambir, Park 5 Hotel and Swissbellinn both are located in Simatupang. The method used in this study is a mixed-method with a visual perception approach in the form of direct interviews and distributed questionnaires to 40 respondents. The results of the research show that several wall criteria of the hotel that are suitable for visitors among others are: bright wall colors and walls with soothing color schemes. Keywords: Guest’s preferences, hotel rooms, visual perception, wall design
PLACEMAKING IN TANAH ABANG: BETWEEN DIMENSIONS AND INTENSITY OF PEDESTRIAN WAYS Kariza Ayu Gayatri Sukasta; maria Immaculata Ririk winandari
International Journal on Livable Space Vol. 5 No. 1 (2020): QUALITY OF PLACE AND SPACE
Publisher : Jurusan Arsitektur - FTSP - Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/livas.v5i1.6364

Abstract

ABSTRACT Placemaking in pedestrian ways of a commercial area has its own characteristics, especially between central mode of transportation and shopping center. The area between Tanah Abang Station and “Blok A” Tanah Abang Market is bustling with variety of activities, especially temporary commercial activities by street vendors and hawkers as a form of placemaking. This paper explores the relationship between road dimensions and pedestrian intensity of placemaking that occurs along the pedestrian ways between the station and Blok A of The Market. The research method used is mixed method of quantitative data processing and qualitative analysis. Variables used include the dimensions of the pedestrian ways and pedestrian intensity on the path. Pedestrian ways’ dimensions cover the width and length of the pathway. Pedestrian intensity is measured by the amount, speed, and space of the pedestrian. Case studies include pedestrian ways on four streets, namely the Streets of Jatibaru Raya, Kebon Jati, Jatibaru 2, and Jatibaru 10. The results of the study show that all four streets have similar placemaking although they differ in dimensions and intensity. This shows the relationship between the dimensions of the road with the intensity of the road and it does affect the formation of place/placemaking. The narrower the width of the road and the shorter the length of the road, the higher the intensity of pedestrians, which is an indicator of the formation of placemaking in the pedestrian ways of Tanah Abang. Keywords: pedestrian way dimensions, pedestrian intensity, placemaking
PENGARUH IKLIM TERHADAP ELEMEN PELINDUNG SELUBUNG BANGUNAN DI RUSUNAWA TAMBORA JAKARTA Eka Saputra; Maria Immaculata Ririk Winandari; Julindiani Iskandar
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN Prosiding Seminar Nasional Cendekiawan 2017 Buku II
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.2166

Abstract

Bangunan hunian bertingkat tinggi seharusnya merespon iklim tropis di fasadbangunan. Respon tersebut dapat digunakan melalui penggunaan elemen pelindungsecara vertikal maupun horisontal untuk merespon panas matahari dan curah hujan yangtinggi. Penelitian ini dilakukan di Rusunawa Tambora, Jakarta Barat. Elemen pelindung dibangunan ini dianggap belum memenuhi kebutuhan penghuni. Paper ini mengekplorasibentuk elemen pelindung terhadap sinar matahari dan curah hujan, persepsi penghuni,serta bentuk elemen pelindung yang sesuai terhadap kondisi iklim tropis. Metode yangdigunakan adalah metode kualitatif deskriftif dengan objek penelitian adalah tiraihorisontal dan vertikal. Pengumpulan data dilakukan melalui survey, observasi, danwawancara yang didukung dengan studi pustaka terhadap 10 unit hunian sebagai sampelpenelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa balkon dan teritisan sebagai elemenpelindung di selubung bangunan menurut persepsi penghuni belum merespon panas dancurah hujan. Bentuk elemen pelindung yang paling mendukung kenyaman penghuni diorientasi timur /barat adalah dak teritisan dengan sirip vertikal di bagian depan. Di unityang berorientasi ke utara /selatan, bentuk elemen yang paling sesuai adalah dakteritisan.
BENTUK FASAD BANGUNAN PENDIDIKAN DI UIN 3 WALISONGO SEMARANG Anita Tita Yulita; Maria Immaculata Ririk Winandari; Sri Tundono
PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN PROSIDING SEMINAR NASIONAL CENDEKIAWAN 2018 BUKU I
Publisher : Lembaga Penelitian Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/semnas.v0i0.3334

Abstract

Bangunan pendidikan UIN Walisongo memiliki karakter Islami. UIN Walisongo merupakan salah satu universitas dengan pendirian fakultas-fakultas yang berlandaskan teori Islam.Yang dimana bangunan - bangunannya harus merepresentasikan Islam itu sendiri. Metode yang digunakan pada penulisan ini adalah metode deskriptif-komparatif. Penerapan penelitian komparatif dalam penulisan ini dengan cara membandingkan beberapa bangunan di UIN Walisongo,  yaitu gedung Rektorat, Fakultas Ilmu Tarbiyah, dan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Digunakan enam variabel dalam menganalisa keterkaitan hubungannya. Variabel yang digunakan yaitu, ornamen, warna, fasad, dan bukaan. Hasil penelitian menemukan bahwa fasad merupakan penggabunganelemen bukaan utama yang dirancangvertikal.Hasil temuan bukaan terdapatdua jenis, yaitu bukaan jendela yang teratur menurut sumbu-sumbunya dari bawah keatas dan bukaan kaca dengan penutup menggunakan ornamen. Ornamen mengambil bentukdari logo UIN Walisongo yang berupa lengkungan runcing atau portal. Warna fasad menggunakan dominan warna hijau, putih, dan abu-abu.
Co-Authors Achmad Djunaidi Akbar Rahman Alyfia, Tiara Putri Anashia Merliana Satriani Andre Mariano Dos Santos Belo Angelique Milleanda Anita Tita Yulita Anto Sudaryanto Anugrah Sabdono Sudarsono Ardilla Jefri Karista Arief Wahyu Nur Hidayat Arya Abieta Asniawaty Kusno Aurum Obe Titu Eki Aziiz, Akhlish Diinal Bambang Hari Wibisono Carolina Dwi Nugraheni Deasy Olivia Dedes Nur Gandarum Devina Pratisto Dwi Rachma Septiani Eka Saputra Eki, Aurum Obe Titu Enny Supriati Sardiyarso Enny Supriyati Sardiyarso Fairuz Satwiko Faradila Faradila Gandarum, Dedes Nur Gusti Bagus Ananda Handjajanti, Sri Hartono, Ebenezer Emanuel Heddy Shri Ahimsa-Putra Irfan Riswan Mei Ischak, Mohammad Iskandar, Juliandini Iskandar, Julindiani Isnen Fitri Juliandini Iskandar Kariza Ayu Gayatri Sukasta Kridarso, Etty Retnowati Kridarso, Etty Retnowati Lailika, Alfiani Nur Maghfira Inggita Dzikri Mayissa Anggun Pekerti Mberu, Yuliana Bhara Mediastika, Christina Eviutami Mei, Irfan Riswan Mohammad Ischak Nadhira Aurelia Nadya Nilafianty Prasetya Nelly Fatmawati, Teungku Ni Wayan Meidayanti Mustika Nur Lailika, Alfiani Olivia , Deasy Pekerti, Mayissa Anggun Pratiwi, Sri Novianthi Punto Wijayanto Punto Wijayanto Punto Wijayanto Punto Wijayanto Punto Wijayanto, Punto Putra, Maharjuno Erlanda Rachmansyah, Muhammad Raihan Rahmad, Dafa Al Ressy Jaya Yanti Ristya Arinta Safitri Rizka Drastiani Sangiru Kasmo Suweko Sangiru, Sangiru Satwiko Aryesti Maulana Septiani, Dwi Rachma Setiadi, Virginia Suryani Siti Sarah Kamilah Irfan Sitoresmi, Rurin Sri Handjajanti Sri Handjajanti Sri Novianthi Pratiwi Tundono, Sri Utami, Sentagi Sesotya Virginia Suryani Setiadi Viviana Khoerunnisa Baharessa Zulfi Aulia Rachman