BJ, Muhammad Facheruddin
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PELATIHAN PENILAIAN DAMPAK LINGKUNGAN SISTEM PRODUKSI BERDASARKAN LIFE CYCLE ASSESSMENT (LCA) DI DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN PANGKEP Indah, A. Besse Riyani; Handayani, Dwi; Syawalyani, Ugi Fitri; Samjas, Mutawakkil; Sakti, Fajriani; BJ, Muhammad Facheruddin
Jurnal Dinamika Pengabdian Vol. 10 No. 1 (2024): JURNAL DINAMIKA PENGABDIAN VOL. 10 NO. 1 OKTOBER 2024
Publisher : Departemen Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian UNHAS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20956/jdp.v10i1.35757

Abstract

Perkembangan industri di Indonesia yang pesat memberikan dampak positif terhadap perekonomian, tetapi juga berdampak negatif pada lingkungan akibat kurangnya perhatian pengelolaan limbah dari kegiatan produksi. Untuk mengurangi dampak buruk tersebut, penerapan konsep produksi bersih menjadi sangat penting. Life Cycle Assessment (LCA) merupakan pendekatan untuk mengevaluasi dan mengukur dampak lingkungan secara menyeluruh dari suatu produk sepanjang siklus hidupnya. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada Pengawas dan Analis Lingkungan di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pangkep dalam memahami, memonitoring, dan mengevaluasi dampak lingkungan perusahaan sesuai persyaratan PROPER Nasional, s Jurusan Teknik Mesin, Fakultas Teknik dan Informatika, Universitas Patria Artha.erta mendukung tercapainya beberapa poin Sustainable Development Goals. Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan metode transfer IPTEKS kepada pihak mitra (DLH).  Luarannya adalah kemampuan mitra dalam mengidentifikasi area perbaikan, tahapan siklus hidup penyebab dampak signifikan, melakukan penilaian dan evaluasi dampak lingkungan, menyampaikan hasil LCA, serta memberikan informasi berbasis data untuk pengambilan keputusan.  Selama kegiatan pengabdian dilakukan pengukuran tingkat pemahaman peserta pelatihan tentang LCA dengan membagikan kuesioner pra kegiatan dan pasca kegiatan. Dari hasil kuesioner pra kegiatan menunjukkan 90% peserta belum pernah mendengar dan mempelajari terkait LCA. Berdasarkan kuesioner pasca kegiatan menunjukkan bahwa 100% peserta sudah mengetahui penggunaan dan pemanfaatan LCA secara umum dalam melakukan penilaian dampak lingkungan. ABSTRACT The rapid industrial development in Indonesia has a positive impact on the economy, but also has a negative impact on the environment due to a lack of attention to waste management from production activities. To reduce these adverse impacts, the implementation of cleaner production concepts becomes very important. Life Cycle Assessment (LCA) is an approach to evaluate and measure the overall environmental impact of a product throughout its life cycle. This community service activity aims to provide knowledge to Environmental Supervisors and Analysts at the Pangkep Regency Environmental Service in understanding, monitoring, and evaluating the environmental impact of companies according to the requirements of the National PROPER, as well as supporting the achievement of several Sustainable Development Goals points. This community service activity is carried out using the Science and Technology transfer method to the party (DLH). The expected outcomes are the ability of partners to identify areas for improvement, life cycle stages that cause significant impacts, conduct environmental impact assessments and evaluations, convey LCA results, and provide data-based information to support decision-making. During the community service activity, the level of understanding of the training participants about LCA was measured by distributing pre-activity and post-activity questionnaires. The results of the pre-activity questionnaire showed that 90% of participants had never heard of or studied LCA. Based on the post-activity questionnaire, it showed that 100% of participants were aware of the general use and utilization of LCA in conducting environmental impact assessments. Keywords: Life cycle assessment, production system, environmental impact, product life cycle.
DAMPAK KEBOCORAN RISER WALL TUBE TERHADAP PRODUKSI ENERGI DAN KERUGIAN KWH PADA SISTEM PEMBANGKIT LISTRIK: STUDI KASUS PLTU XYZ UNIT 1 Ikram Kido, Muhammad; Zainuddin, Muhammad; Halim, Abdul; Ilahi Rahmadhani, M. Anis; Qurrata A’yun, Padhlani; Ikhlasul Amal, Mujahid; Ismail; Riyani Indah, A. Besse; BJ, Muhammad Facheruddin
Machine : Jurnal Teknik Mesin Vol 11 No 2 (2025): Machine : Jurnal Teknik Mesin
Publisher : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknik Universitas Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33019/5py2m660

Abstract

Kebocoran pada riser wall tube merupakan salah satu permasalahan utama pada boiler pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) karena berperan vital dalam proses pembentukan uap sehingga kegagalannya berdampak langsung pada kinerja termodinamika dan kontinuitas operasi pembangkit. Penelitian ini menganalisis kasus kebocoran riser wall tube di PLTU XYZ Unit 1 dengan membandingkan kondisi operasional sebelum dan sesudah kejadian. Data menunjukkan penurunan beban dari 49,3 MW menjadi 40 MW, penurunan tekanan uap utama dari 8,6 MPa menjadi 8,13 MPa, serta penurunan temperatur uap dari 536 °C menjadi 530 °C. Selain itu, tekanan furnace meningkat signifikan dari -214 Pa menjadi 2500 Pa, sedangkan tekanan windbox naik dari 12,3 kPa menjadi 17,5 kPa. Kondisi ini diikuti penurunan efisiensi boiler dari 88% menjadi 80% dan peningkatan konsumsi bahan bakar. Hasil perhitungan menunjukkan total kerugian energi sebesar 5.968.095 kWh dengan nilai kerugian finansial mencapai Rp 4.243.613.949, menegaskan bahwa kebocoran riser wall tube tidak hanya menurunkan performa teknis pembangkit tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan. Penelitian ini menyimpulkan bahwa penerapan strategi predictive maintenance, inspeksi rutin dengan metode non-destructive test (NDT), serta monitoring real-time parameter operasi menjadi langkah penting untuk meningkatkan keandalan, memperpanjang umur komponen kritis, dan meminimalkan risiko kerugian akibat kebocoran serupa di masa mendatang.