Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Pengaruh Pengaruh Media Audiovisual terhadap Tingkat Pemahaman Siswa tentang Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia Ririnisahawaitun; Basuni, Hikmah Lia; Khairari, Nandang DD; Farlina, Baiq Fina; Junardi, Hariawan
ProHealth Journal Vol 19 No 2 (2022): December
Publisher : STIKes Hamzar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59802/phj.202219293

Abstract

Teknologi merupakan sarana pendidikan yang dapat mempengaruhi perkembangan ilmu pengetahuan, termasuk teknologi berupa media audiovisual yang digunakan untuk meningkatkan pemahaman siswa pada pelajaran Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia. Kegagalan dalam pemahaman belajar Anatomi Fisiologi Tubuh Manusia bagi siswa sekolah kesehatan bisa berdampak buruk dalam menentukan tindakan keperawatan di klinik.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh media audiovisual terhadap tingkat pemahaman siswa tentang anatomi fisiologi tubuh manusia di SMK Kesehatan Hamzar Bayan Kabupaten Lombok Utara. Penelitian ini adalah penelitian quasy experiment dengan desain non-equivalent control group design. Sampel penelitian sebanyak 44 siswa diambil dengan menggunakan total sampling, yang kemudian dibagi menjadi 22 siswa sebagai kelas kontrol dan 22 siswa sebagai kelas eksperimen. Kelas eksperimen diberikan materi dengan media audiovisual, sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan buku paket. Pemahaman siswa dinilai dengan kuesioner yang telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Hasil penelitian didapatkan, setelah dilakukan intervensi, tingkat pemahaman siswa kelompok eksperimen sebagian besar pada kategori pemahaman baik sebanyak 18 siswa (81,2%), sedangkan pemahaman siswa kelompok kontrol sebagian besar pada kategori kurang baik sebanyak 15 orang (68,2%). Berdasarkan hasil dari uji dengan independent sampe t-test didapatkan p value 0,000 < 0,05. Dengan demikian disimpulkan ada pengaruh media audiovisual terhadap tingkat pemahaman siswa tentang anatomi fisiologi tubuh manusia.
Hubungan Pola Pemberian Makan Dan Tingkat Pendidikan Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 12-59 Bulan Apriani Susmita Sari; Sartika, Apriana; Ikhwani, Dina Alfiana; Basuni, Hikmah Lia; Sahram, Sahram
Diagnosis Jurnal Ilmiah Kesehatan Vol. 17 No. 4 (2022): Diagnosis: Jurnal Ilmiah Kesehatan
Publisher : STIKES Nani Hasanuddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35892/jikd.v17i4.1202

Abstract

Stunting pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak Balita (Bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis, sehingga anak menjadi terlalu pendek untuk usianya. Pola makan pada balita sangat berperan penting dalam proses pertumbuhan pada balita. Jika pola makan pada balita tidak tercapai dengan baik, maka pertumbuhan balita juga akan terganggu. pendidikan orang tua juga berpengaruh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pola pemberian makanan dan tingkat pendidikan dengan kejadian Stunting pada anak usia 12-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Kabupaten Lombok Barat. Penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 29 responden dengan teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Analisis statistik menggunakan uji Fisher dan Sperman Rank dengan tingkat kepercayaan 95% (α= 0,05). Terdapat hubungan pola pemberian makan dengan kejadian stunting pada anak usia 12-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Kabupaten Lombok Barat (p=0,002). Tidak terdapat hubungan tingkat pendidikan dengan kejadian stunting pada anak usia 12-59 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Sedau Kabupaten Lombok Barat (p=0,443). Pola pemberian makan mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian stunting sedangkan pendidikan tidak berhubungan dengan kejadian stunting.
The Relationship between Nurses' Knowledge about Emergencies and Code Blue Activation Decisions Basuni, Hikmah Lia; Gusman, Yayan; Taufandas, Maruli; Apriani Susmita Sari
Babali Nursing Research Vol. 5 No. 1 (2024): January
Publisher : Babali Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37363/bnr.2024.51352

Abstract

Introduction: Code Blue is a hospital system created to overcome the high death rate due to respiratory arrest and cardiac arrest in hospitals. It involves all hospital components, including medical personnel, communication systems, transportation and facilities, and infrastructure. The initial principle of handling cardiac arrest is how nurses can recognize early signs of emergency so that the decision to activate code blue can be made. Knowledge about emergencies is a basic component that nurses must have in making blue activation code decisions. However, in its application, caring for cardiac arrest sufferers carried out by nurses is often still not appropriate. Objective: This study aims to determine the relationship between nurses' knowledge of emergencies and the decision to activate code blue. Methods: This research is a quantitative research with an analytical survey method using cross-sectional research. In this study, the non-parametric Spearman rank correlation test was carried out at the. Sampling used total sampling technique and obtained 70 respondents. Results: There is a relationship between nurses' knowledge about emergencies and the decision to activate code blue at with a significant value of p= 0,000 (p < α 0.05), r = 0.601. Conclusion: There is a relationship between nurses' knowledge about emergencies and the decision to activate code blue. Training resuscitation skills and increasing nurses' knowledge through regular training, workshops, or code blue simulations are recommended, especially for patient care units that rarely activate code blue.
Studi Kasus : Penerapan Pemberian Terapi Kompres Bawang Merah Untuk Menurunkan Suhu Tubuh Pada Balita WADI, HAMZAN; Basuni, Hikmah Lia
INDOGENIUS Vol 3 No 3 (2024): INDOGENIUS
Publisher : Department of Publication of Inspirasi Elburhani Foundation Desa. Pamokolan, Kecamatan Cihaurbeuti, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56359/igj.v3i3.393

Abstract

Tujuan: Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui “penerapan pemberian terapi kompres bawang merah untuk menurunkan suhu tubuh pada balita. Metode: Desain penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan metode pendekatan studi kasus. Hasil: Dari hasil implementasi yang sudah dilakukan peneliti pada An. ”P”, evaluasi akhir didapatkan bahwa demam yang dirasakan oleh klien dapat menurun setelah diberikan kompres bawang merah pada bagian aksila (kanan dan kiri) dan perut di diamkan selama 2 menit sebanyak 5 kali kompres atau sampai demam turun. Kesimpulan: Kompres bawang merah terbukti efektif menurunkan suhu tubuh pada balita yang mengalami demam.
The Analysis Of Stroke Patient’s Quality Of Life Based On Response Time In The Emergency Department Basuni, Hikmah Lia; Saifurrahman, Saifurrahman
JURNAL KESEHATAN PRIMER Vol 7 No 1 (2022): JKP (Jurnal Kesehatan Primer)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Kupang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31965/jkp.v7i1.582

Abstract

Background: Stroke is a neurological emergency condition that requires immediate treatment. Response time in the emergency room is the initial stage of patient handling in an effort to prevent death and disability. Disability caused in stroke patients is one of the factors that affect the patient's quality of life. This study aims to analysis of stroke patient’s quality of life based on response time in the emergency department. Methods: This study used the Cross Sectional method. The population in this study was all stroke patients who visited the emergency department of Dr. R. Soedjono Selong Hospital with a total sample of 50 patients. The quality of life of patients was measured by EuroQol with good and bad categories, Response time was categorized into fast and slow, data were analyzed using Chi Square test. Results: The sexes of the respondents were male (42%), female (58%) with a dominant age of 51-60 years (26%). The onset of attacks in the morning (58%), the average response time in the emergency room was 134 minutes with the fast category (88%). The average quality of life is 9.22 in the poor category (82%). Chi Square test showed p value 0.111 > 0.05, which means that there is no relationship between response time and the quality of life of stroke patients. Conclusion: Knowledge and understanding of early stroke symptoms is important for the community to prevent delays in patients being taken to health facilities which have an impact on the delay time in handling stroke patients. The availability of Computerized Tomography Scan (CT Scan) in health care facilities is highly recommended to support the advanced management of stroke patients. Latar Belakang: Stroke merupakan keadaan darurat neurologi yang memerlukan penanganan segera. Waktu tanggap di ruang IGD merupakan tahap awal penanganan pasien dalam upaya mencegah kematian dan kecacatan. Kecacatan yang di timbulkan pada pasien stroke menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pasien. Tujuan penelitian ini menganalisis kualitas hidup pasien Stroke berdasarkan waktu tanggap di IGD. Metode: Penelitian ini menggunakan metode Cross Sectional. Populasi dari penelitian ini adalah semua penderita stroke yang berkunjung ke IGD RSUD Dr.R. Soedjono Selong dengan total sampel 50 pasien, kualitas hidup pasien di ukur dengan EuroQol dengan katagori baik dan tidak baik, Respon time dikategorikan menjadi cepat dan lambat, data di analisis menggunakan uji Chi Square. Hasil: Jenis kelamin responden laki-laki (42%), perempuan (58%) dengan usia dominan 51-60 tahun (26%). Timbulnya serangan pada waktu pagi (58%), rata-rata waktu tanggap di ruang emergensi 134 menit dengan kategori cepat (88%). Kualitas hidup rata-rata 9,22 pada kategori tidak baik (82%). Uji Chi Square dengan p value 0,111 > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan waktu tanggap dengan kualitas hidup pasien stroke. Kesimpulan: Pengetahuan dan pemahaman tentang gejala dini Stroke penting diberikan bagi masyarakat guna mencegah keterlambatan pasien dibawa kefasilitas kesehatan yang berdampak terhadap delay time penanganan pasien stroke. Ketersediaan Computerize Tomography Scan (CT Scan) pada fasilitas pelayanan kesehatan sangat di sarankan untuk menunjang penatalaksanaan lanjut pasien Stroke.