Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENERAPAN REAKTOR PENGADUK SEBAGAI TEKNOLOGI TEPAT GUNA UNTUK PENGOLAHAN AIR LIMBAH INDUSTRI RUMAH POTONG AYAM Rositayanti Hadisoebroto; Sheilla Megagupita Putri Marendra; Olivia Seanders; Ahmad Rheza; Kendrick Kevin Kabe; Salsabila Azzahra Anjani Indradini
JUARA: Jurnal Wahana Abdimas Sejahtera Volume 6, Nomor 1, Januari 2025
Publisher : Jurusan Teknik Lingkungan Fakultas Arsitektur Lanskap dan Teknologi Lingkungan, Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/yx4gc011

Abstract

Salah satu permasalahan lingkungan di sekitar Kelurahan Angke, Kecamatan Tambora, Jakarta Barat adalah limbah industri rumah tangga pemotongan ayam. Kadar BOD, COD dan TSS pada air limbah mencapai 8.320 mg/L, 15.360 mg/L dan 240 mg/L, melebihi baku mutu air limbah Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014. Program Pengabdian Masyarakat (PKM) dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Trisakti bertujuan untuk mengelola lingkungan hidup dan meningkatkan pemberdayaan ibu-ibu PKK dalam mengelola lingkungan agar bersih dan asri. Kegiatan PKM terdiri dari: (1) FGD permasalahan lingkungan hidup dan peran para pihak; (2) sosialisasi kesehatan lingkungan; (3) pelatihan pertanian perkotaan memanfaatkan bahan pupuk hasil pengolahan air limbah; (4) pelatihan pembuatan biokoagulan dari biji kelor; (5) pelatihan penggunaan reaktor berpengaduk untuk mengolah air limbah usaha pemotongan ayam menggunakan biokoagulan biji kelor. Setelah pelatihan, ibu-ibu PKK mampu membuat biokoagulan dari biji kelor, sementara pemanfaatan teknologi tepat guna masih dipantau melalui pendampingan. Reaktor berpengaduk menggunakan 100 mL biokoagulan biji kelor mampu menurunkan kadar zat pencemar pada air limbah yaitu BOD menjadi 0,34 mg/L dan TSS 0,557 mg/L, sedangkan kadar COD masih melebihi baku mutu yaitu 640 mg/L. Dari hasil pengolahan diperoleh produk samping berupa lumpur dengan parameter COD 320 mg/L dan kekeruhan 475 NTU yang dapat dimanfaatkan sebagai pupuk sayuran dan tanaman hias. Luaran kegiatan PKM ini berupa inovasi teknologi tepat guna reaktor berpengaduk dengan biokoagulan biji kelor yang menjadi solusi pengelolaan lingkungan, peningkatan kemampuan kader PKK dalam pembuatan biokoagulan biji kelor dan pertanian perkotaan, publikasi di media massa dan artikel ilmiah, hak cipta dalam bentuk poster dan video, modul mata kuliah dan buku monograf, serta mahasiswa melaksanakan Belajar Merdeka-Kampus Merdeka dengan pengakuan 6 SKS (3 mata kuliah) pada semester berjalan.
Edukasi Pengelolaan Air Berbasis Kesehatan Lingkungan di Sekolah: Pengabdian Sheilla Megagupita Putri Marendra; Rositayanti Hadisoebroto; Ariani Dwi Astuti; Margareta Maria Sintorini; Wisely Yahya; Salsabila Azzahra Anjani Indradini; Kendrick Kevin Kabe; Noi Galuh Tjandra Kirana; Ina Rochma Retraubun
Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Vol. 4 No. 2 (2025): Jurnal Pengabdian Masyarakat dan Riset Pendidikan Volume 4 Nomor 2 (October 202
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/jerkin.v4i2.2235

Abstract

Pengelolaan air merupakan upaya sistematis dalam menjaga ketersediaan, kualitas, dan keberlanjutan sumber daya air agar dapat digunakan secara aman dan sehat. Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran siswa mengenai pentingnya pengelolaan air yang sehat dan berkelanjutan dalam lingkungan asrama. Sasaran kegiatan adalah siswa tingkat MTs (setara SMP) dan MA (setara SMA) di Pesantren Tahfizh Al-Quran Daarul Uluum Lido. Kegiatan dilakukan di masjid asrama dengan jumlah 150 siswa. Pendekatan edukatif yang digunakan meliputi penyuluhan interaktif, demonstrasi uji kulaitas air sederhana, serta diskusi kelompok terkait sanitasi, konservasi air, dan potensi pencemaran air. Sampel air diambil dari limbah Pesantren, parameter yang diuji adalah pH, padatan terlarut (TDS), dan kekeruhan untuk mengetahui kualitas fisik air tanah secara langsung. Siswa diberikan pemahaman mengenai berbagai sumber pencemar seperti limbah domestik dan kebiasaan buruk dalam penggunaan air, serta dikenalkan pada metode pengolahan air sederhana seperti teknologi wetland, pemanenan air hujan (PAH). Hasil kegiatan menunjukkan 99% siswa mengetahui pentingnya hidup bersih di Asrama, adanya peningkatan pemahaman peserta menjadi 90% mengenai teknologi PAH dan Wetland. Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam pembentukan budaya hidup bersih dan sehat berbasis partisipasi aktif di lingkungan pesantren