Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Penerapan Sleep Hygiene pada Pasien Congestive Heart Failure (CHF) dengan Gangguan Pola Tidur di Ruang Tulip Lantai 2 Septiarini, Aulya; Andayani , Sri Astutik; Sholehah , Baitus
Science: Indonesian Journal of Science Vol. 1 No. 3 (2024)
Publisher : LPPI Yayasan Almahmudi bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31004/science.v1i3.92

Abstract

Congestive Heart Failure (CHF) merupakan kondisi jantung mengalami kegagalan memompa aliran darah yang berguna untuk mencukupi kebutuhan metabolisme sel-sel didalam tubuh. Masalah kesehatan dengan penyakit Congestive Heart Failure (CHF) masih menduduki peringkat yang tinggi. Pasien dengan Congestive Heart Failure (CHF) membutuhkan tidur yang cukup dikarenakan dengan kualitas tidur yang baik akan memperbaiki sel-sel otot jantung. Salah satu terapi nonfarmakologis yang efektif untuk mengatasi gangguan pola tidur adalah terapi perilaku sleep hygiene. Terapi Sleep hygiene diupayakan dengan membina kebiasaan atau ritual yang konsisten mencakup aktivitas waktu tenang sebelum tidur sebagai pendekatan awal untuk mengatasi gangguan pola tidur dan secara umum dapat digambarkan sebagai promosi perilaku untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur yang diperoleh seorang individu setiap malam. Tujuan: untuk mengetahui penerapan sleep hygiene pada pasien congestive heart failure dengan gangguan pola tidur di ruang Tulip 2. Metode Penelitian: Laporan kasus ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan asuhan keperawatan. Subjek pada laporan kasus ini adalah pasien dengan diagnosa medis congestive heart failure yang mengalami gangguan pada pola tidurnya. Hasil Penelitian: Setelah dilakukan intervensi sleep hygiene pada pasien congestive heart failure yang mengalami gangguan pola tidur terdapat peningkatan pada kualitas tidur pasien. Kesimpulan: Melihat dari hasil laporan kasus ini, maka penerapan sleep hygiene merupakan intervensi yang tepat pada penanganan kasus congestive heart failure yangmengalami gangguan pola tidur.
Pengaruh Terapi Bermain Finger Painting dan Plastisin terhadap Perkembangan Motorik Halus Anak Prasekolah Usia 4-6 Tahun Septiarini, Aulya; Munir, Zainal; Tauriana, S.
Jurnal Penelitian Perawat Profesional Vol 6 No 5 (2024): Oktober 2024, Jurnal Penelitian Perawat Profesional
Publisher : Global Health Science Group

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37287/jppp.v6i5.4435

Abstract

Motorik halus diketahui sebagai salah satu aspek perkembangan yang sangat penting bagi anak prasekolah meskipun belum banyak yang tahu persis bagaimana memberikan pengalaman yang tepat untuk mendorong perkembangannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh terapi bermain finger painting dan plastisin terhadap perkembangan motorik halus anak prasekolah usia 4-6 tahun di TK Al-Hidayah Curah Kalak dan TK PGRI Curah Kalak Kabupaten Situbondo. Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimental dengan menggunakan rancangan pretest-posttest tanpa kelompok kontrol. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Jumlah sampel sebanyak 70 responden terbagi menjadi 2 kelompok yaitu sebanyak 35 kelompok intervensi finger painting dan 35 kelompok intervensi plastisin. Analisa data pada penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank dan uji Mann Whitney. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh terapi bermain finger painting dan plastisin terhadap perkembangan motorik halus anak prasekolah usia 4-6 tahun di TK Al-Hidayah Curah Kalak dan TK PGRI Curah Kalak Kabupaten Situbondo pada kelompok intervensi finger painting dan plastisin dengan nilai yang sama, p value 0,000 < α = 0,05 Ha diterima. Hasil Uji Mann Whitney, Asymp sig 0,599 > α = Ha ditolak H0 ditolak. Tidak ada perbedaan keefektifitasan antara kedua intervensi. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan perkembangan motorik halus anak antara sebelum dan sesudah diberikan intervensi terapi bermain finger painting dan plastisin serta kedua intervensi menunjukkan kesamaan keefektifannya.