Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Maddana: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

Bimbingan teknis pembuatan modul ajar berbasis prinsip pembelajaran diferensiasi bagi guru di Sekolah Penggerak SMAN 1 Marabahan Handayani, Eka Sri; Farial; Danu, Angga Taufan
MADDANA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): MADDANA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pembelajaran berdiferensiasi adalah suatu pendekatan yang mengakui bahwa setiap siswa memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda-beda. Dalam pembelajaran berdiferensiasi, siswa diberikan pilihan-pilihan yang bervariasi dalam hal materi pembelajaran, metode pengajaran, dan penilaian. Tujuan utama dari pembelajaran berdiferensiasi adalah untuk memastikan bahwa setiap siswa dapat mencapai potensi maksimal mereka dan merasa termotivasi dalam proses belajar. Salah satu cara untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi dalam Kurikulum Merdeka adalah dengan memberikan pilihan pada siswa dalam memilih materi pembelajaran. Siswa diberikan kebebasan untuk memilih topik yang mereka minati dan ingin pelajari lebih lanjut. Misalnya, jika ada siswa yang tertarik dengan ilmu pengetahuan alam, mereka dapat memilih untuk fokus pada mata pelajaran seperti biologi, fisika, atau kimia. Sebaliknya, jika ada siswa yang tertarik dengan seni dan musik, mereka dapat memilih untuk fokus pada mata pelajaran seperti seni rupa, tari, atau musik. Dengan memberikan pilihan ini, siswa akan lebih termotivasi untuk belajar karena mereka dapat belajar sesuai minat dan kebutuhan mereka sendiri. Modul berdiferensiasi tidak berisi rancangan sebagaimana umumnya. Sebaliknya, guru merancangnya khusus sesuai keadaan dan kebutuhan anak. Modul ini berfokus pada perkembangan mental, minat, serta bakat setiap anak. Di dalamnya, guru merencanalan program atau aktivitas yang dapat menumbuhkan kreativitas. Tentunya, semua itu mencakup berbagai gaya dan pengalaman belajar. Meskipun modul berdiferensiasi berfokus dan berorientasi pada perbedaan setiap siswa, bukan berarti guru mengajar hanya dengan mengacu satu kondisi saja. Namun, guru justru menyajikan beragam sarana dan prasarana berupa model pembelajaran. Tujuannya adalah setiap siswa menerima perlakuan khusus sesuai kebutuhannya. SMAN 1 Marabahan sudah memasuki tahun kedua dalam program sekolah penggerak dan Implementasi Kurikulum Merdeka atau IKM, dalam hal ini tentu saja seluruh tenaga pengajar di setiap sekolah dalam tahap berkembang untuk penyesuaian kurikulum Merdeka salah satunya adalah asessmen dalam gaya belajar, aplikasi pembelajaran secara berdiferensiasi dan dalam bentuk modul ajar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini mempunyai tiga metode pelaksanaan yaitu seperti (1) pretest; (2) ceramah, dan (3) posttest. Khalayak sasaran pada kegiatan ini adalah 42 orang Peserta terdiri dari guru-guru baik guru penggerak dan yang belum menjadi guru penggerak. Usulan Proposal pengabdian kepada masyarakat dibiayai sebesar Rp. 3.000.000,- dari dana APBU UNISKA Tahun Akademik 2023/2024. Luaran PKM ini meliputi: (1) Publikasi jurnal; (2) video youtube; dan (3) publikasi media instagram @prodibkuniskamab.
Workshop in house training asesmen diagnostik gaya belajar bagi guru di Sekolah Penggerak SMAN 1 Anjir Muara Farial; Handayani, Eka Sri; Danu, Angga Taufan
MADDANA Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 4 No 1 (2024): MADDANA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Islam 45 Bekasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kegiatan ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pelaksanaan Workshop In House Training Asesmen Diagnostik Gaya Belajar bagi guru di SMAN 1 Anjir Muara, salah satu Sekolah Penggerak yang telah mengimplementasikan Kurikulum Merdeka. Asesmen diagnostik memainkan peran penting dalam membantu guru memahami karakteristik belajar siswa, termasuk kelemahan, kekuatan, minat, motivasi, serta gaya belajarnya. Dengan pemahaman tersebut, guru dapat menyesuaikan metode pembelajaran yang lebih efektif dan responsif terhadap kebutuhan siswa. Workshop ini dilaksanakan selama 40 jam dengan metode partisipatif, melibatkan 22 guru, dan menggunakan berbagai pendekatan, seperti ceramah, simulasi, dan praktik langsung. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan signifikan pada pemahaman dan keterampilan guru dalam menerapkan asesmen diagnostik serta menyusun rencana pembelajaran berbasis gaya belajar siswa. Kesimpulannya, workshop ini berhasil memperkuat kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang adaptif, inovatif, dan berpusat pada siswa sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka.