Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Bioremediasi Cemaran Tanah Menggunakan Biostimulant Isnaeni, Isnaeni; Calvina, Aisha Bella; Ardiana, Alma Dita; Azzahra, Chofifatus Solecha; Santosa, Nadya Rachmania; Miladya, Nanda Fadlilatul; Anwar, Nazwa Zahira
Camellia : Clinical, Pharmaceutical, Analytical and Pharmacy Community Journal Vol 3 No 2 (2024): Camellia (Clinical, Pharmaceutical, Analytical, and Pharmacy Community Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/cam.v3i2.24664

Abstract

Semakin meningkatnya perhatian dalam bioremediasi adalah penggunaan biostimulan yang dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme dalam tanah dan mempercepat proses degradasi kontaminan. Bioremediasi adalah proses biologis yang melibatkan penggunaan mikroorganisme, tanaman, atau enzim untuk mendekomposisi, menetralkan, atau menghilangkan kontaminan dari lingkungan tercemar, terutama dari tanah, air, dan udara. Bioremediasi secara in-situ adalah biodegradasi oleh mikroba pada kontaminasi dalam matriks tanah bawah permukaan dan dapat diolah di lokasi terjadinya cemaran. Bioremediasi secara ex-situ memerlukan penggalian tanah yang terkontaminasi dan dilakukan di luar lokasi terjadinya cemaran. Teknik ex-situ tidak digunakan pada tanah yang berada di pusat kota ataupun di bawah bangunan, karena membutuhkan ruang penggalian yang cukup besar. Cemaran tanah dapat didefinisikan sebagai suatu zat dalam tanah pada konsentrasi yang lebih tinggi dari biasanya oleh bahan limbah yang memiliki dampak merugikan kesehatan manusia dan ekosistem. Bahan limbah umumnya dibuang ke perairan sebagai cairan, di mana sebagian dapat larut, sementara yang lainnya dapat mengendap di permukaan tanah, kemudian meresap ke dalam dan mencemari tanah. Cemaran kemudian dapat bergerak lebih dalam ke lapisan tanah melalui proses perkolasi, yang bergerak dari lokasi dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi lebih rendah. Pergerakan cemaran melalui perkolasi dapat menyebabkan pencemaran air tanah, yang merupakan sumber vital bagi banyak ekosistem dan pemukiman manusia. Biostimulan Organic Waste (BOW) berbahan baku sampah organik pasar memiliki nilai unsur-unsur C-organik, N, P dan K yang tinggi. Nilai unsur-unsur telah memenuhi persyaratan teknis minimal pupuk cair organik dan pembenah tanah.
Bioremediasi Cemaran Tanah Menggunakan Biostimulant Isnaeni, Isnaeni; Calvina, Aisha Bella; Ardiana, Alma Dita; Azzahra, Chofifatus Solecha; Santosa, Nadya Rachmania; Miladya, Nanda Fadlilatul; Anwar, Nazwa Zahira
Camellia : Clinical, Pharmaceutical, Analytical and Pharmacy Community Journal Vol 3 No 2 (2024): Camellia (Clinical, Pharmaceutical, Analytical, and Pharmacy Community Journal)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/cam.v3i2.24664

Abstract

Semakin meningkatnya perhatian dalam bioremediasi adalah penggunaan biostimulan yang dapat meningkatkan aktivitas mikroorganisme dalam tanah dan mempercepat proses degradasi kontaminan. Bioremediasi adalah proses biologis yang melibatkan penggunaan mikroorganisme, tanaman, atau enzim untuk mendekomposisi, menetralkan, atau menghilangkan kontaminan dari lingkungan tercemar, terutama dari tanah, air, dan udara. Bioremediasi secara in-situ adalah biodegradasi oleh mikroba pada kontaminasi dalam matriks tanah bawah permukaan dan dapat diolah di lokasi terjadinya cemaran. Bioremediasi secara ex-situ memerlukan penggalian tanah yang terkontaminasi dan dilakukan di luar lokasi terjadinya cemaran. Teknik ex-situ tidak digunakan pada tanah yang berada di pusat kota ataupun di bawah bangunan, karena membutuhkan ruang penggalian yang cukup besar. Cemaran tanah dapat didefinisikan sebagai suatu zat dalam tanah pada konsentrasi yang lebih tinggi dari biasanya oleh bahan limbah yang memiliki dampak merugikan kesehatan manusia dan ekosistem. Bahan limbah umumnya dibuang ke perairan sebagai cairan, di mana sebagian dapat larut, sementara yang lainnya dapat mengendap di permukaan tanah, kemudian meresap ke dalam dan mencemari tanah. Cemaran kemudian dapat bergerak lebih dalam ke lapisan tanah melalui proses perkolasi, yang bergerak dari lokasi dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi lebih rendah. Pergerakan cemaran melalui perkolasi dapat menyebabkan pencemaran air tanah, yang merupakan sumber vital bagi banyak ekosistem dan pemukiman manusia. Biostimulan Organic Waste (BOW) berbahan baku sampah organik pasar memiliki nilai unsur-unsur C-organik, N, P dan K yang tinggi. Nilai unsur-unsur telah memenuhi persyaratan teknis minimal pupuk cair organik dan pembenah tanah.
Pengetahuan dan Perilaku Ibu Rumah Tangga terhadap Penggunaan Obat Bahan Alam sebagai Terapi Konstipasi Putri, Sukma Isna Rahma; Rarasati, Putri; Siregar, Miranda Yosephine Saulina; Fitriyah, Arina Wilda; Zahra, Fathimatuz; Wulandari, Melly; Aqilah, Nida Faizatul; Agustia, Syafa Habiba; Munawaroh, Putri Dinatul; Ardiana, Alma Dita; Santosa, Nadya Rachmania; Amalia, Diagram Fuzzy; Nugraheni, Gesnita; Zairina, Elida
Jurnal Farmasi Komunitas Vol. 12 No. 2 (2025): JURNAL FARMASI KOMUNITAS
Publisher : Universitas Airlangga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.20473/jfk.v12i2.74014

Abstract

Konstipasi dapat ditangani dengan penggunaan obat bahan alam seperti herbal atau jamu. Obat bahan alam dapat dipilih karena kemudahan untuk mendapatkannya, harganya terjangkau, dan jarang menimbulkan efek yang merugikan. Pengetahuan masyarakat tentang obat bahan alam berperan penting dalam menentukan tingkat penggunaannya terutama pada ibu rumah tangga karena perannya dalam menentukan terapi untuk keluarganya. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan perilaku ibu rumah tangga terhadap penggunaan obat bahan alam sebagai terapi konstipasi. Penelitian dilakukan dengan studi observasional menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan teknik accidental sampling pada ibu rumah tangga di Surabaya. Pengumpulan data dilakukan secara luring. Analisis data dilakukan secara deskriptif dan analitik dengan membuat tabel distribusi frekuensi, uji normalitas Kolmogorov-Smirnov, dan uji korelasi Spearman. Penelitian ini diikuti oleh 132 responden yang memenuhi kriteria inklusi. Dari hasil penelitian mengenai tingkat pengetahuan dan perilaku, 57% ibu rumah tangga termasuk kategori pengetahuan sedang dan 74% memiliki perilaku positif. Selain itu, terdapat hubungan signifikan antara pengetahuan dan perilaku terhadap penggunaan obat bahan alam (p=0,015; r=0,211). Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan program promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu rumah tangga mengenai obat bahan alam agar penggunaannya sebagai terapi konstipasi meningkat.