Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Health Education For Early Awareness in Maintaining Oral Health For Students at PPTQ Hasan Munadi Islamic Boarding School, Ponorogo, East Java: Edukasi Peningkatan Kesadaran Sejak Dini Santri Santriwati dalam Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut, Pondok Pesantren PPTQ Hasan Munadi, Ponorogo, Jawa Timur Puspitasari, Yeni; Alam, Sabda; Desi, Febria; Artanty, Dian; Anindya, Cinitra; Cahyo, Adi; Zahratur, Anindita; Fitri, Bingah; Mustriana, Ratna; Kusuma, Febriyanti; Yulviyanti, Anita; Sutowijoyo, Aryo; Surya, Rangga; Rahmatari, Bandaru; Nerito, Prima; Dewita, Meirna; Gayatri, Khamila
Journal of Community Empowerment for Multidisciplinary (JCEMTY) Vol. 2 No. 2 (2024): November (2024)
Publisher : KHD Production

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53713/jcemty.v2i2.269

Abstract

PPTQ Hasan Munadi is an Islamic boarding school located in Badengan District, Ponorogo, East Java. The journey to the school requires a long travel distance, with winding roads and a considerable distance from the city. This situation leads to limited healthcare facilities, particularly dental clinics, and infrequent oral health education activities in the surrounding area. As a result, many students at the boarding school have a limited understanding of the importance of maintaining oral health, including the proper techniques for brushing teeth. The aim of the health education program at Pondok Pesantren PPTQ Hasan Munadi is to provide dental and oral health education and training to students from an early age (7-9 years old). This health education program used pre-post test to asses the program’s success. Before the health education intervention, students are given a pre-test. Following this, an educational session is conducted using a lecture method supported by media such as a phantom, video, and flipchart. Next session, a post-test is administered to assess any changes in the students' knowledge about maintaining oral health. Data analysis reveals that 49% of the students had a moderate level of knowledge regarding dental and oral health before the intervention. After the educational session, there was an increase of 7.3% in the number of students who achieved a good level of knowledge. This program indicates a significant improvement in the students' knowledge regarding oral health following the educational intervention.
Lactobacillus Sp. Di Rongga Mulut: Patogen Atau Probiotik? Rahmatari, Bandaru; Wahyuni, Ratna; Alfedo, James Kevin; Winarno, Indah Dwi; Sari, Meirna Dewita; Mustriana, Ratna
Jurnal Medika Malahayati Vol 9, No 3 (2025): Volume 9 Nomor 3
Publisher : Universitas Malahayati

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/jmm.v9i3.21440

Abstract

Lactobacillus sp. menunjukkan peran ganda sebagai patogen dan probiotik dalam rongga mulut. Beberapa spesies tertentu, seperti L. casei, L. paracasei, dan L. rhamnosus, sering dikaitkan dengan perkembangan karies gigi karena kemampuannya sebagai asidogenik dan pembentuk biofilm, yang memungkinkan berkembang biak dengan baik di lingkungan dengan pH rendah dan berkontribusi pada demineralisasi gigi. Sebaliknya, spesies lain seperti L. crispatus, L. salivarius, dan L. gasseri menunjukkan sifat probiotik yang signifikan, termasuk penghambatan patogen oral utama (misalnya, Streptococcus mutans dan Porphyromonas gingivalis), pengurangan inflamasi, dan peningkatan imunitas mukosa mulut. Strain probiotik Lactobacillus dapat memulihkan keseimbangan mikroba, menghasilkan zat antimikroba seperti asam organik, hidrogen peroksida, dan bakteriosin, serta membentuk biofilm pelindung yang membatasi kolonisasi patogen. Dampak Lactobacillus pada rongga mulut sangat bergantung pada strain dan konteksnya, dengan beberapa strain meningkatkan kesehatan mulut sementara yang lain dapat memperburuk penyakit. Dengan demikian, aplikasi probiotik Lactobacillus yang ditargetkan memberikan harapan untuk mencegah dan mengelola penyakit mulut, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengklarifikasi mekanisme dan memastikan keamanan secara klinis.