Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Planktonic Foraminifera Biostratigraphy Of Taeno Limestone, Ambon, Maluku Province, Indonesia Zulfiah; Aponno, Sanny V.; Elly, Erfin
Journal of Geoscience, Engineering, Environment, and Technology Vol. 9 No. 04 (2024): JGEET Vol 09 No 04 : December (2024)
Publisher : UIR PRESS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25299/jgeet.2024.9.04.15808

Abstract

The limestone became exposed to the surface because of an uplift event during the Quaternary period. This study aims to determine the age of limestone outcrops in the Taeno Traverse using planktonic foraminifera. This research located in Negeri Rumah Tiga, Teluk Ambon District, Ambon City. Field observations and laboratory analysis comprise the two steps of the study methodology. Employ the measuring section approach to gather detailed data in the field. There are 12 layers in the track, totaling 5.34 meters in thickness and 16.5 meters in length. Foraminifera samples prepared in the laboratory using H2O2 extraction and each sample's planktonic foraminifera taxa were identified. Nineteen samples were processed and confirmed to be fossilized planktonic foraminifera. A binocular stereo microscope with a 40x magnification used to analyze the data. The Taeno traverse is composed of calcarenite, a type of clastic limestone. The main characteristics include brownish-grey color, good sorting, sand particle size, open packing, and rounded-subrounded grain shape. Based on the identification results, 30 taxa of planktonic foraminifera fossils were found. The species with the highest abundance are Globorotalia tumida tumida, Globorotalia menardii menardii, Neogloboquadrina incompta, Pulleniatina obliquiloculata, Orbulina universa, Globigerinoides tenellus, and Spaerodinella deshiscens. According to the biodatum results, the Taeno Traverse is part of the Globorotalia ttruncatulinoides truncatulinoides zone with Globigerinella calida calida, Globorotalia tosaensis tosaensis, and Globorotalia crassaformis crassaformis sub-biozonation. This zone shows the age range of N21-N23, or equivalent to the Pleistocene. 
Peningkatan Pengetahuan Tentang Mitigasi Bencana Alam Di SMA Negeri 13 Ambon Limehuwey, Resti; Patty, Philipus Josepus; Multi, Warni; Kotarumalos, Sitti Hafsa; Ramadhan, Aditya; Bahri, Samsul; Kololu, Micky; Hutagalung, Robert; Elly, Erfin
Innovation for Community Service Journal Vol 2 No 2 (2024): Oktober 2024
Publisher : Department of Chemistry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/icsj.v2i2.15081

Abstract

Kota Ambon adalah ibuktota provinsi Maluku yang sangat aktif secara tektonik karena terletak pada pertemuan lempeng tektonik. Posisi ini menjadikannya daerah yang sangat rentan terhadap berbagai jenis bencana alam. Untuk menghadapi risiko ini, maka diperlukan Pengetahuan tentang mitigasi dan dampak bencana, terutama bagi pelajar yang merupakan generasi penerus dan bagian penting dalam upaya kesiapsiagaan bencana. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswa di SMA Negeri 13 Ambon mengenai mitigasi bencana alam. Tujuan spesifiknya meliputi peningkatan pemahaman siswa tentang jenis-jenis bencana yang mungkin terjadi, teknik mitigasi yang efektif, dan tindakan darurat yang perlu diambil dalam menghadapi bencana. Kegiatan ini dilakukan dengan metode ceramah/penyuluhan oleh tim dosen kepada para siswa di depan kelas. Hasil dari kegiatan ini terlihat dari antusiasme para siswa dalam mengajukan berbagai pertanyaan terkait materi yang disampaikan. Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa di Sekolah memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang mitigasi bencana. Tidak hanya meningkatkan kesiapsiagaan individu tetapi juga menyebarluaskan informasi ke komunitas. Upaya ini merupakan langkah penting dalam mempersiapkan generasi muda menghadapi tantangan bencana di masa depan.
Aplikasi Direct Principal Component Analysis untuk Analisis Sebaran Deposit Nikel Laterit di Kabupaten Seram Bagian Barat-Provinsi Maluku Elly, Erfin; Aponno, Sanny Virginia
Tanah Goyang : Jurnal Geosains Vol 1 No 2 (2023): Tanah Goyang : Jurnal Geosains
Publisher : Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/tanahgoyang.1.2.106-117

Abstract

Pemetaan mineral alterasi hidrotermal dengan metode penginderaan jauh pada daerah bervegetasi seringkali mendapat gangguan dalam mendeteksi keberadaan endapan mineral, hal ini dikarenakan adanya kemiripan kurva spectral vegetasi dengan kelompok mineral pada citra, yang berakibat kurang akurasi pemetaan. Dari penelitian ini Kerapatan vegetasi yang didapatkan melalui citra satelit pada wilayah penelitian memiliki indeks antara 0,09 – 0,70. Berdasarkan rentan nilai tersebut kondisi kerapatan vegetasi dibagi menjadi tiga kelas yaitu, rendah (< 0,30), sedang (0,30 – 0,60) dan tinggi (> 0,60). menggunakan defoliant technique yaitu metode yang digunakan untuk meningkatkan respon spektral dari mineral permukaan yang didasarkan pada reflektansi (pantulan cahaya) respon spektral mineral dengan vegetasi. Untuk mineral hematite dan goethite digunakan rasio saluran 1:2 dan 4:3 di mana respon spektral masing-masing mineral pada panjang gelombang 0,4 – 2,5 µm Hasilnya diperoleh bahwa indikasi kehadiran deposit nikel laterit berasosiasi variable fisik sebagai berikut: batuan induk berupa batuan Ultramafik dan Kompleks Taunusa (batuan metamorf), kerapatan vegetasi rendah (NDVI < 0,3), Untuk memperoleh akurasi ekstraksi area sampel (training area) sebagai acuan piksel yang mengandung mineral permukaan. Ketiga, klasifikasi terbimbing (supervised classification) citra hasil olahan, sehingga dapat diperoleh peta zona mineral permukaan.
Aplikasi Direct Principal Component Analysis untuk Analisis Sebaran Deposit Nikel Laterit di Kabupaten Seram Bagian Barat-Provinsi Maluku Elly, Erfin; Aponno, Sanny Virginia
Tanah Goyang : Jurnal Geosains Vol 1 No 2 (2023): Tanah Goyang : Jurnal Geosains
Publisher : Program Studi Teknik Geofisika, Universitas Pattimura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30598/tanahgoyang.1.2.106-117

Abstract

Pemetaan mineral alterasi hidrotermal dengan metode penginderaan jauh pada daerah bervegetasi seringkali mendapat gangguan dalam mendeteksi keberadaan endapan mineral, hal ini dikarenakan adanya kemiripan kurva spectral vegetasi dengan kelompok mineral pada citra, yang berakibat kurang akurasi pemetaan. Dari penelitian ini Kerapatan vegetasi yang didapatkan melalui citra satelit pada wilayah penelitian memiliki indeks antara 0,09 – 0,70. Berdasarkan rentan nilai tersebut kondisi kerapatan vegetasi dibagi menjadi tiga kelas yaitu, rendah (< 0,30), sedang (0,30 – 0,60) dan tinggi (> 0,60). menggunakan defoliant technique yaitu metode yang digunakan untuk meningkatkan respon spektral dari mineral permukaan yang didasarkan pada reflektansi (pantulan cahaya) respon spektral mineral dengan vegetasi. Untuk mineral hematite dan goethite digunakan rasio saluran 1:2 dan 4:3 di mana respon spektral masing-masing mineral pada panjang gelombang 0,4 – 2,5 µm Hasilnya diperoleh bahwa indikasi kehadiran deposit nikel laterit berasosiasi variable fisik sebagai berikut: batuan induk berupa batuan Ultramafik dan Kompleks Taunusa (batuan metamorf), kerapatan vegetasi rendah (NDVI < 0,3), Untuk memperoleh akurasi ekstraksi area sampel (training area) sebagai acuan piksel yang mengandung mineral permukaan. Ketiga, klasifikasi terbimbing (supervised classification) citra hasil olahan, sehingga dapat diperoleh peta zona mineral permukaan.
Pengembangan Desa Wisata Berbasis Pemetaan Digital Di Desa Rumahkay Kabupaten Seram Bagian Barat Elake, Alexander Yosep; Akyuwen, Frandy; Elly, Erfin; Awayal, Dion Dollan
KOMUNITA: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat Vol 4 No 4 (2025): November
Publisher : PELITA NUSA TENGGARA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.60004/komunita.v4i4.342

Abstract

Maluku merupakan daerah kepulauan dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, seperti gunung, pantai, hutan tropis, dan terumbu karang yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai objek wisata. Salah satu wilayah yang menjanjikan adalah Desa Rumahkay di Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat. Desa ini memiliki potensi alam berupa hasil hutan, perkebunan, pantai, dan air terjun. Namun, potensi tersebut belum banyak diketahui masyarakat luas sehingga pengembangan Desa Rumahkay sebagai destinasi wisata masih kurang terpublikasi. Untuk menjawab permasalahan tersebut, dilaksanakan Program Kemitraan Masyarakat (PKM) dengan tujuan menerapkan teknologi digital berupa GPS, Avenza Map, dan ArcGIS dalam pemetaan potensi sumber daya alam. Kegiatan ini menghasilkan peta informatif yang menunjukan potensi sumber daya alam Desa Rumahkay terutama objek wisata alam. Metode pelaksanaan mencakup sosialisasi, pelatihan pemetaan menggunakan GPS dan Avenza Map, dan survei pemetaan lapangan. Melalui pemetaan berbasis perangkat digital, berbagai potensi wisata alam Desa Rumahkay dapat terdokumentasi secara sistematis. Beberapa produk yang dihasilkan dari kegiatan ini meliputi peta jalur objek wisata alam air terjun yang menampilkan informasi grafis jalur tercepat menuju objek wisata alam tersebut serta peta fasilitas umum yang menggambarkan mengenai sebaran infrastruktur dan sarana pendukung yang tersedia bagi masyarakat maupun wisatawan. Adapun hasil evaluasi dari pelaksanaan kegiatan ini menunjukkan melalui metode pelatihan secara langsung (learning by doing) mampu secara signifikan meningkatkan pemahaman masyarakat dan ketertarikan masyarakat terhadap pengembangan Desa Rumahkay sebagai desa wisata yang berkelanjutan.