Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Usaha Online Berdasarkan Prinsip Prinsip Ekonomi Syariah Restia Gustiana; Fitri Saghanta; Maria Ulfa
Pengabdian Masyarakat Sumber Daya Unggul Vol. 2 No. 4 (2024): Volume 2 Nomor 4 Tahun 2024
Publisher : Lembaga Penelitian dan Publikasi Ilmiah, Yayasan Almahmudi Bin Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37985/pmsdu.v2i4.830

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui para pengusaha online bermuamalah berdasakan prinsip-pinsip syariah khususnya bagi pelaku usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Diketahui bahwa 46 juta UMKM merupakan industri rumahan yang sekitar 60 persen pengelolanya adalah kaum perempuan. Berdasarkan data tersebut, dapat terlihat bahwa perempuan selain memiliki kuantitas yang banyak namun juga menunjukkan bahwa sesungguhnya wanita memiliki potensi yang besar untuk berkecimpung dalam dunia bisnis, tidak terkecuali ibu rumah tangga. Di era berkembanganya teknologi digital sekarang ini dan setelah pandemic covid melanda, dimana tidak sedikit masyarakat yang mengalami kehilangan pekerjaan atau penghasilan. Jika hanya menjadi ibu rumah tangga yang sebagian besar waktunya di rumah saja memiliki tantangan yang berat. Segi ekonomi, psikologis, dan juga sosial memberikan reaksi yang pro dan kontra. Seorang ibu rumah tangga berjualan dan berdaya ekonomi dilakukan untuk menambah pundi-pundi keuangan bagi keluarganya. Ibu – Ibu Majelis ta’lim musholla al barkah berjumlah 20 orang. Musholla al barkah terletak di perumahan Pondok Fauzi 3 Jalan Kavling DPR Serua Bojongsari, Depok. Berdasarkan wawancara yang dilakukan tim pengabdi, modal yang didapat oleh usaha rumahan ini sebagian besar hanya mengandalkan pendapatan dari suami. Selain itu, hampir seluruh ibu – ibu ini memiliki usaha yang dilakukan secara tradisional. Fakta tersebut menjadikan bahwa minimnya modal dan ruang gerak yang terbatas, karena mereka tidak bisa berada jauh dari rumah dan tidak terdapat variasi dalam pemasaran, mengakibatkan wirausaha yang mereka lakukan tidak begitu berhasil “prima” bahkan sampai gulung tikar karena tidak dapat bertahan atau tidak mendapatkan tambahan konsumen baru. Permasalahan lain yang dihadapi oleh mitra adalah minimnya  pengetahuan  serta  pelatihan  yang  di  dapatkan  oleh  Ibu Rumah Tangga baik pengusaha maupun calon  pengusaha  tentang bagaimana memulai usaha dengan  prinsip ekonomi Syariah. Oleh sebab itu, salah satu upaya untuk memecahkan permasalahan serta meninggikan pencapaian omzet dan memperluas jangkauan pembeli/pelanggan adalah dengan mengangkat bisnis tradisional untuk masuk ke dalam bisnis atau usaha basis web/online. Dengan cara seperti ini, seorang ibu rumah tangga yang produktif dimana tetap bisa menjalani aktifitas mengurus rumah dan anak-anak namun juga tetap bisa berkarya sekaligus memiliki penghasilan tambahan.
Edukasi Kewirausahaan Syariah: Membangun Mindset dan Motivasi Berwirausaha di MA Daarul Hikmah Restia Gustiana; Najikha Akhyati; Maharani
Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Vol 6 No 3 (2025): Abdi Laksana : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Publisher : LPPM Universitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/abdilaksana.v6i3.53844

Abstract

ABSTRAK Tantangan ekonomi global dan tingginya kebutuhan hidup menuntut generasi muda untuk tidak hanya mengandalkan pendidikan formal, tetapi juga mengembangkan kemandirian finansial. Kewirausahaan menjadi salah satu pilar penting untuk menjawab tantangan ini. Namun, observasi awal di MA Daarul Hikmah Pamulang menunjukkan dua masalah utama: (1) rendahnya pengetahuan siswa tentang prinsip dan peluang berwirausaha, dan (2) kurangnya motivasi untuk memulai usaha sejak dini. Melalui metode ceramah interaktif dan diskusi partisipatif, kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan motivasi kewirausahaan kepada 30 siswa. Hasil evaluasi kegiatan menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam pemahaman peserta mengenai esensi kewirausahaan dan cara memulai usaha. Selain itu, teramati pula peningkatan motivasi serta kepercayaan diri mereka untuk segera mempraktikkan ilmu yang didapatkan dengan memulai bisnis sendiri. Kegiatan ini membuktikan bahwa intervensi edukasi yang terstruktur dapat menjadi katalis efektif dalam menumbuhkan minat dan kesiapan berwirausaha di kalangan pelajar, sekaligus membekali mereka dengan perspektif baru untuk mencapai kemandirian finansial di era digital.
Gender Justice in Child Custody Disputes: The Maqāṣid al-Sharī‘ah Approach in Contemporary Judicial Practice Farida Nurun Nazah; Restia Gustiana; Tobibatus Saadah; Ahmad Suryadi
MILRev: Metro Islamic Law Review Vol. 4 No. 2 (2025): MILRev: Metro Islamic Law Review
Publisher : Faculty of Sharia, IAIN Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32332/milrev.v4i2.10790

Abstract

Child custody disputes (ḥaḍānah) after divorce are a key issue in discussions of gender justice in Islamic family law, especially in Muslim-majority countries, including Indonesia. In this context, this study examines sixteen child custody decisions issued by religious courts in the Banten region, examining how the principles of maqāṣid al-sharī‘ah are applied in legal deliberations and the extent to which these decisions reflect the principles of gender justice and the best interests of the child. Using an integrated socio-legal approach and content analysis, this study examines the construction of legal reasoning from the decisions' content and the surrounding social context. Research findings indicate a shift in the legal reasoning of some judges towards a more substantive and contextual approach, taking into account the emotional, psychological, and social dimensions of children within the framework of hifẓ an-nafs and hifẓ annNasl. However, gender bias remains, including a tendency to place a higher burden of proof on mothers than fathers, and the influence of economic factors, which often outweigh the emotional well-being of the child. This study highlights the essence of incorporating the maqāṣid al-sharīʻah paradigm into judicial practice to ensure fair, responsive, and child-centered decisions. In addition to making a conceptual contribution to the reform of Islamic family law grounded in maqāṣid values, this study also recommends applying more appropriate jurisprudential guidelines to judges in adjudicating haḍānah cases, thereby consistently upholding the principles of substantive justice and gender equality.